Roberto Mancini Bicara Soal Juventus, Kepemimpinan yang Ideal
2 min read
Roberto Mancini Bicara Soal Juventus, Kepemimpinan yang Ideal – Roberto Mancini mengomentari berita yang mengaitkan dirinya dengan Juventus dan mangulas perbandingan bekerja di Italia serta Inggris. Ia pula menarangkan pemikirannya tentang kepemimpinan yang sempurna dalam dunia sepak bola.
Mancini pernah berhubungan dengan posisi pelatih Juventus sehabis Thiago Motta diberhentikan. Tetapi, posisi tersebut kesimpulannya diisi oleh Igor Tudor. Disebut- sebut, Mancini tidak tertarik dengan kontrak jangka pendek sampai akhir masa, yang jadi salah satu alibi ia tidak mengambil pekerjaan itu.
Dalam suatu kegiatan bersama para mahasiswa, Mancini menanggapi bermacam persoalan seputar strategi kemenangan serta kepemimpinan. Kala ditanya tentang suasana yang dirasakan Motta di Juventus, dia melaporkan kalau dirinya tidak mengenali secara tentu apa yang terjalin.
Menimpa aspek yang ia pertimbangkan saat sebelum menerima tawaran melatih, Mancini mengatakan kalau dia butuh menguasai area kerja, orang- orang yang hendak bekerja dengannya, dan kebijakan klub terpaut perekrutan pemain serta anggaran belanja.
Ia menekankan kalau seseorang pelatih mempunyai tanggung jawab besar, serta bila regu tidak tampak baik, hingga normal bila pelatih yang lebih dahulu disalahkan. Baginya, klub sepatutnya membagikan waktu kepada pelatih buat membangun regu.
Tekanan Besar di Italia
Ia pula menyoroti kalau di Italia, bila hasil kurang memuaskan dalam 6 bulan awal, posisi pelatih langsung jadi bahan perdebatan. Perihal tersebut saat ini mulai terjalin pula di Inggris, di mana tekanan terhadap pelatih terus menjadi bertambah.
Mancini yang sempat melatih Manchester City menguasai betul perbandingan antara sepak bola Inggris serta Italia. Ia menarangkan kalau di Inggris, seseorang manajer mempunyai wewenang penuh, mulai dari merancang taktik sampai mengendalikan ekspedisi regu.
Dikala itu, tidak terdapat direktur berolahraga, sehingga seluruh keputusan terletak di tangan manajer. Dia menyangka sistem tersebut tidak senantiasa kurang baik, sebab membagikan kebebasan untuk pelatih buat memastikan arah regu tanpa campur tangan owner klub. Tetapi, kondisi saat ini sudah berganti dengan terus menjadi banyaknya direktur berolahraga di klub- klub Inggris.
Ia pula menyamakan budaya sepak bola di kedua negeri. Di Inggris, baik menang ataupun kalah, para pemain serta staf senantiasa dapat menikmati waktu mereka di luar lapangan tanpa tekanan kelewatan. Perihal ini berbeda dengan Italia, di mana tekanan terhadap pelatih jauh lebih besar, paling utama dikala melatih klub besar ataupun regu nasional.
Berartinya Kepemimpinan
Dikala bawa Italia menjuarai EURO 2020, Mancini memperhitungkan kalau kepemimpinan yang baik wajib mempunyai visi yang jelas serta sanggup meyakinkan regu buat mempercayai visi tersebut.
Ia mengatakan kalau keberhasilan di turnamen itu bukan cuma sebab performa sepanjang satu bulan sepanjang turnamen berlangsung, namun pula hasil dari kerja keras bertahun- tahun.
Semenjak dini, ia percaya Italia dapat jadi juara serta lambat- laun keyakinan itu menyebar ke segala regu. Menurutnya, buat menggapai sasaran yang besar, seorang wajib berani bermimpi besar serta meyakinkan orang lain buat menjajaki visi tersebut.
Dalam perihal kepemimpinan, Mancini menyebut Gianluca Vialli selaku wujud pemimpin sejati. Ia menggambarkan Vialli selaku individu yang pintar, humoris, serta penuh semangat. Keduanya sudah bersama semenjak umur muda serta mempunyai ikatan yang sangat erat.
Sepanjang EURO 2020, Vialli sanggup membagikan motivasi besar kepada para pemain Italia, yang bagi Mancini jadi salah satu aspek berarti dalam kesuksesan regu dikala itu.