Akhir Suram Gelar Liga Champions Terakhir Fergie Buat MU
5 min read
Akhir Suram Gelar Liga Champions Terakhir Fergie Buat MU – Sir Alex Ferguson tidak sempat memaafkan Cuneyt Cakir, rencana mulia Fergie bawa Manchester United juara Liga Champions di masa terakhirnya, kandas total. Yah, sesabar- sabarnya orang tua yang satu ini, jika telah dikerjain wasit bakalan ngamuk serta tidak terima pula.
Lho, ini lagi ngomongin apa? Liga Champions yang mana? Ini, ini. Peristiwa itu terjalin pada Liga Champions masa 2012/ 13. Man United bertemu Madrid di babak 16 besar.
- Man United Incar Trofi Liga Champions
Masa 2012/ 13 dikenang selaku masa terakhir Sir Alex Ferguson menanggulangi Manchester United. Di masa tersebut, fans United ingat regu kesayangannya juara Liga Inggris. Mengumpulkan 89 poin, MU tidak terkejar dari si rival yang cuma mendapatkan 78 poin.
Tidak hanya indahnya gelar juara Liga Inggris, momen menyesakkan harusnya pula tidak dibiarkan oleh fans United dari Stockport sampai Kalibata. Ya, momen itu merupakan dikala gelar Liga Champions terakhir Sir Alex buat Manchester United malah berakhir mimpi kurang baik.
Ekspedisi United sesungguhnya lembut di Liga Champions masa tersebut. Terlebih musuh di fase tim bukan regu yang mampu menghempaskan mereka. Galatasaray, CFR Cluj, serta Braga lebih sesuai melawan Persitema Temanggung dibanding menjegal pasukan Sir Alex. Walaupun kalah di 2 laga, Michael Carrick serta kolega melangkah lembut ke babak 16 besar sehabis jadi juara tim.
Total 12 poin mereka tidak sanggup dikejar Braga yang terletak di posisi sangat buncit. Metode menemukan poinnya juga gagah sekali. United tidak melupakan satu juga dari 4 pertandingan awal tanpa kemenangan. Kecuali melawan Galatasaray di laga awal, United senantiasa mencetak lebih dari satu berhasil.
Javier“ Chicharito” Hernandez serta Robin van Persie berebut jadi top skor klub di Liga Champions dikala itu. Keduanya apalagi bersama mencetak 3 berhasil di fase tim.
- Berjumpa Real Madrid
Jadi juara tim merupakan rencana yang bagus. Dengan begitu Manchester United dapat menjauhi juara tim dari regu lain. Karena biasanya, juara tim di Liga Champions merupakan regu yang tangguh, kokoh, serta minimun mandi kembang 7 rupa buat mengalahkannya. Sebab United terletak di Tim H, mereka hendak mengalami runner- up Tim D yang diprediksi bakal dihuni Dortmund.
Tetapi, itu cumalah rencana bagus bukan rencana yang pas. Tidak terdapat rencana pas, kecuali rencana dari Tuhan. Serta Tuhan pada waktu itu, kayaknya tidak sudi berkomplot dengan setan. Alih- alih berjumpa Dortmund, United malah bertemu Real Madrid. Lho, kok dapat?
Jadi, begini. Di atas kertas Real Madrid semestinya sanggup jadi juara tim, wong lawannya hanya Manchester City, Ajax, serta Borussia Dortmund. Ingat, lur, City dikala itu belum dilatih Josep Guardiola. Jangan kaget jika The Citizens malah finis di posisi sangat bongsor di Tim D.
Nah, persoalannya Real Madrid kandas membuat rapornya di fase tim tanpa nilai merah. Kekalahan seperti itu yang buat Real Madrid finis di balik Die Borussen. Pertemuan melawan Manchester United juga tidak bisa dihindari.
- Laga Melawan Real Madrid
Tibalah dikala Manchester United berjumpa Real Madrid di 16 besar. Di laga awal, Setan Merah bertandang lebih dahulu ke Santiago Bernabeu. Sir Alex tidak sempat gentar mengalami lawan mana juga, tercantum Real Madrid. Lagi pula mengalami Los Galacticos asuhan Jose Mourinho merupakan pertaruhan harga diri.
Dikala Mourinho melatih Chelsea serta jor- joran membeli pemain, Fergie bilang kalau buat jadi juara tidak butuh pemain mahal. Mourinho membalasnya dengan mengungkit kekalahan skuad MU yang elegan atas Porto di 2004.
Pernah unggul lebih dahulu melalui Danny Welbeck di menit 20, 10 menit setelah itu si mantan jadi mimpi kurang baik sehabis mencetak berhasil penyama peran.
Petaka sebetulnya terjalin di pertandingan kedua. Tetapi Fergie saat sebelum laga tidak memiliki firasat kurang baik. Menahan imbang Los Merengues di markasnya, Fergie percaya dapat menang di Old Trafford. Kepercayaan serta semangat itu dia transfer ke pemain. Tenaga para pemain juga naik berulang kali lipat saat sebelum menginjakkan rumput Old Trafford.
- Petaka Itu
Lini serbu yang dimotori Van Persie, Nani, Welbeck, serta Ryan Giggs terus menggempur pertahanan Los Merengues. Tetapi, berhasil malah tiba dari kaki pemain Real Madrid.
Melalui suatu serbuan kilat, Luis Nani sukses mengirim umpan. Tetapi, Welbeck yang bisa jadi tadi malam tidur sampai larut malam, tidak becus menyongsong umpan yang 99, 6% hendak menciptakan berhasil itu.
Si pemain kayaknya pula baru kembali ngeronda, sehingga alih- alih menghalau bola keluar, Ramos malah memasukkannya ke gawang sendiri. Unggul satu berhasil, Manchester United makin yakin diri. Fergie terus menjadi percaya jika“ wirid”- nya hendak terwujud.
Tetapi, pertandingan masih panjang. Di sisa laga, mimpi kurang baik betul- betul menyergap Manchester United. Dekat menit ke- 55, Luis Nani, pemain yang berulang kali membuat pertahanan Real Madrid tidak ubahnya Wigan Athletic, dikartu merah oleh Cakir, sehabis dikira menendang perut Alvaro Arbeloa.
Fergie yang duduk manis mendadak berdiri serta meneriaki wasit sialan itu. Fergie yang ramah seketika marah. Dia tidak yakin jika apa yang dicoba Nani layak diganjar straight red card, alih- alih kartu kuning. Bila dilihat dari siaran ulang, Nani seolah tidak terencana menendang perut Arbeloa.
Nani berupaya merebut bola. Tetapi kala kakinya mengangkut buat menjangkau bola, bertepatan dengan itu Arbeloa menerjang. Tetapi, apalah hendak dikata, keputusan wasit merupakan absolut. Nani dikeluarkan. MU yang bertenaga jadi sempoyongan. Mourinho yang oportunis memandang terdapatnya momentum buat membalikkan kondisi.
Dia memasukkan Cedera Modric sebagian dikala sehabis Nani dikeluarkan. Suasana juga berganti dalam sekejap. Madrid jadi lebih bebas buat giliran mengobrak- abrik pertahanan United. Kurang dari 10 menit semenjak dimainkan, Modric mencetak berhasil spektakuler penyama peran.
3 menit sehabis berhasil Modric, si mantan kembali jadi pisau penyayat cedera. Berhasil yang dicetak Cristiano Ronaldo membawakan Real Madrid ke perempat final. Real Madrid bersuka cita, sebaliknya Fergie merutuki keputusan wasit yang kontroversial.
- Fergie yang Tidak Terima
Di ruang ubah, Fergie masih bimbang serta marah atas keputusan Cakir. Kemarahan itu hingga membuat Fergie yang tidak sempat memohon stafnya mewakilinya di konferensi pers usai laga, tidak sudi muncul. Fergie mengutus Mike Phelan buat menarangkan kekalahan itu.
Banyak pihak, tercantum stafnya Fergie yakin apa yang dicoba Nani memanglah agresif serta layak diucap pelanggaran. Tetapi, tidak pas buat memperoleh kartu merah. Arbeloa, dalam permasalahan ini dikira mendramatisir. Tetapi, Mourinho jelas membela anak asuhnya. Bagi The Special One, Arbeloa bukan wujud pemain yang hobi berpura- pura.
MU sendiri, bagi Phelan, berupaya menjauhi peristiwa semacam 3 tahun kemudian. 3 tahun lebih dahulu, United pula tersingkir tetapi di perempat final, usai Rafael da Silva dikartu merah kala mengalami Bayern Munchen. Hendak namun usaha buat menjauhi kesalahan tersebut tidak sukses. United kembali terhenti sehabis kehabisan satu pemainnya.
Fergie sangat terpukul atas kekalahan itu. Rencananya berikan lebih dari 2 trofi Liga Champions sepanjang di United, gagal serta berakhir jadi kenangan suram.
Tidak hanya wajib membayar 10 ribu euro sebab mangkir dari konferensi pers, para pekerja media menjejali kabar dengan merumuskan kalau, kekalahan atas Mourinho setara dengan sebagian kekalahan terburuk Sir Alex Ferguson selama sejarah.