Pep Guardiola Selamatkan Karir Thiago Alcantara dari Kehancuran
7 min read
Pep Guardiola Selamatkan Karir Thiago Alcantara dari Kehancuran – Saat sebelum masa 2024/ 25 diawali, kita diguncang dengan keberadaan Thiago Alcantara di kamp latihan Barcelona. Thiago nyatanya muncul buat mendampingi Hansi Flick selaku asisten pelatih. Posisi itu diambil Thiago usai dirinya melaporkan pensiun dari sepakbola handal di akhir masa 2023/ 24.
Walaupun pada kesimpulannya Thiago tidak melanjutkan kebersamaannya dengan Barca sebab satu serta lain perihal, momen ini memancing ingatan di masa kemudian. Kemunculannya di kamp latihan Barcelona terbilang mengejutkan sebab lebih dahulu Thiago sempat mempunyai ikatan yang rumit dengan raksasa La Liga tersebut. Benarkah demikian? Berikut merupakan cerita dikala Thiago Alcantara terbuang dari skuad Barcelona.
Lulusan La Masia
Jadi putra seseorang pesepakbola asal Brazil, ialah Mazinho membuat pemain yang mempunyai nama lengkap selaku Thiago Alcântara do Nascimento itu mempunyai DNA sepakbola yang sangat kental. Dikala bapaknya berkarir di Spanyol, Thiago juga langsung didaftarkan ke perguruan terbaik di dunia, La Masia.
Walaupun begitu, perguruan Barcelona bukan sekolah sepakbola awal untuk Thiago. Lebih dahulu, dirinya pula telah sempat bergabung dengan sebagian klub semacam Flamengo, Kelme, sampai Ureca, membiasakan pekerjaan bapaknya. Ia baru bergabung di umurnya yang telah anak muda, ialah 14 tahun.
Telah berpengalaman di umur muda, Thiago tidak perlu waktu lama buat menembus skuad utama. Walhasil, dirinya menemukan peluang buat masuk skuad utama di umurnya yang kala itu masih 17 tahun.
Diberi Debut Oleh Pep Guardiola
hiago Alcantara kesimpulannya memperoleh peluang tampak di skuad utama La Blaugrana. Dibawa oleh Pep Guardiola ke skuad yang mengalami Real Mallorca pada ajang La Liga, Thiago diturunkan pada menit ke- 74 mengambil alih Eidur Gudjohnsen.
Di masa itu, Thiago menemukan peluang starter pertamanya di laga Copa Del Rey melawan Sevilla. Ini ialah keputusan yang berani dari Pep. Tidak hanya sebab perlu kemenangan, Sevilla bukan lawan yang remeh. Walhasil, Thiago kembali kandas membagikan kemenangan buat La Blaugrana.
Tetapi, Pep masih menyimpan harap pada Thiago. Kala itu, Thiago diturunkan selaku pemain pengganti dikala Barcelona telah unggul 3- 0 atas Racing.
Walaupun cuma bermain sepanjang 14 menit, Thiago sukses membuktikan game yang ciamik. Tidak hanya menghasilkan sebagian umpan berhasil, Thiago sukses mencatatkan namanya di papan skor. Dengan bonus satu golnya, El Barca kesimpulannya menang 4- 0 di laga tersebut.
Masa itu jadi masa yang luar biasa untuk Barcelona. Mereka mengakhiri masa 2009/ 10 dengan gelar Juara La Liga mengalahkan rival terkuatnya Real Madrid. Walaupun cuma tampak sekali di masa 2009/ 10, Thiago Alcantara senantiasa berhak jadi penerima medali juara La Liga. Masa itu jadi dini dari cerita asam bersama Barcelona.
Menggeser Xavi serta Iniesta
Meski sedikit peluang, Pep Guardiola percaya betul kalau Thiago Alcantara mempunyai talenta yang luar biasa. Sebagian petinggi klub apalagi hingga mempertanyakan keputusan Pep. Gimana tidak? Masa itu, Barcelona masih mempunyai nama- nama besar semacam Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Seydou Keita, serta Javier Mascherano. Pep apalagi baru saja mempromosikan Sergio Busquets masa kemudian. Lalu, ingin dimainkan dimana Thiago?
Bukan Pep Guardiola namanya bila tidak memiliki rencana yang bagus buat tiap pemainnya. Tetapi lama- lama tetapi tentu, Thiago malah mulai menggeser mereka di lini tengah Barca.
Momen itu terjalin di paruh kedua masa 2010/ 11. Semenjak Bulan April sampai Mei 2011, Thiago mulai kerap dimainkan selaku starter. Pemain sekaliber Xavi serta Iniesta sampai- sampai wajib terbiasa duduk di bangku cadangan sebab terdapatnya Thiago. Sementara itu kita ketahui sendiri, Iniesta serta Xavi baru saja bawa Timnas Spanyol juara Piala Dunia 2010.
Memandang hasil yang positif, Pep Guardiola juga mulai menaikkan jam terbang Thiago di masa 2011/ 12. Bukan lagi selaku pelapis Xavi serta Iniesta, Thiago digunakan selaku gelandang inti di dalam skema yang diusungnya. Pep merasa kalau style bermain Thiago semacam gabungan antara Xavi serta Iniesta. Dibanding merendahkan Xavi serta Iniesta, Pep merasa memainkan satu Thiago saja telah lumayan serta sanggup mengirit ruang di starting line up.
Pep Hengkang ke Bayern Munchen
Masa 2011/ 12 tercatat selaku masa terbaik untuk Thiago Alcantara. Dirinya dengan permanen menggeser posisi Andres Iniesta selaku gelandang utama Barcelona. Luka robek otot yang dirasakan Iniesta seolah jadi momen dimana Thiago membuktikan siapa ia sesungguhnya.
Tampak sebanyak 45 laga di seluruh kompetisi, Thiago mencatatkan 8 assist serta mencetak 4 berhasil. Menggapai statistik itu di skuad Barcelona merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Mengingat umurnya kala itu masih 20 tahun. Dengan performa yang luar biasa itu, Pep memohon Barca buat menghadiahinya kontrak handal.
Sialnya, sehabis teken kontrak Pep Guardiola malah hengkang dari Barcelona. Terdapat sebagian alibi yang membuat Pep meninggalkan klub yang sudah membesarkan namanya itu. Satu alibi yang sangat kokoh merupakan, ikatan kurang baik dengan manajemen serta si pelatih mau mencari tantangan baru di luar Spanyol.
Sebagian media lebih menyangka kalau Pep tidak merasa aman dengan tekanan yang didapatkan sepanjang menukangi Barca. Tetapi terdapat pula yang berkata kalau kekalahan dari Chelsea di semifinal Liga Champions dikira selaku titik dini kenapa Pep mau hengkang. Dirinya merasa kalau keadaan regu telah tidak kondusif serta powernya di ruang ubah jadi lemah.
Dia merasa kehabisan wujud sangat berarti dalam karirnya. Sebab cuma Pep lah yang yakin hendak kemampuannya. Serta benar saja, di masa 2012/ 13 posisi Thiago Alcantara di skuad utama Barcelona telah tidak sama semacam di masa Pep Guardiola.
Thiago Mulai Kesulitan
Barcelona tidak ambil pusing buat mencari pengganti Pep. Mereka langsung menunjuk asistennya, ialah Tito Vilanova selaku nakhoda regu yang baru. Walaupun sudah jadi asisten Pep Guardiola sepanjang bertahun- tahun, nyatanya Tito mempunyai komentar yang berbeda tentang keberadaan Thiago Alcantara di skuad utama.
Pelatih yang pula berkebangsaan Spanyol itu merasa kalau Thiago sangat muda buat mengemban tugas berat di lini tengah La Blaugrana. Toh, Tito tidak mempunyai kepentingan buat mempertahankan Thiago di regu. Dikala itu Tito masih yakin dengan Xavi serta Iniesta. Jadi mengapa repot- repot mengandalkan pemain muda yang performanya belum tidak berubah- ubah.
Barca kembali mengandalkan duet Xavi serta Iniesta. Posisi gelandang bertahan yang awal mulanya diisi oleh Javier Mascherano juga instan jatuh ke tangan Sergio Busquets, bukan Thiago. Jadi telah tidak terdapat tempat lagi buat Thiago.
Terlebih, kebijakan Barcelona buat mendatangkan Cesc Fabregas dari Arsenal terus menjadi membenarkan kalau Tito tidak memerlukan kedatangan Thiago Alcantara lagi. Tito lebih menggemari style game Fabregas yang baginya lebih matang dalam pengambilan keputusan serta kreatif dikala menolong serbuan daripada Thiago.
Itu bukan keadaan yang menguntungkan untuk Thiago. Bakatnya dapat terbuang percuma apabila terus jadi pemain pelapis. Suasana yang dirasakan Thiago di Barcelona membuat membuat banyak klub mengajukan penawaran buat mendatangkannya. Di akhir masa 2012/ 13, banyak rumor yang mengaitkan dirinya dengan sebagian klub top Eropa semacam Bayern Munchen serta Manchester United.
Menyusul Pep ke Jerman
Pep Guardiola yang terletak di Jerman juga mulai menghubungi Thiago. Pep bertanya apa yang terjalin padanya di Spanyol? Thiago bahagia dapat jadi bagian sejarah di Barcelona. Tetapi, kala Pep berangkat, dia merasa kebahagiaannya pula turut berangkat bersama Pep. Dirinya tidak dapat menemukan menit bermain sebanyak yang ia mau.
Mendengar itu, Pep juga membujuk si pemain buat bergabung dengan Bayern Munchen. Thiago juga tertarik dengan tawaran si pelatih. Pep memohon manajemen buat menekuni mungkin buat mendatangkan Thiago walaupun kontraknya masih panjang. Sehabis diteliti, nyatanya Thiago mempunyai klausul pelepasan yang sangat murah, ialah 18 juta euro. Itu merupakan angka yang kecil buat dimensi pemain bertalenta kayaknya.
Sementara itu pada dini penandatanganan kontrak di tahun 2011, Thiago mempunyai klausul pelepasan di angka 90 juta euro. Tetapi, sebab terdapat klausul tentang menit bermain, angka tersebut turun secara ekstrem di tahun 2013. Dikutip Marca, nilai tersebut anjlok sampai cuma 18 juta euro kala Thiago tidak bermain dalam jumlah menit tertentu pada masa 2012/ 13.
Tidak hanya itu, perihal ini menampilkan betapa tidak kompetennya regu manajemen dari presiden Barcelona dikala itu, Sandro Rosell. Sebab telah kehabisan Pep Guardiola serta seseorang gelandang yang digadang- gadang bakal jadi penerus Xavi Hernandez sesuatu dikala nanti cuma dalam 2 tahun.
Jadi Andalan serta Memenangkan Banyak Gelar
Berupaya move on dari Barcelona, satu hari sehabis kedatangannya ke Bayern Munchen Thiago Alcantara mengatakan kalimat yang menarik. Tetapi reuni bersama Pep Guardiola yang dapat dibilang selaku wujud berjasa yang mengangkut pamornya merupakan hasrat yang tidak tertahankan.
Tetapi bila kamu berpikir kalau Thiago hendak langsung nyetel di Bayern Munchen, kamu salah. Pep perlu sebagian waktu buat mengoptimalkan kedudukan Thiago dalam skuadnya. Paling tidak Pep berupaya menyelamatkan potensinya supaya tidak terbenam di Barcelona.
Pep membentuk game Thiago supaya cocok dengan kepribadian game Bayern serta sepakbola Jerman. Pep terus bekerja keras mengasah keahlian pengambilan keputusan Thiago. Sebab kelemahannya seperti itu Thiago kalah saing dengan Fabregas yang baru saja dihadirkan Barcelona.
Upaya Pep Guardiola juga tidak percuma. Thiago setelah itu dapat tumbuh selaku wujud sentral di lini tengah Bayern Munchen. Dirinya apalagi bawa Die Roten menjuarai Bundesliga sebanyak 7 kali secara beruntun.
Apalagi, dikala Pep Guardiola berangkat meninggalkan Bayern Munchen, Thiago Alcantara masih jadi opsi utama di skuad Bayern Munchen. Dirinya senantiasa mengemban kedudukan vital di masa Carlo Ancelotti, pelatih yang mengambil alih kedudukan Pep di Munchen.
Menolak Barca serta Juara UCL
Memandang pertumbuhan yang signifikan di Bayern Munchen, Barcelona juga kembali membuktikan ketertarikan padanya tahun 2018. Tetapi Thiago kayaknya telah tidak memandang Barcelona selaku tempat yang aman menurutnya.
Kabarnya, Barcelona mau menjadikan Thiago selaku pengganti Iniesta yang kala itu memilah buat hengkang. Tetapi Thiago memilah buat senantiasa bertahan di Bayern Munchen. Di sisi lain, malah tersebar isu kalau Thiago lebih berminat gabung Real Madrid ataupun Atletico Madrid bila wajib kembali ke Spanyol. Itu jadi salah satu perilakunya sebab merasa kecewa dengan perilaku Barca di masa kemudian.
Keputusan Thiago buat bertahan setahun lagi di Bayern Munchen teruji pas. Di masa kepemimpinan Hansi Flick, Thiago berfungsi berarti dalam pencapaian Die Roten menjuarai Liga Champions masa 2019/ 20. Walaupun ini bukan trofi UCL pertamanya, trofi ini malah lebih berkesan sebab Thiago betul- betul memperjuangkannya, tidak semacam di Barcelona dahulu.