May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Fiorentina yang Tak Membiarkan David De Gea Mati Membusuk

5 min read

Fiorentina yang Tak Membiarkan David De Gea Mati Membusuk – Habis manis, sepah dibuang. Peribahasa ini menggambarkan seorang yang dibiarkan oleh orang lain kala telah tidak diperlukan lagi. Dalam terminologi sepakbola, habis manis, sepah dibuang dapat disamakan dengan nasib David De Gea di Manchester United.

Sehabis kurang lebih 12 tahun lamanya, David De Gea diperas habis sari- sarinya oleh Setan Merah, kemudian dibuang begitu saja kala dirasa telah tidak diperlukan. Itu jadi momen yang susah untuk seseorang pesepakbola. Tidak gampang menurutnya buat menciptakan klub baru yang sesuai dengan seluruh kebutuhannya.

Tetapi, terbuang serta disia- siakan tidak membuat De Gea menyerah dengan kondisi. Penjaga gawang penyuka musik metal itu move on serta mengubur dalam- dalam cedera yang digoreskan oleh Setan Merah. Tetapi, De Gea tidak sendiri dalam melaluinya. Kala nyaris mati membusuk, Fiorentina tiba berikan peluang kedua. Bersama La Viola, De Gea meyakinkan kepada khalayak. Kalau dirinya belum habis.

Lalu, gimana metode De Gea lewat masa- masa susah itu?

Akhir yang Menggantung di MU

Telah jadi rahasia universal bila David De Gea merupakan salah satu peninggalan terbaik dari Sir Alex Ferguson. Sepanjang bertahun- tahun, posisi De Gea selaku penjaga gawang utama Manchester United tidak tergantikan.

Tetapi, di masa- masa terakhir David De Gea bersama Manchester United, suasananya mulai berganti. Paling utama sehabis kehadiran pelatih baru Erik Ten Hag. Di mata pelatih berkepala botak itu, David De Gea mulai tidak diperhitungkan selaku pemain berarti di skuad Setan Merah.

Sesungguhnya ini cuma Mengenai selera. Si manajer ialah penggemar berat penjaga gawang yang sanggup memainkan bola dengan kakinya. Ten Hag mau mempunyai kiper yang piawai mengendalikan ritme game, ingin ikut serta dalam membangun serbuan dari dasar, serta tidak gampang panik dikala menemukan tekanan dari lawan.

Sedangkan De Gea diketahui selaku shot stopper. Dia bermain sebagaimana harusnya penjaga gawang. Memakai segala bagian badannya buat menghindari bola masuk ke gawangnya.

Tidak heran kala De Gea memperoleh penghargaan Golden Gloves di Liga Inggris masa 2022/ 23 dengan catatan 17 clean sheet, itu tidak berarti apa- apa untuk Ten Hag. Sementara itu, segala pemain United bertepuk tangan serta mengapresiasi pencapaian tersebut.

Menganggur

Mencapai gelar orang tidak membuat Ten Hag terpukau hendak performa David De Gea. Tujuan si pelatih jelas. Mau mencari penjaga gawang yang jago build up game dari dasar. Walhasil, perpanjangan kontrak si penjaga gawang juga terus ditunda. Ten Hag mau De Gea jadi penjaga gawang kedua serta merendahkan gajinya.

Tetapi, De Gea tidak ingin menyanggupi tawaran tersebut. Penyusutan pendapatan sih oke, tetapi jadi yang kedua bukan suatu opsi yang sempurna menurutnya. Sehabis dialog panjang, Ten Hag serta manajemen United juga setuju buat tidak memperpanjang kontrak si pemain.

De Gea kesimpulannya cuma dapat narimo ing pandum. De Gea dilepas tanpa penghormatan. Dirinya tidak diberikan peluang buat mengantarkan pidato di hadapan fans semacam legenda yang lain.

Kepergian De Gea dari United jadi berita yang lumayan menggemparkan. Tidak hanya sebab tiba- tiba, si penjaga gawang telah sangat identik dengan klub yang berasal dari Kota Manchester itu. Walaupun terbuang, De Gea tidak hening peminat. Sebagian klub langsung menghubungi agennya.

Dari mulai Bayern Munchen, Valencia, Real Betis, Villarreal, sampai klub- klub Arab Saudi juga mulai berdatangan. Tetapi, dari banyaknya tawaran tidak terdapat yang membuat hati De Gea tergerak. Walhasil, si penjaga gawang juga memutuskan buat break terlebih dulu. Dia mengambil waktu rehat sembari melakukan pernikahannya dengan si pacar, Edurne Garcia.

Nyaris Pensiun

Sepanjang menganggur, De Gea tidak cuma liburan serta bulan madu dengan si istri. Dirinya pula disibukkan dengan pengembangan diri. Kita seluruh ketahui kalau De Gea sesekali menjadwalkan latihan mandiri di negeri asalnya, Spanyol.

Dalam video- video yang diunggahnya di media sosial, De Gea terus berupaya mempertajam insting serta refleksnya sembari menunggu tawaran yang masuk. Tidak hanya itu, De Gea pula menaikkan jatah latihan dengan kakinya. Umpan jarak menengah serta umpan jarak jauh jadi menu favoritnya bersama si pelatih.

Tetapi, konsentrasi latihannya kadangkala tersendat. Tidak kunjung menciptakan klub baru, membuat De Gea kehabisan hasrat bermain bola. The Athletic apalagi pernah memberi tahu kalau De Gea memikirkan buat mengakhiri karirnya. Dia merasa susah buat kembali bermain. Dirinya masih dihantui kekesalan pada Ten Hag serta John Murtough. Keduanya dia anggap selaku biang kerok kepergiannya dari Old Trafford.

Fiorentina Datang

Di dikala mulai putus asa, Fiorentina juga tiba dengan menawarkan peluang kedua. Proyek yang ditawarkan Fiorentina buatnya bergairah. Dia dijanjikan menit bermain yang lumayan serta sepakbola Eropa.

Tetapi, dengan catatan gajinya wajib jauh lebih kecil dari lebih dahulu. Walhasil, De Gea juga menyanggupi ketentuan itu. Penjaga gawang berumur 33 tahun itu menandatangani kontrak berdurasi satu tahun dengan pendapatan senilai 1 juta euro per masa belum tercantum bonus. Itu pendapatan yang jauh bila dibanding dengan United yang kala itu sanggup membayarnya 444 ribu euro per minggu.

Pernah Diragukan

Kenapa wajib De Gea? ataupun Semacam tidak terdapat opsi lain saja.” Keraguan yang muncul di benak sebagian fans serta pundit sepakbola Italia diperkuat dengan debut kurang baik si penjaga gawang.

Semacam yang diwartakan The Sun, De Gea natural mimpi kurang baik di laga debut melawan klub Hungaria, Puskas Academy di ajang play- off Liga Konferensi Eropa. para penggemar juga tidak tahan buat tidak mengolok- olok si pemain.

Sebagian fans menyangka De Gea sama saja. Tidak berganti semenjak meninggalkan United. Tata cara latihan individu yang dicoba sepanjang satu tahun terakhir dinilai omong kosong oleh fans yang geram dengan performanya. Untungnya, La Viola bebas dari kekalahan. Laga berakhir dengan skor 3- 3.

Pembuktian

Dirasa kurang puas dengan performanya sendiri, De Gea juga bangkit di pertandingan- pertandingan selanjutnya. De Gea sanggup bawa La Viola lolos ke babak selanjutnya usai menang lewat adu penalti.

Bersumber pada laporan Fotmob, penjaga gawang berumur 33 tahun tersebut jadi pemain terbaik serta berhasil melaksanakan 8 penyelamatan dalam 120 menit. Tidak hanya itu, dia pula sukses menepis satu tembakan lawan di babak adu penalti. Tidak menyudahi di sana, penampilan sangat heroik diarahkan De Gea kala mengalami AC Milan.

Mengalami regu kokoh, De Gea jadi opsi utama Raffaele Palladino. Si penjaga gawang juga membayar kontan keyakinan Palladino. Bersumber pada statistik Fotmob, De Gea diganjar rating 9, 3 sebab melaksanakan 7 penyelamatan krusial plus menggagalkan 2 penalti Milan yang dieksekusi oleh Tammy Abraham serta Theo Hernandez.

Berkat performa menawannya, La Viola juga menang 2- 1 atas Milan. Ini suatu kebangkitan sekalian rekor yang fantastis. Dari biang keladi kegagalan final Europa League, kiper yang diasingkan, terbuang, sampai kesimpulannya terlahir kembali bersama Fiorentina. Cerita zero to hero yang terdengar biasa. Tetapi tidak seluruh orang dapat.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.