May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Curi Resep, Negara Rival Ini Kebut Proyek Pemain Naturalisasi

5 min read

Curi Resep, Negara Rival Ini Kebut Proyek Pemain Naturalisasi – Negara- negara Asia Tenggara yang dahulu jadi rival Indonesia saat ini nyatanya mulai bangun dari mimpi kejayaan di masa kemudian. Mereka seolah tertampar sehabis memandang kemajuan Timnas Indonesia yang begitu pesat. Meleng dikit, King Indo telah jauh meninggalkan Thailand serta Vietnam.

Negara- negara orang sebelah tidak menyangka kalau Indonesia hendak bangkit sedini itu. Bermodalkan pemain- pemain diaspora serta kecerdasan taktik Shin Tae- yong, Timnas Indonesia sukses menembus batasan. Indonesia saat ini mulai disejajarkan dengan Qatar, Arab Saudi, apalagi Jepang.

Para orang sebelah yang mulai kebakaran jenggot juga kesimpulannya berupaya mencuri formula berhasil Indonesia. Lalu, siapa pemain baru mereka?

Vietnam

Dahulu nyindir- nyindir Indonesia yang katanya hanya dapat gunakan pemain generasi, saat ini Vietnam mulai menjilat ludahnya sendiri. Sebagian hari kemudian, Federasi Sepakbola Vietnam mengumumkan kalau Golden Stars hendak mempunyai bomber baru.

Striker asal Brazil yang saat ini telah berumur 27 tahun itu kabarnya tidak memiliki ikatan darah sama sekali dengan Vietnam. Tetapi, dirinya telah berhak membela Timnas Vietnam. Lalu, apa urgensi Vietnam membagikan status kewarganegaraan Vietnam pada Rafaelson?

Federasi Vietnam memandang Rafaelson selaku penyerang haus berhasil di Liga Vietnam. Masa kemudian saja, Rafaelson mencatatkan 31 berhasil dari 24 pertandingan bersama Nam Dinh FC. Tidak hanya itu, Rafaelson pula telah berkarir di Liga Vietnam semenjak tahun 2020. Itu telah lumayan buat memberikannya kewarganegaraan.

Tidak hanya Rafaelson, Vietnam kabarnya pula lagi memproses pemain- pemain lain supaya dapat lekas membela Timnas Vietnam. Dikutip Detik Sport, pemain- pemain itu merupakan Jason Pendant, Kyle Colonna, serta Adou Minh. Dari ketiga nama itu, Jason Pendant jadi yang sangat menarik buat dibahas.

Dirinya diproyeksikan selaku pengganti Doan Van Hau yang tidak kunjung pulih dari luka. Hebatnya, Pendant tercatat sempat tampak buat Timnas Prancis U- 16 serta U- 18. Dirinya apalagi sempat satu regu dengan pemain sekelas Allan Saint- Maximin di Prancis U- 16.

Thailand

Tidak ingin kalah dari Vietnam, Thailand yang masih berstatus owner gelar Piala AFF paling banyak juga mulai mendatangkan sebagian pemain generasi. Apalagi skemanya juga mirip dengan apa yang dicoba Indonesia. Pemain generasi yang dipanggil didominasi dari Eropa serta masih berumur muda.

Skema itu dicoba demi kenaikan mutu jangka panjang. Thailand tidak ingin cuma mengandalkan pemain- pemain senior yang cuma dapat bermain sepanjang 3 ataupun 4 tahun lagi. Hingga dari itu, pemain- pemain berbagai Erawan Garnier, Mees Eppink, Fynn Braun dihadirkan oleh federasi.

Ketiga nama itu masih berumur sangat muda. Braun apalagi masih berumur 16 tahun. Walaupun begitu, mereka seluruh binaan klub- klub Eropa. Bila Braun bermain buat klub Jerman, Karlsruhe U- 19, Mees Eppink yang berposisi selaku penjaga gawang baru saja bergabung dengan FC Utrecht U- 21. Ya, Eppink saat ini jadi rekan satu regu Ivar Jenner.

Erawan Garnier tercatat jadi yang sangat menjanjikan dari angkatan ini. Garnier berposisi selaku winger kanan. Lahir serta besar di Prancis, Garnier mengawali karir sepakbola di situ. Garnier saat ini berstatus selaku pemain Lyon B serta telah mencatatkan 12 penampilan di seluruh kompetisi.

Tidak hanya nama- nama itu, Thailand pula memanggil pemain generasi Swedia yang berkarir di Asia. Contohnya Patrik Gustavsson yang membela Nara Club, regu kasta ketiga Jepang serta William Weidersjö yang membela klub lokal, Uthai Thani. Walaupun hanya berkarir di Asia, mereka ialah jebolan klub- klub Swedia, semacam Hammarby IF serta Sylvia.

Filipina

Kekalahan dari Skuad Garuda di laga terakhir ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 nyatanya sudah membuat Filipina sadar. Sepanjang ini mereka telah tertinggal jauh dari Timnas Indonesia.

Memandang gap yang terus menjadi jauh, Filipina mulai mengesampingkan gerbong pemain yang berkarir di Asia Tenggara. Mereka saat ini mulai alihkan fokus kepada bakat- bakat terbaik yang bermain di Eropa serta Amerika Serikat. Sebagian telah debut di Timnas Filipina.

Pemain- pemain yang telah debut antara lain Bjørn Martin Kristensen yang saat ini menguatkan klub kasta kedua Norwegia, Aalesund. Kemudian terdapat Dylan Demuynck dari Zulte Waregem, serta Alex Monis yang membela regu muda New England Revolution. Seluruhnya bukan kelahiran Filipina, tetapi mempunyai darah generasi dari leluhurnya.

Sedangkan pemain yang baru mengantongi kewarganegaraan Filipina merupakan Raphael Obermair. Itu sebab Obermair berstatus selaku talenta menjanjikan di Jerman. Pemain yang berposisi selaku gelandang itu sempat membela Bayern Munchen II medio 2016 sampai 2018.

Dirinya mencatatkan 61 penampilan dan 16 assist bersama regu cadangan Munchen. Hebatnya, talenta Obermair sempat menemukan pengakuan dari Carlo Ancelotti kala dipanggil ke skuad utama buat mengalami Bayer Leverkusen tahun 2017. Sayangnya, dia tidak menemukan menit bermain di laga tersebut. Saat ini, Obermair jadi bagian berarti di SC Paderborn yang berlaga di 2. Bundesliga.

Malaysia

Tidak ingin ketinggalan, Malaysia pula menaikkan stok pemain naturalisasi. Harimau Malaya nyatanya telah kapok membagikan status kewarganegaraan kepada pemain- pemain asing di Liga Malaysia. Saat ini, Malaysia lebih memprioritaskan buat menggaet pemain Eropa yang mempunyai garis generasi.

Si pemain apalagi secara terbuka mengantarkan rasa bangganya dapat mempunyai paspor Malaysia. Pemain yang berposisi selaku bek kanan itu telah mengantongi 117 penampilan bersama Eagles.

Dirinya ialah salah satu pemain berarti di skuad utama mantan klub Jay Idzes tersebut. Atribut utama dari Deijl merupakan keahlian transisi serta fleksibilitas. Tidak hanya bek kanan, pemain berumur 27 tahun itu pula dapat bermain di bermacam posisi yang lain semacam bek tengah, bek kiri, serta pemain sayap kanan.

Tidak hanya pemain Go Ahead Eagles itu, Malaysia pula lagi mengupayakan 2 pemain Burnley, John Brownhill serta Zian Fleming. Dikutip The Vocket, skuad Harimau Malaya lagi memenuhi berkas- berkas kedua pemain itu. Apalagi, media tersebut menyebut Flemming serta Brownhill dapat debut di Piala AFF 2024 mendatang.

Jika soal Brownhill kamu telah mengerti lah ya. Nama yang baru terdengar malah Zian Flemming. Belum terdapat fakta konkret soal darah generasi Flemming. Tetapi, rumor bergabungnya si pemain ke skuad Malaysia makin menyebar di Asia Tenggara.

Singapura

Yang terakhir, terdapat Singapore. Walaupun hanya negeri kecil, Singapore meyakinkan diri kalau mereka pula memiliki energi tarik dari segi sepakbola. Perihal itu diperkuat dengan hadirnya bek Cardiff City, Perry Ng. Pemain yang besar di Inggris itu mempunyai darah Singapore dari kakeknya yang dikabarkan asli kelahiran Singapore.

Karena, dia langsung jadi salah satu pemain Asia Tenggara dengan harga pasar paling tinggi, ialah 3, 8 juta euro. Itu apalagi lebih besar dari Sandy Walsh. Market Value Perry melonjak sebab dirinya berstatus pemain berarti di Cardiff.

5 masa berseragam Cardiff, Perry sudah mengantongi 152 penampilan di seluruh kompetisi. Perry sendiri tercantum pemain bek yang produktif. Naluri menyerangnya sangat besar. Masa 2023/ 24 saja, dirinya sanggup mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 6 kali. Itu jadi yang paling tinggi di skuad Cardiff.

Tidak hanya Perry, Singapore pula menaikkan sebagian pemain baru lagi. Ulasan sepenuhnya tentang pemain naturalisasi Singapore dapat kamu ikuti lebih dahulu.

Seperti itu negara- negara rival yang mulai menggenjot lagi proyek naturalisasi. Tetapi, jika dipikir- pikir, buat apa pula sulit payah menaikkan pemain- pemain Grade A jika hanya dipakai cocok main di Piala AFF?

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.