Bukan Messi, Tapi Lautaro Martinez yang Layak Dapat Ballon d’Or!
5 min read
Bukan Messi, Tapi Lautaro Martinez yang Layak Dapat Ballon d’Or – Satu nama yang sangat underrated dalam obrolan Ballon d’ Or tahun ini merupakan Lautaro Martinez. Kompatriot Leo Messi merupakan salah satu kandidat sangat masuk ide buat memperoleh trofi pemain terbaik sejagat tersebut. Dibanding pemain- pemain lain yang lebih banyak dikerek oleh popularitas.
Gimana tidak? El Toro mengakhiri masa ini dengan mencapai 3 trofi bersama regu serta 3 penghargaan individu. Performanya di Inter masa kemudian jelas pantas diacungi jempol. Bersama tandem barunya, Marcus Thuram, El Toro langsung nyetel serta merajalela.
Bersama Argentina lebih edan lagi, walaupun cuma sekali bermain penuh sepanjang Copa America 2024, El Toro dapat menyabet gelar top scorer serta menolong Albiceleste bawa kembali trofi Copa America ke- 16- nya. Lalu, semacam apa sesungguhnya performa El Toro sehingga dirinya layak memperoleh Ballon d’ Or?
Bersama Inter, Lautaro Martinez mengawali masa kemudian dengan tegak. Karena, mereka mengakhiri masa lebih dahulu dengan jadi finalis Liga Champions. Asa mereka dipupuskan tendangan dadakan Rodri, pemain yang kali ini jadi penantang El Toro dalam perebutan Ballon d’ Or. Walaupun begitu, perihal tersebut malah jadi bahan bakar untuk El Toro serta La Beneamata buat mengawali masa.
Tidak cuma itu, El Toro pula wajib bermain dengan tandem baru sehabis Edin Dzeko berangkat ke Istanbul serta Romelu Lukaku memilah berkhianat. Merupakan Marcus Thuram, putra dari legenda Juventus, Lilian Thuram, yang jadi tandem baru El Toro. Dilansir dari web formal Inter, Marcus dihadirkan dari Borussia Monchengladbach secara cuma- cuma.
Bersama duet barunya, El Toro langsung mencetak 5 berhasil dalam 3 pertandingan awal di Serie A. Kapten baru Inter semenjak ditinggal Samir Handanovic serta Marcelo Brozovic tersebut langsung berikan ciri kalau dirinya hendak menempuh masa dengan membara. Hingga, kata“ tidak berubah- ubah” pas buat menggambarkan Lautaro sepanjang satu masa ke balik.
Duet baru antara Lautaro serta Marcus di lini depan Nerazzurri tersebut malah jadi mesin berhasil yang mematikan. Bersumber pada catatan Transfermarkt, duet baru ini sukses mencetak 42 berhasil dalam semusim. Angka yang sama dengan duet El Toro dengan Edin Dzeko masa 2022/ 23, tetapi dengan jumlah pertandingan yang lebih sedikit. Ngeri!
Tegaknya kepala El Toro merupakan modal bagus buat menempuh masa. Keyakinan diri yang besar serta skill mumpuni merupakan campuran mematikan di lini depan. Amuk Si Banteng di selama masa pada kesimpulannya membawanya pada bermacam gelimang penghargaan.
4 hari menjelang Natal, Inter wajib menjamu Bologna pada ajang Copa Italia. Laga yang berjalan alot tersebut kesimpulannya wajib bersinambung ke babak bonus waktu. Pernah unggul 1- 0, Inter malah dihajar balik 1- 2 oleh anak asuh Thiago Motta semenjak El Toro ditarik keluar pada menit ke- 99.
Dikutip dari Football Italia, Si Banteng hadapi luka. Paha kirinya hadapi luka otot. Semacam yang tertulis dalam Instagramnya, El Toro memohon maaf atas kekalahan serta cederanya tersebut. Catatan bermain 89 laga berturut- turut berbaju Il Biscione wajib patah. Tidak cuma itu, 2 gelar berturut- turut Coppa Italia untuk Inter pula turut patah. Penaltinya yang kandas di babak awal serta comeback Bologna di pertambahan waktu jadi hukuman untuk El Toro serta Inter.
Walaupun wajib mengawali 2024 dengan luka, El Toro malah kian merajalela. Pada 26 Februari 2024, dirinya sukses menggapai catatan 100 berhasil sepanjang bermain buat Inter di Serie A. Semacam yang dikutip dari web formal Inter, brace- nya melawan Lecce menjadikannya masuk catatan striker elit Nerazzurri. Catatan ini pula jadi pembuka dari penghargaan lain yang hendak didapatkannya pada 2024.
Tetapi, saat sebelum mencapai manisnya pencapaian, El Toro wajib mencicip dahulu pahitnya kegagalan. Sehabis kegagalan penaltinya pada laga melawan Bologna turut andil menghentikan ekspedisi Inter di Coppa Italia, kesialan kembali menghinggapi diri Lautaro lagi. Kegagalan eksekusinya dikala tahap penalti membuat langkah Inter di Liga Champions pula terhenti. Si Finalis, wajib kembali lebih dini.
Tidak cuma itu, dirinya pula pernah diganggu dengan isu perpanjangan kontraknya yang tidak kunjung berakhir. Baik Inter serta Lautaro sesungguhnya telah bersepakat buat senantiasa bersama, tetapi mereka tidak kunjung menggapai kata setuju di atas kertas. Permasalahan ini berjalan sampai akhir masa serta baru rampung sehabis ajang Copa America 2024 berakhir.
Tahun 2024 merupakan tahun gemilang untuk Lautaro Martinez. Juru gedor Timnas Argentina tersebut mencapai banyak penghargaan serta pencapaian di tahun tersebut. Baik pencapaian bersama regu ataupun pencapaian individu. Suatu catatan yang belum diraihnya di musim- musim lebih dahulu.
Bersama Inter, gelarnya dibuka dengan raihan Supercoppa Italiana sehabis berhasil semata wayangnya sukses menumbangkan juara Serie A 2022/ 23, Napoli. Selaku catatan, di Italia, baik Serie A, Coppa Italia, serta Supercoppa Italiana, ketiganya dikira selaku trofi yang sama berartinya. Ketiganya setara serta bersama berharga, suatu yang bisa jadi berbeda dengan budaya di liga top yang lain. Gelar ini pula membuat Inter jadi juara sepanjang 3 masa berturut- turut.
Setelahnya, acara besar- besaran terjalin di Milano. Jelas membuat si orang sebelah, AC Milan, risih bukan main. Inter sukses terlebih dulu mencapai seconda stella ataupun bintang kedua sehabis gelar scudetto- nya tahun 2024 ini jadi gelar ke- 20. Mengalahkan AC Milan dengan 19 gelar.
Selaku kapten, ini ialah prestasi yang tidak seluruh orang dapat jalani. Menaikkan bintang cuma terjalin sekali dalam 10 gelar serta El Toro menemukan keberuntungan buat merasakannya. Tidak hanya itu, gelar capocannoniere ataupun top scorer Serie A pula diraihnya. Meski, entah sebab pertimbangan apa dirinya tidak jadi best striker Serie A serta gelar tersebut diberikan ke Dusan Vlahovic. Tetapi, perihal tersebut dapat diatasi dengan gelar pemain terbaik Inter 2023/ 24.
Bersama Albiceleste, Si Banteng lebih edan. Walaupun cuma tampak penuh melawan Peru, El Toro malah keluar jadi top scorer dengan 5 berhasil. Dirinya jadi opsi ketiga Lionel Scaloni di dasar Leo Messi serta Julian Alvarez. Tetapi, El Toro bukan striker kelas teri, dirinya mengamuk serta menampilkan pada dunia kalau dirinya merupakan mesin berhasil yang bisa diandalkan.
Berhasil semata wayangnya di final kembali membuat Leo Messi tersenyum. Berhasil semata wayangnya tersebut pula membuat Argentina jadi pengoleksi gelar Copa America paling banyak dengan 16 gelar. Menyalip Uruguay dengan 15 gelar. Dari seluruh turnamen mayor yang diiringi Messi serta Lautaro secara bersama, cuma Copa America 2019 saja yang kandas mereka membawa kembali. Sisanya, mereka babat habis.
Bersumber pada penjelasan- penjelasan tersebut, Lautaro merupakan calon yang lebih masuk ide buat mencapai Ballon d’ Or dari calon- calon lain, tercantum Leo Messi. Penampilan calon lain semacam Vinicius Junior serta Jude Bellingham cuma moncer di tingkat klub. Bersama regu nasional mereka melempem. Kandidat terkuat yang hendak dapat menjegal El Toro dari trofi Ballon d’ Or merupakan Rodri serta Dani Carvajal.
Batu sandungan tersebut merupakan popularitas. Tidak dipungkiri, popularitas merupakan salah satu variabel berarti dalam pemilihan pemenang Ballon d’ Or. Masih ingat permasalahan Wesley Sneijder yang gelarnya tercuri sebab popularitas Leo Messi pada 2010? Perihal tersebut jelas dapat terjalin kapanpun di Ballon d’ Or. Karena, penghargaan ini berbasis pada voting buat mencari kandidat dengan hasil kuantitas paling tinggi, tanpa wajib bersusah payah memikirkan evaluasi kualitatifnya.
Kapten Inter tersebut jelas dapat kembali mengulangi nasib pahlawan treble Inter pada 2010. Performa ciamik dapat takluk di hadapan popularitas. Lautaro Martinez mempunyai segalanya kecuali popularitas buat mencapai gelar pemain terhebat sejagat. Mudah- mudahan nasib baik senantiasa bersamamu, El Toro!