May 3, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Andai Legenda Timnas Indonesia Ini Eksis Di Era Shin Tae-yong

4 min read

Andai Legenda Timnas Indonesia Ini Eksis Di Era Shin Tae-yong – Dalam sebagian hari terakhir, punggawa Timnas Indonesia masa Shin Tae- yong mulai dibanding- bandingkan dengan pemain Indonesia masa dini 2000- an. Yang sangat buat gempar ya cocok netizen ramai- ramai menyamakan Boaz Solossa serta Rafael Struick.

Pembahasan sepenuhnya dapat kamu tonton di konten lebih dahulu. Dengan bakat serta talenta yang dipunyai, tentu STY dapat menghasilkan kemampuan optimal mereka.

Contohnya saja semacam pemain peninggalan Indra Sjafri, Witan Sulaeman yang potensinya terus menjadi terpancar sehabis dipegang STY. Tetapi siapa legenda yang layak masuk skuad Timnas Indonesia masa STY?

Kurnia Meiga

Dari penjaga gawang, Starting Eleven memilah wujud Kurnia Meiga selaku pemain yang layak bersaing dengan Maarten Paes di skuad Timnas Indonesia. Terlepas dari polemik serta penyakit yang dia natural, Meiga senantiasa layak diucap selaku salah satu yang terbaik di eranya.

Secara bentuk badan, refleks, serta jangkauannya, Meiga sangat baik. Dirinya pula terkategori selaku penjaga gawang yang mempunyai ketenangan dalam mengalami penalti. Di masa jayanya, Meiga senantiasa jadi andalan di dasar asuhan mendiang Alfred Riedl serta Luis Milla. Sayangnya, akibat penyakit yang mengusik penglihatannya, Meiga wajib menepi dari dunia sepakbola lebih kilat dari ditaksir.

Bayangkan bila masa jaya Meiga terletak di masa saat ini, kala Shin Tae- yong telah menanggulangi Indonesia. Tentu STY dapat tingkatkan mutu Meiga. Paling utama dalam perihal kemampuan bola memakai kakinya. Tinggal sedikit polesan lagi, hingga Meiga dapat saja menggeser Ernando Ari dari bangku cadangan.

Firman Utina

Dari kiper, kita langsung masuk ke zona tengah. Bukan tanpa alibi, sebab bek Indonesia jaman dahulu ingin siapa juga itu, tentu hendak kewalahan bila wajib bersaing dengan kedalaman pemain balik Skuad Garuda masa Shin Tae- yong. Pemain- pemain berbagai Hamka Hamzah serta Maman Abdurahman jelas tidak dapat menandingi.

Gelandang asal Manado ini diketahui selaku pemain yang mempunyai keahlian operan pendek ataupun panjang berakurasi besar. Tidak hanya itu, selaku jenderal lapangan tengah, Firman piawai mengendalikan tempo game, mempunyai kontrol bola yang oke, serta energi jelajah yang besar di lapangan.

Sama halnya dengan Kurnia Meiga, Firman pula sudah jadi andalan lini tengah Indonesia sepanjang belasan tahun lamanya. Itu sebab Firman pula diketahui selaku wujud leader di ruang ubah. Tidak hanya itu, Firman pula dianugerahi dengan keahlian eksekusi bola mati yang baik. Tanpa melebih- lebihkan, keahlian serta visi bermainnya bisa jadi dapat disejajarkan dengan Thom Haye.

Zulfiandi

Pemain yang dahulu senantiasa jadi andalan Timnas Indonesia di masa Luis Milla itu mempunyai ciri game yang unik. Walaupun berposisi selaku gelandang bertahan, Zulfiandi terkategori pemain stylish serta flamboyan. Tipikal pemain kayaknya lumayan sangat jarang di Indonesia.

Luis Milla apalagi pernah melontarkan pujian setinggi langit pada Zulfiandi. Harusnya, talenta semacam Zulfiandi dapat meniti karir di Eropa. Sebagian media lokal apalagi sering membandingkan style bermain Zulfiandi dengan Sergio Busquets serta Rodri.

Tipikal pemain tengah yang tenang, kokoh, tetapi senantiasa stylish pula belum terdapat di skuad Shin Tae- yong. Bila dirinya masih aktif bermain, bisa jadi STY hendak memikirkan namanya. Sayangnya, Zulfiandi yang saat ini berumur 29 tahun memilah buat vakum guna menjaga ibunya yang sakit. Pikir Zulfiandi, ini waktu yang pas buat membalas budi kepada ibunya. Karir sepakbola dapat dipikirkan nanti.

Boaz Solossa

Masuk ke zona penyerang, Indonesia era dahulu mempunyai sebagian penyerang tajam. Serta lini serbu memanglah lagi jadi kasus di regu Shin Tae- yong. Nama awal yang jelas layak masuk skuad Shin Tae- yong saat ini merupakan Boaz Solossa.

Kurang versatile apa lagi. Dirinya ialah striker serba dapat. Dapat bermain selaku ujung tombak, tetapi pula oke bila dimainkan di zona sayap.

Yang jadi permasalahan dari Boaz merupakan ketertiban serta emosinya. Tetapi, bila STY dapat menanggulangi perihal itu, hingga berakhir telah. Siapa itu Ole Romeny serta Mauro Zijlstra? Boaz Solossa aja telah lumayan.

Cristian Gonzales

Masih kurang? Sepanjang berkarir di Indonesia, pemain kelahiran Uruguay itu diketahui hendak ketajamannya. Gonzales tercatat sempat jadi top skor Liga Indonesia sebanyak 4 kali. Andai saja Gonzales eksis di masa Shin Tae- yong, dirinya tentu hendak jadi pemain no 9 utama di regu nasional Indonesia.

Kita berandai- andai saja nih, ya. Bila masih terdapat Gonzales di Skuad Garuda saat ini, hingga Shin Tae- yong dapat memainkan skema 3- 4- 3 ataupun 4- 3- 3. Gonzales hendak berfungsi selaku striker tengah serta STY dapat membiarkan Ragnar Oratmangoen serta Rafael Struick bermain di posisi terbaiknya, ialah sayap. Umpan saja bola ke Gonzales, hingga dirinya hendak membagikan apa yang kamu memohon, ialah suatu berhasil.

Bambang Pamungkas

Indonesia kan bakal mengarah Piala Dunia. Di situ, mereka tentu hendak mengalami pemain dengan bentuk badan yang besar besar. Lalu, gimana bila Indonesia memerlukan striker yang jago duel hawa? Tenang, Indonesia sempat memiliki Bambang Pamungkas. Posturnya tidak besar memanglah.

Tandukan kepalanya setajam sepakan kakinya. Tidak tidak sering Bambang menang duel kala melawan bek- bek jangkung asal Afrika di Liga Indonesia. Tidak hanya itu, football intelligence, attitude, serta kepemimpinannya di dalam suatu regu pula jadi nilai plus. Bila dirinya terletak di skuad Shin Tae- yong saat ini, tentu jadi percontohan untuk pemain lain.

Dari catatan striker yang masuk catatan ini, Bambang ialah pemain dengan torehan berhasil paling banyak di Timnas Indonesia. Selama membela si merah putih di ajang internasional, laki- laki kelahiran Semarang tersebut sudah mencetak paling tidak 37 berhasil. Itu jadi yang paling banyak keempat dalam sejarah Indonesia.

Budi Sudarsono

Striker yang terakhir merupakan Budi Sudarsono. Pemain kelahiran Kediri ini terkategori selaku penyerang dengan atribut lengkap. Kecepatan, dribbling, dan gocekan mautnya, jadi momok menakutkan untuk lawan- lawannya. Ingat ya, Piton, bukan Kobra. Sebab jika Kobra itu Ebel.

Tidak hanya itu, sebagian media serta pengamat sepakbola apalagi kerap membandingkan Budi dengan legenda Chelsea, Didier Drogba. Budi merupakan Drogba- nya Indonesia. Begitu kata mereka. Sepanjang kariernya, Budi sudah mencetak 143 berhasil sepanjang berseragam timnas ataupun klub. Itu jadi yang terbaik kedua di dasar Cristian Gonzales.

Seperti itu pemain yang layak masuk timnas masa Shin Tae- yong. Bagi kamu, kira- kira siapa lagi pemain jadul yang dirasa sesuai masuk skuad arahan STY?

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.