Bagaimana Conte dan McTominay telah merevolusi Napoli
5 min read
Bagaimana Conte dan McTominay telah merevolusi Napoli – Membiarkan dirinya dilumat oleh kegembiraan yang lapar, Scott McTominay berangkat memperingati dengan para penggemar, mengangkut tinju ke hawa dalam kegembiraan sebab sudah menolong Napoli menghancurkan Palermo 5- 0 di Coppa Italia.
” Saya tidak dapat berdialog lumayan tentang para penggemar, orang- orang, kota ini, serta sambutan yang diberikan rekan- rekan regu serta pelatih padaku,” catat gelandang itu, yang pindah ke Italia dari Manchester United pada masa panas.
McTominay sudah jatuh cinta dengan Napoli serta perasaan ini silih bersimbah dengan para penggemar klub yang berikan julukan bintang baru mereka McTotally sebab kemampuannya buat seluruhnya muncul serta berkomitmen buat berlari ke mana juga serta di manapun buat regu.
Tenaga yang tidak tahu letih buat membuat penduduk Napoli meluap kebahagiaan, Corriere dello Sport menyebut gelandang itu selaku pemain serba dapat serta manajer Antonio Conte sepakat.
Digemari oleh para penggemar serta dihargai oleh klub, Conte mengganti formasi regu buat memaksimalkan keahlian pemain Skotlandia tersebut serta Napoli nyatanya tidak dapat menyudahi mencapai kemenangan.
Terletak di puncak klasemen Serie A dengan 22 poin, Napoli unggul 4 poin dari Inter Milan, rival utama mereka buat gelar juara.
Reputasi Conte memunculkan rasa khawatir di hati sebagian besar penggemar lawan, namun apalagi ia tidak dapat membayangkan dengan gampang gimana dia sukses membalikkan keberuntungan klub mengingat masa kurang baik yang dirasakan juara 2022- 23 masa kemudian.
Finis 39 poin di dasar Inter pemenang menyebabkan pertahanan gelar terburuk dalam sejarah Serie A. Masa panas yang seram terjalin dengan kapten klub Giovanni di Lorenzo, Victor Osimhen, serta Kvicha Kvarastkhelia seluruhnya mau pindah.
Owner Aurelio De Laurentiis wajib membenahi sebagian kesalahan serta merekrut Conte dan menginvestasikan lebih dari£100 juta di pasar transfer masa panas nyatanya menguntungkan.
Osimhen bisa jadi sudah berangkat, namun Conte sudah menyulut kembali keyakinan Di Lorenzo sedangkan Kvara lagi dalam pembicaraan buat kontrak baru serta diperbarui. Yang lebih berarti, Romelu Lukaku, Billy Gilmour, McTominay, serta sebagian yang lain dibawa buat menguatkan skuad.
Sudahlah masa- masa Napoli menawan ala Luciano Spalletti, ini merupakan tahun penyeimbang, tahun kemenangan dengan seluruh metode.
” Conte sudah Juventinised Napoli: berpikir apa semangatnya,” begitu bunyi salah satu headline.” Azzurri mencari kemenangan tanpa kompromi, tanpa menjajaki satu jalan, tanpa jadi budak kecantikan. Itu merupakan pergantian mentalitas,” tulis Sport del Sud.
Dikala Conte awal kali datang, ia berjaga- jaga buat menahannya, menyadari kalau reputasi kemenangannya membuat para penggemar bermimpi buat memperoleh Scudetto lagi mengingat kalau dia sudah memenangkan 3 kali dengan Juventus serta satu kali dengan Inter Milan, di samping mengetuai Chelsea mencapai gelar Liga Premier.
Bergairah buat menekankan seberapa buruknya Napoli tampak di masa lebih dahulu, ia mencatat 48 berhasil yang kebobolan di liga, 27 di antara lain terjalin di kandang, gimana mereka finis di peringkat ke- 10 di liga serta kegagalan mereka buat mencapai tempat di Eropa.
Dengan menekankan detail- detail penderitaan mereka, Conte tidak cuma membeli waktu namun pula membenarkan kalau bila ia sukses membalikkan suasana, ia hendak diakui atas prestasi besar yang sukses dicapainya, suatu keajaiban kecil.
Menang di Napoli senantiasa susah namun rencana manajer ini berkisar pada pemecahan 3 zona kunci. Yang awal merupakan mentalitas, Juventisasi Napoli bila boleh aku katakan.
” Apa yang dapat aku janjikan merupakan intensitas, suatu kata yang kerap diabaikan,” katanya.
” Intensitas dalam membagikan segalanya buat Napoli, dalam mentransmisikan budaya kerja aku, mentalitas aku.”
Conte populer sebab menguatkan mentalitas ruang ubah serta itu diawali dengan menanamkan suasana sungguh- sungguh yang menuntut profesionalisme, keseriusan, serta semangat tiap dikala.
Napoli wajib kembali bekerja selaku satu kesatuan, suatu regu yang berjuang satu sama lain, menutup lapangan, serta senantiasa berniat sampai akhir. Dengan bertempur bersama, jalinan tercipta, serta kesuksesan dirayakan selaku regu.
Mentalitas berjuang sudah jadi Achilles heel Napoli sepanjang sebagian tahun. Maurizio Sarri mencatat gimana ia mengagumi perjuangan pemain Juve dikala bertarung buat gelar selaku manajer Napoli, sedangkan sebagian wartawan mempertanyakan apakah klub memanglah sepatutnya memenangkan Scudetto di dasar Spalletti bila mereka sudah dikenakan tekanan lebih serta rival yang lebih determinan mendesak mereka sampai akhir masa.
2 kemenangan 1- 0 berturut- turut di Serie A membuat media mengangguk. Dengan metode apa juga, Napoli sukses menciptakan metode buat mengumpulkan kemenangan di dasar kepemimpinan Conte serta mantan kapten serta pelatih Juventus itu sukses melenyapkan kelemahan Azzurri.
Zona kedua yang wajib diatasi merupakan pertahanan.
Kehadiran Alessandro Buongiorno, salah satu bek terbaik Serie A serta harapan besar Italia di lini balik, sudah menolong menuntaskan banyak permasalahan dari masa kemudian. Semenjak ia dimasukkan dalam lapisan pemain inti, Napoli tidak kebobolan dari game terbuka di dalam kotak.
Menariknya, dengan bermain bersamanya, Amir Rahmani nyatanya sukses merebut kembali wujud yang ia tunjukkan di masa juara Napoli dikala ia bermain bersama Kim Min- jae.
Pertahanan yang solid cuma dapat dicapai kala regu bekerja selaku satu kesatuan, bertahan dari atas. Penyeimbang merupakan kata kunci sebab Napoli belum begitu menarik dalam penyerangan serta kala wartawan bertanya kenapa David Neres serta Kvara tidak dapat bermain bersama buat menaikkan kreativitas serta inovasi, Conte mengulang kembali perlunya membenarkan penyeimbang. Ia mencari skor kemenangan, bukan buat menghibur.
Penyeimbang bawa kita dengan baik ke titik terakhir yang wajib Conte obati buat membenarkan kesuksesan: adaptabilitas taktis.
Sehabis mengawali masa ini dengan formasi 3- 4- 2- 1, Conte mengakui kehadiran 2 orang Skotlandia mengganti pemikirannya. Dengan mempunyai gelandang hebat, pelatih memerlukan sistem yang hendak menggunakan kelebihan dari kehadiran baru serta paling utama McTominay.
Tanpa bola, Napoli bermain dengan formasi 4- 3- 3 namun dikala mempunyai bola, mereka berganti jadi 4- 2- 3- 1 ataupun apalagi 4- 2- 4 dengan gelandang mantan Manchester United kerap kali terletak di samping Lukaku di puncak.
Dengan memakai kecerdasan taktis gelandang, posisi McTominay berganti cocok dengan kebutuhan regu. Melawan Monza, regu yang memilah buat memakai formasi bertahan, Partenopei melaksanakan game McTominay sejajar dengan Lukaku, dalam wujud 4- 2- 4. Formasi ini mengandalkan passing vertikal yang kilat serta gerakan tanpa henti buat menembus barisan pertahanan yang rapat serta kecil.
Tetapi, melawan Empoli, Conte memutuskan buat memindahkan McTominay kembali ke lini tengah, buat lebih baik mengelola ruang, menolong pertahanan sembari sekalian menggunakan serangannya yang kilat ke kotak penalti.
” Saya hendak berangkat ke Manchester United buat menangkap seluruh direktur,” kata Paolo Di Canio kepada Il Mattino. Gimana bisa jadi seseorang pemain yang begitu disiplin, berniat, serta pintar tidak dilindungi dengan seluruh metode?
Dalam pertandingan melawan Lecce akhir minggu kemudian, posisi gelandang tersebut berganti lagi serta fleksibilitasnya dan keahlian taktis regu buat bermain dengan formasi yang berbeda hendak menolong mereka dengan baik.
Butuh dicermati kalau Napoli sudah mempunyai dini masa yang relatif gampang, serta masih sangat dini buat memperhitungkan regu ini secara mencukupi. Pada hari Selasa mereka hendak bersaing melawan AC Milan dengan agenda pertandingan melawan Atalanta serta Inter yang hendak tiba bisa jadi bisa membagikan tolak ukur yang lebih baik terhadap kemajuan mereka.
Namun reputasi Conte bawa tingkatan harapan tertentu serta dengan cuma bersaing dalam kompetisi dalam negeri masa ini, diharapkan ia hendak jadi pesaing buat mencapai gelar juara.