Newcastle dan Aston Villa Terhambat, Siapa Diuntungkan?
3 min read
Newcastle dan Aston Villa Terhambat, Siapa Diuntungkan? – Newcastle United menemukan sorotan dikala mereka tidak cuma berjuang keras dalam kompetisi, namun pula mengalami keterbatasan keuangan akibat ketentuan Premier League yang dikira oleh sebagian pihak selaku penghambat, paling utama untuk klub yang mau bersaing dengan“ 6 besar” liga.
Pembatasan tersebut, yang melarang kerugian lebih dari Rp 2, 14 Trilyun sepanjang 3 tahun, memforsir Newcastle buat membiasakan strategi keuangannya supaya tidak terserang sanksi.
Ahli keuangan sepak bola, Kieran Maguire, membagikan kritik tajam terhadap batas kerugian ini, menyebutnya selaku“ ketentuan yang konyol”. Baginya, ketentuan ini diperkenalkan lebih dari satu dekade yang kemudian serta tidak lagi relevan dengan keadaan ekonomi dikala ini, paling utama mengingat tingkatan inflasi yang signifikan. Maguire menganjurkan kalau batas kerugian wajib diperbarui buat mencerminkan inflasi serta keadaan ekonomi yang berganti.
Sepanjang masa panas, Aston Villa jadi salah satu klub yang aktif dalam mendesak pergantian batasan kerugian, menganjurkan batasan baru sebesar Rp 2, 75 Trilyun buat mencerminkan panduan inflasi dari Bank of England.
Sayangnya, upaya mereka menemui hambatan, serta pengajuan tersebut kesimpulannya ditolak. Owner Villa, Nassef Sawiris, apalagi memikirkan aksi hukum selaku upaya melawan ketentuan ini.
Semenjak diambil alih oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi pada tahun 2021, Newcastle menghabiskan dana besar buat menguatkan regu. Tetapi, kegiatan transfer mereka terkendala oleh ketentuan Profitabilitas serta Keberlanjutan Premier League.
Dampaknya, Newcastle wajib membebaskan sebagian pemain, semacam Elliot Anderson serta Yankuba Minteh, supaya senantiasa terletak dalam batasan kerugian yang diperbolehkan serta menjauhi resiko pengurangan poin.
Dalam pemikiran Maguire, ketentuan ini dirancang bukan buat membenarkan keberlanjutan finansial, namun buat melindungi supaya“ 6 besar” senantiasa dominan. Ia berkomentar kalau pembatasan keuangan semacam ini tidak cuma tidak logis namun pula menghalangi kesempatan klub- klub semacam Villa serta Newcastle buat tumbuh serta bersaing di tingkatan yang lebih besar.
Maguire berargumen kalau ketentuan ini seolah- olah melindungi eksklusivitas klub- klub besar serta membatasi timbulnya pesaing baru yang bisa menggoyahkan dominasi yang telah terdapat.
Maguire menarangkan kalau bila batas kerugian sebesar Rp 2, 14 Trilyun dihitung ulang bersumber pada pemasukan klub Liga Primer dikala ini, hingga sepatutnya nilai tersebut bertambah jadi dekat Rp 5 Trilyun.
Perihal ini membuat sebagian klub bingung menimpa sanksi yang hendak dijatuhkan kepada klub lain yang melanggar batas kerugian, semacam Everton ataupun Nottingham Forest. Ia menyebut kalau ancaman pengurangan poin nyaris tidak bisa jadi terjalin bila memikirkan keadaan keuangan yang berlaku.
Butuh Diperlonggar
Tidak hanya itu, Maguire menekankan kalau bila ketentuan ini diperlonggar, klub semacam Aston Villa serta Newcastle hendak mempunyai peluang buat berinvestasi lebih banyak dalam pengembangan regu mereka.
2 menyoroti kalau para owner klub ini tertarik buat melaksanakan investasi lebih lanjut, tetapi sayangnya terhambat oleh ketentuan Premier League.
Maguire pula menegaskan hendak resiko yang bisa jadi terjalin bila ketentuan tersebut dibiarkan begitu saja. Ia berikan contoh permasalahan ITV Digital, kala jaringan tv tersebut bangkrut serta mempengaruhi finansial klub- klub sepak bola di Inggris.
Baginya, bila skenario seragam terjalin, banyak klub Premier League yang hendak terletak dalam posisi rentan. Walaupun resiko tersebut tidak berarti kalau klub tidak boleh menggunakan pendanaan dari industri Televisi, namun Maguire merasa terdapat banyak perihal yang butuh dipertimbangkan kembali dalam kebijakan ini.
Selaku akibat dari pembatasan ini, Newcastle serta Aston Villa, walaupun mempunyai tekad yang besar serta sukses lolos ke Liga Champions, senantiasa wajib memperhitungkan keuangan mereka secara hati- hati.
Kesuksesan mereka di lapangan, bagi Maguire, tidak sepatutnya terhambat oleh ketentuan yang telah usang serta tidak mencerminkan kenyataan ekonomi terbaru. Ini ialah isu yang mencuat serta menuai perdebatan di golongan fans dan pihak klub yang menuntut pergantian lebih relevan supaya kompetisi senantiasa adil serta kompetitif.