May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Menjadi pertama dalam segala hal adalah sebuah kehormatan – Pada tahun 1970- an, seperti itu yang wajib Kamu lalui buat bertahan hidup- saya sangat mau jadi seseorang pemain sepak bola handal.”

Perkata dari laki- laki kulit gelap awal yang bermain buat regu senior Inggris- Viv Anderson- memiliki nada keras, sungguh- sungguh, serta memicu pemikiran.

Berjumpa serta mewawancarainya merupakan pengalaman yang mengasyikkan untuk saya- dia merupakan pelopor sepakbola kulit gelap yang dihormati tiap keluarga Karibia.

Itu merupakan tahun kelahiran aku, 1978, kala Anderson berjalan keluar buat Inggris melawan Cekoslowakia di Wembley, menempati tempatnya dalam sejarah.

” Jadi yang awal dalam perihal apa juga merupakan sesuatu kehormatan yang luar biasa- sejujurnya aku tidak ketahui dari mana asalnya sebab bapak aku senantiasa menggemari kriket- saya melanggar standar di situ,” kenang Anderson.

” Ratu serta Elton John mengirim aku telegram perkataan selamat- ibu serta bapak aku diwawancarai selama minggu- itu merupakan perihal besar.”

Untuk Anderson, seluruhnya tentang sepak bola. Tetapi nyaris tanpa ia sadari, keikutsertaannya dalam regu Inggris mempunyai akibat yang jauh melampaui lapangan.

Tidak cuma menolong membuka pintu untuk pemain kulit gelap berbakat yang lain buat dipertimbangkan buat regu Inggris, tetapi untuk aku serta banyak keluarga generasi Karibia di Inggris, dia menolong melegitimasi tempat kita dalam warga luas.

Bek mantan Nottingham Forest, Arsenal, serta Manchester United merupakan salah satu yang awal yang kami amati secara bertepatan mewakili Inggris serta kita di lapangan. Itu merupakan momen pemberdayaan validasi- suatu dikala merasa betul- betul diterima.

” Aku tidak merasa tertekan, aku cuma mau bermain sepakbola,” kata Anderson, yang setelah itu memenangkan 30 caps Inggris.

Ia menggambarkan momen ia berjalan keluar ke lapangan.

” Ini merupakan pengalaman yang betul- betul unik, terdapat 100. 000[fans]- saya dapat mendengar crescendo terus menjadi keras kala aku berjalan keluar, itu merupakan pengalaman yang luar biasa bukan cuma sebab aku kulit gelap, tetapi sebab bermain buat negeri aku.”

Penyalahgunaan rasial yang seram yang dialami Anderson dari tribun pada tahun 1970- an sangat terdokumentasi.

Bek yang memenangkan Divisi Awal dengan Forest pada tahun 1978, serta Piala Eropa pada tahun 1979 serta 1980, mengakui orang tuanya serta pembelajaran Jamaika kuatnya memberinya martabat serta kekuatan buat menanggulangi kebencian.

Orang tua aku merupakan bagian dari generasi Windrush ibu aku perlu 3 pekan buat tiba dari Karibia dengan kapal.

Mereka tidak mempunyai kabin elegan ataupun beberapa barang semacam itu, jadi apa yang mereka natural betul- betul sangat berarti untuk metode aku dibesarkan serta gimana aku memusatkan diri- itu senantiasa kembali kepada orang tua aku.”

Penghormatan serta rasa terima kasih Anderson kepada orang tuanya serta tutorial mereka sangat jelas untuk aku. Tetapi walaupun mempunyai tantangan yang pangkal dalam permasalahan rasisme, game itu sendiri pula memainkan kedudukan berarti.

Dibesarkan di Nottingham, Anderson bergabung dengan Forest pada tahun 1974 serta pengalamannya di dasar manajer legendaris Brian Clough dikira selaku titik balik dalam karirnya, serta yang berarti, perilakunya terhadap perilaku yang tidak ramah.

Dia menolong aku pada saat saat susah.

Dia mengingat pertandingan Newcastle di mana dia dikecam keras kala ia berangkat buat pemanasan saat sebelum pertandingan.

Ia kembali ke ruang ubah serta memberitahu Clough kalau dia tidak percaya dapat bermain.

” Ia menatapku serta mengatakan, kalian hendak bermain,” kata Anderson.

Clough setelah itu meningkatkan:” Kalian tidak hendak terletak di mari bila kalian tidak lumayan bagus, kalian mempunyai keahlian buat bermain di regu ini serta cuma berangkat serta tunjukkan pada orang- orang apa yang dapat kalian jalani.”

Anderson, saat ini berumur 68 tahun, pensiun pada pertengahan tahun 1990 sehabis karir brilian, yang pula tercantum bermain buat Arsenal, Sheffield Wednesday, Barnsley serta Manchester United- di mana dia merupakan ciri tangan awal Sir Alex Ferguson.

Ia berkata salah satunya orang kulit gelap yang sempat ia amati bermain sepak bola di tv dikala dia masih kecil merupakan Clyde Best, yang bermain buat West Ham.

Dikala ia serta aku berdialog, kenangan masa kecil aku tentang gambar- gambar yang aku gambarkan dari Anderson bermain seketika kembali. Aku ingat dengan bangga melekatkan gambar- gambar itu di bilik kamar tidur aku. Kakek nenek aku pula berasal dari generasi Windrush.

Merasa mempunyai ikatan individu dengan ikon berolahraga kulit gelap dari Britania Raya lebih menguatkan kepercayaan aku kalau betul- betul terdapat keunikan dalam generasi Windrush, yang begitu dalam resonansi dalam kanak- kanak mereka.

Selaku seseorang anak, menggambar foto Anderson tidaklah sebab aku mau jadi seseorang pemain sepak bola semacam dia- itu cuma sebab ia nampak semacam aku.

Serta seperti itu, dalam wujud yang sangat simpel, kekuatan besar dari inklusi representatif serta kenapa sepak bola bisa jadi platform yang betul- betul buat pergantian positif serta sosial yang lebih luas.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.