Apa yang diharapkan dari Man Utd interim boss Van Nistelrooy
3 min read
Apa yang diharapkan dari Man Utd interim boss Van Nistelrooy – Manchester United sudah memecat manajer ten Hag serta sedangkan menggantikannya dengan asistennya, Nistelrooy. Nistelrooy dicintai oleh para penggemar United sebab penampilannya selaku penyerang produktif di klub, tetapi kurang pengalaman sebab cuma mengelola di tingkat senior sepanjang satu masa.
Kelihatannya ini merupakan suatu resiko, tetapi untuk yang memahami mantan pemain internasional Belanda berumur 48 tahun itu berkata kalau dia” bergairah,”” berkepala keras,” serta” obsesi dengan kesempurnaan.” Dia pula sangat menyayangi Manchester United. Apakah klub sudah menciptakan kandidat sempurna buat mengambil alih Ten Hag yang terdapat di sampingnya, ataupun ini cuma hendak jadi revisi sedangkan?
Dalam latihan dia senantiasa mencari keuntungan
United membeli pemain Belanda tersebut dengan harga£19 juta dari PSV Eindhoven pada tahun 2001 serta dia mencetak 150 berhasil dalam 219 pertandingan saat sebelum dijual ke Real Madrid pada tahun 2006. Mantan pelatih United, Rene Meulensteen, mengingat seseorang pemain” yang berniat buat berhasil” yang senantiasa mencari keuntungan atas lawan- lawannya. Meulensteen mengawasi regu cadangan United pada tahun 2005 kala, sehabis sukses bekerja satu lawan satu dengan penyerang Uruguay The Red Devils, Diego Forlan, dia dihampiri oleh Van Nistelrooy.” Sir Alex Ferguson sangat mendukungnya,” kata Meulensteen kepada BBC Sport.” Aku katakan pada Ruud: Lawan- lawan hendak mulai menganalisismu. Kamu sangat langsung dalam pendekatan Kamu sehingga terkadang dalam pertandingan Kamu butuh mengambil sentuhan ekstra cuma buat memindahkan sudut penyelesaian Kamu. Kami lumayan banyak bekerja pada itu serta, semacam biasa, dia fokus serta disiplin, berupaya meningkatkan keahliannya serta jadi berhasil.”
Ekspedisi ke Argentina buat belajar selaku pelatih
Selaku seseorang pelatih, Van Nistelrooy senantiasa mempunyai obsesinya terhadap kesempurnaan. Pemain Belanda itu jadi pelatih di perguruan PSV sehabis pensiun selaku pemain di Malaga serta dipromosikan jadi manajer regu utama. Kala dia mengundurkan diri, sehabis memenangkan Piala Belanda serta menempati posisi kedua di Eredivisie dalam satu masa kepemimpinannya, dia tidak kekurangan tawaran.
Kebalikannya dia mengambil setahun cuti buat belajar dari pelatih- pelatih lain di segala dunia di klub- klub semacam raksasa Spanyol Real Madrid serta kekuatan Argentina Boca Juniors serta River Plate. Ia bukan laki- laki yang bangga dalam perihal itu, ia tidak sombong. Dia mau berbagi ide- ide miliknya dengan orang lain,” kata Marcel van der Kraan, editor berolahraga pesan berita Belanda De Telegraaf kepada BBC Sport.” Dalam ekspedisi sepak bola impiannya, ia berangkat ke seluruh pertandingan besar. Ia berdialog dengan Martin Demichelis, manajer River Plate, berjam- jam tentang pelatihan.”
Di Man Utd, bisa jadi lebih berarti daripada di klub lain di Inggris kalau Kamu paham budaya klub, wilayah, serta Ruud paham.”
Investasi dalam pemuda serta keruntuhan komunikasi
Jadi, apa yang dapat diharapkan oleh penggemar United dari regu yang dipandu oleh Van Nistelrooy?
” Style permainannya sangat realistis, tidak naif,” kata Van der Kraan.” Aku tidak hendak berkata itu sangat melanda. Tetapi terdapat toksin dalam regu.
Bisa jadi ia menemukan lebih banyak kebahagiaan dari membetulkan pemain dari pada memenangkan trofi.
Mantan bintang muda PSV Xavi, saat ini dipinjamkan ke RB Leipzig dari PSG, berkata Nistelrooy mengarahkan padanya segalanya.
Walaupun Van Nistelrooy memenangkan 2 trofi serta membenarkan kualifikasi Liga Champions di masa debutnya, ia mengundurkan diri dengan satu pertandingan tersisa dari kampanye tersebut.
” Terdapat permasalahan ikatan antara ia serta asisten,” kata Van der Kraan.” Ia senantiasa pada prinsipnya.”
De Telegraaf mengklaim pada dikala itu kalau 6 pemain memberi tahu ketidakpuasan mereka dengan Van Nistelrooy ke dewan PSV.
Kembali ke klub yang dicintainya dengan poin buat dibuktikan
Terdapat perasaan pekerjaan yang belum berakhir untuk Van Nistelrooy di Manchester United. Ia meninggalkan klub pada puncak kekuasaannya pada umur 30 tahun.
Dalam wawancara dengan Football Focus, ia berkata itu hasil dari” pertengkaran” dengan manajer legendaris Sir Alex Ferguson.
Aku tidak bermain di final Piala Carling, serta itu merupakan momen yang mengecewakan untuk aku.
Cole serta Yorke senantiasa berkata kepada aku: Dengarkan, nikmati waktumu di mari sebab pada sesuatu titik ia hendak pindah.
Aku tidak berpikir berangkat, tetapi setelah itu aku lebih kerap di bangku cadangan. Kemudian dikala klub semacam Madrid tiba, Kamu tidak berpikir 2 kali.
Van Nistelrooy, yang nyaris mengambil pekerjaan di Burnley pada bulan Juni, kembali ke United selaku pelatih masa panas ini.
Meulensteen yakin kalau ia serta Ferguson, yang hendak meninggalkan kedudukannya selaku duta Manchester United pada akhir masa, sudah” meratakan perbandingan mereka”, meningkatkan kalau Van Nistelrooy” tidak sempat melupakan” dikala Scot itu menandatanganinya walaupun ia melewati sebagian besar masa terakhirnya di PSV dengan luka lutut yang” seram”.
” Kala ia pindah ke Man Utd masa panas ini, ia tidak pindah dengan ilham buat mengambil alih Erik ten Hag,” kata Van der Kraan.
” Itu kembali ke cintanya yang sejati. Ia bukan oportunis, ia cuma mau membetulkan klub.”