Arteta Ngamuk, Arsenal Terpukul Tapi Belum Tumbang!
3 min read
Arteta Ngamuk, Arsenal Terpukul Tapi Belum Tumbang! – Arsenal hendak merambah leg kedua semifinal Liga Champions dengan posisi tertinggal, tetapi kesempatan mereka belum betul- betul habis. Bila dilihat dari jalannya pertandingan, The Gunners dapat saja bawa hasil imbang dari pertemuan awal melawan Paris Saint- Germain di Emirates. Apalagi, tidak menutup mungkin mereka unggul terlebih dulu.
Tetapi kebalikannya, PSG juga merasa layak bawa lebih dari semata- mata satu berhasil ke Paris minggu depan. Di dasar Stadion Emirates yang penuh tekanan, anak asuh Luis senantiasa tampak brilian di dini pertandingan serta berhasil mencuri satu.
Kedua regu bersama frustrasi sebab merasa dapat mencapai lebih. PSG sepatutnya dapat menggandakan keunggulan melalui kesempatan emas dari Desire Doue, yang tembakannya digagalkan David Raya. Begitu pula dengan kesempatan dari Bradley serta Ramos, yang kandas menggunakan kelengahan Arsenal.
Arsenal Tunjukkan Perlawanan, Tetapi Tidak Cukup
Arsenal bukannya tanpa respon. Bukayo mulai berikan pengaruh sehabis laga berjalan separuh, pernah nyaris membagikan assist buat Gabriel. Saat sebelum turun minum, Martinelli apalagi hampir mencetak berhasil tetapi digagalkan aksi heroik Gianluigi Donnarumma—penjaga gawang yang sering jadi mimpi kurang baik tim- tim Inggris.
Mikel Merino serta Khvicha Kvaratskhelia pernah memohon penalti, menaikkan ketegangan dalam laga yang begitu balance. Tetapi skor senantiasa 1- 0, walaupun kedua regu menghasilkan kesempatan yang lumayan buat menjadikannya laga penuh berhasil.
Momen itu mengganti suasana stadion dari penuh semangat jadi waswas. Margin tipis serta keputusan- keputusan kecil jadi penentu, serta walaupun PSG tampak memencet, mereka tidak seluruhnya mendominasi.
Leandro Trossard nyaris membandingkan peran saat sebelum Donnarumma lagi- lagi menampilkan refleks luar biasa buat menepis bola. Kiper asal Italia itu memanglah sering dikritik sebab blunder, tetapi dalam laga- laga besar Eropa masa ini, dia tampak tidak tergoyahkan.
Emosi yang Mewakili Segalanya
Mikel Arteta, pelatih Arsenal, nampak sangat emosional selama laga. Dia melonjak, melompat, meneriaki wasit serta pemainnya sendiri, apalagi sebagian kali hampir masuk ke lapangan. Ini merupakan semifinal Liga Champions pertamanya, baik selaku pemain ataupun manajer, serta dia nampak merasakan betul bobot laga tersebut.
Tingkah lakunya yang begitu ekspresif di pinggir lapangan seolah mencerminkan betapa berartinya pertandingan itu. Dia ketahui kalau sepatutnya Arsenal mengoptimalkan laga kandang ini. Tetapi realitasnya, PSG yang lebih dahulu menggebrak serta memencet semenjak menit awal.
Walaupun demikian, Arsenal pernah bangkit. Mereka lebih mendominasi kemampuan bola, tetapi sayangnya kurang tajam di lini depan. Sedikitnya opsi di bangku cadangan pula membuat Arteta kesusahan merotasi skuad.
Martin Odegaard belum menggapai performa terbaiknya pasca luka. Declan Rice nampak keletihan sebab wajib mengawal lini tengah seseorang diri tanpa dorongan Thomas Partey. Lini balik pula kerepotan mengalami kelincahan para winger PSG.
Masih Terdapat Harapan: Arsenal Hendak Kembali Bertarung
Tetapi, bukan berarti segalanya berakhir. Arsenal menampilkan kepribadian serta semangat juang yang besar. Myles pemain termuda yang tampak di semifinal Liga Champions.
Martinelli serta Saka sanggup membagikan ancaman di sisi sayap. Dengan mungkin kembalinya Partey di leg kedua, Arsenal masih memiliki kesempatan besar buat membalikkan kondisi di Paris.
PSG memanglah layak menang, tetapi mereka pula kandas mengunci kemenangan dengan lebih meyakinkan. Kebalikannya, Arsenal kandas mencuri berhasil yang dapat jadi pembeda besar.
Arteta ketahui, kesempatan itu masih terdapat. Dia hendak mempersiapkan anak asuhnya dengan semangat serta tenaga penuh buat membalikkan kondisi di Parc des Princes. Arsenal belum berakhir.