Banyak Pemain Hebat Inggris Berasal dari West Ham United
5 min read
Banyak Pemain Hebat Inggris Berasal dari West Ham United – Sepak bola Inggris masih mempunyai satu mitos yang belum terpecahkan sampai dikala ini. Kabar nya Inggris bisa berprestasi apabila mereka dikapteni oleh pemain West Ham.
West Ham memanglah diketahui selaku klub penghasil pemain- pemain top di Inggris. Apabila sepak bola memiliki pabrik, hingga mereka merupakan pabriknya sepak bola. Lalu, dari mana seluruh itu bermula?
Revolusi sepak bola West Ham United diawali semenjak dekade 1950- an. Kala itu, mantan pemain sekalian masyarakat lokal, Ted Fenton, masih menanggulangi The Hammers.
Tetapi, terdapat otak yang sangat bertanggung jawab dari revolusi Ted Fenton, serta orang itu merupakan Malcolm Allison. Dilansir dari web formal West Ham, pemuda tersebut dihadirkan Fenton dari Charlton Athletic pada tahun 1951. Nanti, Malcolm Allison pula hendak jadi pelatih yang hendak berikan Manchester City sampai Sporting Lisbon trofi.
Pemuda 23 tahun tersebut lelet laun menggosok ban kapten The Hammers. Allison langsung menohok regu Fenton dengan menyangka kalau The Hammers mayoritas membuang waktu dengan latihan yang longgar, serta dipadati dengan panorama alam para pemain yang curi- curi buat merokok di dekat semak- semak.
Allison yang kagum dengan sistem latihan yang dilihatnya di Vienna, Austria, berinisiatif buat mengajak para pemain serta pelatih berdiskusi di suatu kafe dekat, Boleyn Ground, markas lama The Hammers, bernama Cassettari Cafe. Aktivitas tersebut diadakan sehabis tahap latihan di lapangan.
Kita merupakan para revolusioner sepak bola,” ucap Allison sembari memusatkan garpu kepada para rekan- rekannya, dilansir dari Four Four Two. Di antara para pemain tersebut terdapat nama- nama semacam Dave Sexton, Frank O’ Farrell, serta John Bond. Mereka merupakan para pelatih yang hendak menghiasi sepak bola Inggris sampai dini dekade 1980- an.
Dari obrolan- obrolan di warung kopi inilah sepak bola Inggris yang kala itu Allison anggap selaku suatu kejumudan serta terjebak di era kegelapan, berganti buat selamanya. Terlebih kekalahan Inggris 6- 3 atas Hungaria di kandang terus menjadi meyakinkan Allison kalau sepak bola negaranya memanglah tertinggal jauh dari Eropa daratan.
Sehabis menjajaki kursus kepelatihan, Allison yang kala itu masih jadi kapten, langsung mengganti botol garam, botol saus, cawan teh, serta apapun yang ada di meja kafe jadi suatu tactical board. Kejeniusan taktikal Malcolm Allison serta kecanggihan Ted Fenton meramu pemain inilah yang nanti hendak melahirkan apa yang diucap selaku The West Ham Way.
Pemain The Hammers mulai berlatih buat melaksanakan umpan satu- dua dalam suatu segitiga pemain. Jauh saat sebelum Barcelona mujur dengan tiki- taka- nya. Selayaknya sepak bola Inggris yang memanglah keras, kecepatan serta pergerakan pemain merupakan aspek yang tidak kalah menonjol.
Revolusi taktikal serta tata cara kepelatihan yang unik tersebut kesimpulannya sedikit demi sedikit mulai nampak. Nanti revolusi tersebut pula yang hendak membuat West Ham mulai mengisi lemarinya dengan trofi. Apalagi tidak cuma West Ham, tetapi pula Regu 3 Singa.
Moncernya West Ham menciptakan talenta- talenta kelas atas di Inggris membuat mereka mempunyai julukan istimewa. Generasi sangat dini dari The Academy of Football merupakan Sir Bobby Moore, manusia sangat istimewa dalam sejarah sepak bola 3 Singa.
Namanya kalah dari Sir Bobby Charlton ataupun semata- mata Jack Charlton. Normal, pamor West Ham United memanglah tidak terdapat apa- apanya dibandingkan United lain yang terdapat di Manchester. Tetapi, legasinya buat Inggris merupakan yang terbaik. Sampai- sampai Pele mengidolakannya serta menganggapnya selaku bek terkokoh yang sempat dia lawan.
Tidak cuma itu, pada generasi dini tersebut pula terdapat nama Geoff Hurst serta Martin Peters. Geoff Hurst merupakan pencetak hattrick serta Martin Peters menggenapinya sehingga Jerman Barat takluk 4- 2 atas Inggris di final Piala Dunia 1966. Martin Peters sendiri nanti hendak jadi pemain yang bawa Tottenham Hotspur merasakan nikmatnya kejayaan di dini periode 1970- an.
Setelah itu pada tahun 1970- an terdapat Frank Richard George Lampard alias bapak Frank Lampard alias Lampard tipe original. Bagi web formal The Hammers, bapak Frank Lampard tersebut merupakan pemegang caps paling banyak kedua buat West Ham dengan 670 laga.
Pemain yang sukses menolong Sir Alex Ferguson buat mulai memahat sofa kejayaannya di Inggris. Saking berharganya Paul Ince di hati fans Manchester United, masyarakat lokal London tersebut hingga dijuluki The Guv’ nor alias Pak Gubernur.
Sedangkan di masa Premier League, jangan ditanya. Semacam yang telah disebutkan, terdapat Frank Lampard, Rio Ferdinand, Joe Cole, Glen Johnson, sampai pemain tengah yang selamanya dirindukan Setan Merah, Michael Carrick merupakan kanak- kanak lulusan The Academy of Football.
Seluruh orang tadi merupakan hasil dari tangan dingin bapak- bapak bernama Tony Carr. Dirinya merupakan pengurus perguruan West Ham semenjak tahun 1973.
Pada tahun 2009, diadakan laga testimonial buat Tony Carr yang dihadiri oleh pemain- pemain top yang sempat dipolesnya. Laga yang kala itu dilaksanakan di Boleyn Ground tersebut pula mengonfirmasi rumor soal status John Terry. Kehadiran mantan kapten Chelsea tersebut merupakan jawaban kalau dirinya memanglah sempat mengenyam pembelajaran di West Ham saat sebelum kesimpulannya pindah ke barat bersama perguruan The Blues.
Di akhir- akhir masa jabatannya bersama West Ham, Tony Carr masih menciptakan sebagian nama, antara lain Anton Ferdinand, Mark Noble, Jack Collison, sampai James Tomkins.
lulusan The Academy of Football yang dapat melenting besar cumalah Declan Rice. Ini menampilkan terdapatnya kemunduran dari tempat yang tadinya diketahui selaku pabriknya para pemain top.
Bagi penulis novel Goodbye to Boleyn, Pete May, kemunduran kanak- kanak perguruan ini diakibatkan oleh ulah Sam Allardyce. Baginya, Big Sam tidak melanjutkan tradisi mengorbitkan pemain- pemain asli perguruan buat diberi peluang merumput bersama regu utama.
Terjalin kemunduran terpaut promosi pemain muda sepanjang 4 tahun di dasar Sam Allardyce. ia berpikir kalau sangat kerap merendahkan pemain muda hendak berbahaya besar terpaut bisnis, ia memanglah diketahui selaku seseorang pragmatis, sedikitnya pemain muda jelas mengusik banyak fans,” ucapnya via These Football Times.
Sehabis masa Big Sam, terdapat Slaven Bilic. Mantan pemain The Hammers tersebut sesungguhnya mengorbitkan sebagian pemain semacam Reece Oxford, Josh Cullen, serta yang sangat prospek, Toni Martinez. Tetapi, seluruhnya malah dijual.
Tercantum pula Declan Rice, pemain yang memperoleh debut di dasar Slaven Bilic. Kala itu, Rice diturunkan selaku pengganti dikala West Ham menang 2- 1 di kandang Burnley pada 21 Mei 2017. Walaupun, penjualan Rice sesungguhnya tidak sama semacam nama- nama yang disebutkan lebih dahulu. Karena, Rice telah terlebih dulu merasakan bermain reguler buat The Hammers, apalagi berikan suatu trofi.
Si owner, yang masuk ke West Ham dalam jangka waktu yang bersebelahan dengan Big Sam, ialah David Gold serta David Sullivan, memanglah lebih mementingkan bisnis. Jadi, kebijakan semacam seperti itu yang sepanjang ini dipakai oleh West Ham. Mudah- mudahan di masa yang hendak tiba masih banyak pemain top lain yang dapat diorbitkan oleh The Hammers. Come on you, Irons!