May 3, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Datang, Cetak Gol, dan Juara Seperti Jens Raven

4 min read

Datang, Cetak Gol, dan Juara Seperti Jens Raven – Dony Tri Pamungkas dinobatkan pemain terbaik di Piala AFF U- 19 2024. Punggawa Persija Jakarta tersebut mengaku tidak menyangka bila pada kesimpulannya dirinya yang terpilih buat menemukan penghargaan itu. Tetapi, bukan Dony saja yang beranggapan semacam itu. Sebab mayoritas fans Indonesia juga berpikir demikian.

Sebagian dari mereka memperhitungkan kalau Jens Raven lebih layak memperoleh gelar itu. Bukan bermaksud menyamakan, tetapi perjuangan dari penyerang Dordrecht U- 21 itu dinilai lebih heroik daripada Dony. Sebab lebih dahulu, Raven senantiasa dikritik serta diremehkan oleh publik. Saat sebelum kesimpulannya dapat meyakinkan diri.

Lalu, gimana Raven menapaki ekspedisi panjang itu?

Saat sebelum kesimpulannya dinaturalisasi serta jadi andalan di lini depan Timnas Indonesia U- 19, penyerang kelahiran Belanda itu mempunyai cerita menarik. Bakat serta talentanya nyatanya ditemui secara tidak terencana. Itu terjalin dikala Shin Tae- yong serta sebagian rekannya, tercantum Fardy Bachdim blusukan ke Belanda pada dini Maret kemudian.

Dikala itu, tujuan Shin Tae- yong mau menengok salah satu anak asuhnya, Rafael Struick yang lagi melakoni pertandingan bersama ADO Den Haag. Tujuannya cuma mau bersilaturahmi, tidak lebih. Sebab sebagian hari lebih dahulu, dia telah berkelana Belanda buat mencari pemain generasi. Salah satunya merupakan Calvin Verdonk.

Dikala itu, ADO Den Haag U- 21 lagi mengalami FC Dordrecht U- 21, timnya Jens Raven. Pertandingan itu berakhir dengan skor 2- 2. Salah satu berhasil Den Haag dicetak oleh El Klemer.

Seusai pertandingan, Jens Raven yang pula ambil bagian dalam pertandingan itu mendatangi rombongan Shin Tae- yong. Awal mulanya, Raven cuma mau menyapa Fardy yang kebetulan merupakan agennya. Tetapi, nyatanya Fardy melaksanakan perihal yang lebih dari semata- mata menyapa balik. Kakak dari Irfan Bachdim itu berkata pada Coach Shin kalau Raven pula mempunyai generasi Yogyakarta dari neneknya.

Raven juga membetulkan statment itu. Dilansir dari Kumparan, pemain berumur 18 tahun itu apalagi secara langsung mengantarkan kepada Shin Tae- yong kalau dirinya bersedia membela Timnas Indonesia sesuatu dikala nanti. Tetapi, dikala itu belum terdapat tindak lanjut dari Federasi Sepakbola Indonesia.

Raven tidak keberatan bila Shin Tae- yong hendak memainkannya di regu nasional kelompok usia terlebih dulu. Itu sebab dirinya sadar hendak umurnya yang masih sangat muda. Tiap hari, kepercayaan buat membela Timnas Indonesia terus menjadi besar.

Walhasil, dirinya memohon tolong Fardy Bachdim buat mencari ketahui, apakah terdapat mungkin untuk dirinya buat bergabung dengan Timnas Indonesia. Fardy yang mendengar itu lumayan kaget. Sebab umur Raven masih sangat muda. Tetapi apa boleh buat, toh tugas Fardy memanglah membuat klien puas.

Nyatanya, PSSI memanglah terbuka buat proyek naturalisasi di seluruh jenjang umur. Mereka mau perbanyak pemain- pemain diaspora yang mempunyai pengalaman di luar negara, paling utama Eropa. Sembari mengumpulkan berkas, Raven pula menekuni bahasa serta budaya Indonesia. Kita tentu masih ingat kala Raven menghafal sebagian lagu Indonesia serta butir- butir Pancasila.

Persyaratan juga sudah diterima oleh PSSI. Itu diisyarati dengan timbulnya gambar Raven dengan Pimpinan Universal PSSI, Erick Thohir. Raven juga diproses bertepatan dengan Calvin Verdonk. Bagi Menteri Pemuda serta Berolahraga, Dito Ariotedjo proses kali ini hendak diperlakukan secara istimewa. Perkataan Dito teruji benar, Sementara itu pertemuan awal antara Raven serta PSSI baru terjalin pada 30 April.

Di sela- sela proses naturalisasi, Raven sesungguhnya telah lebih dahulu dipanggil oleh Indra Sjafri buat membela Timnas Indonesia U- 20 yang berlaga di Toulon Cup pada dini Juni 2024. Raven paling tidak tampak di 4 kali dari total 5 laga yang dimainkan Timnas Indonesia. Sayangnya, di kompetisi tersebut, Indonesia U- 20 kandas total. Raven kandas memperkenalkan kemenangan untuk Indonesia.

Tidak hanya kandas memperkenalkan kemenangan, Raven pula belum sanggup menyumbangkan berhasil untuk Indonesia. Menit bermainnya juga kurang optimal.

Perihal ini pernah membuat ekspektasi kepada Raven menyusut. Warga Indonesia mulai meragukan kapasitas dari pemain yang baru berumur 18 tahun itu. Apalagi, dikala itu Mauresmo Hinoke yang mempunyai energi jelajah besar serta sanggup mencetak satu berhasil dinilai jauh lebih menarik dibanding Raven.

Perspektif kurang baik tidak menghentikan Jens Raven buat terus berjuang demi lambang garuda di dada. Dirinya tidak begitu mempedulikan kritik serta asumsi miring tentangnya. Raven sadar kalau ini merupakan bagian dari proses mengarah mimpinya.

Perihal yang sama pula diamini oleh Coach Indra. Walaupun Raven dinilai kandas total di Toulon Cup, itu tidak pengaruhi keputusannya buat senantiasa bawa Raven ke Piala AFF U- 19. Raven yang telah mengantongi status WNI dinilai penuhi ketentuan buat mengisi pos lini serbu Garuda Muda.

Tetapi, Raven memulai kompetisi dengan tidak gampang. Di dini turnamen, pemain yang sudah mengantongi lisensi kepelatihan UEFA Youth B itu wajib lebih dulu duduk di bangku cadangan, Tercatat, 2 kali cuma masuk selaku pemain pengganti.

Walaupun cuma selaku pemain pengganti, donasi Raven mulai nampak. Coach Indra memohon Raven buat tidak tersebar di zona kotak penalti saja. Dia dituntut buat banyak turun ke balik buat menjemput bola serta lebih ikut serta dengan build up serbuan. Walhasil, Raven dapat menyumbangkan satu berhasil dalam kemenangan 6- 0 atas Filipina.

Cetak Berhasil serta Juara

Jens Raven baru menemukan 100% keyakinan Indra Sjafri di laga ketiga fase tim melawan Timor Leste. Dikutip Bola. com, nyatanya itu memanglah telah jadi rencana Coach Indra. 2 pertandingan lebih dahulu hanya pemanasan untuk Raven. Serta itu dinilai lumayan. Diberi keyakinan bermain semenjak menit dini, Raven langsung meyakinkan diri.

Raven menjelma jadi mesin berhasil serta mencetak 2 berhasil dalam kemenangan 6- 2 atas sepupu jauh Indonesia itu. Di semifinal dikala melawan Malaysia, Raven pula dimainkan semenjak menit dini, sayangnya tidak terdapat sebiji berhasil juga yang lahir dari kakinya. Walaupun begitu, Indonesia senantiasa lolos ke final berkat berhasil semata wayang Muhammad Alfharezzi Buffon.

Melawan Thailand di final, Jens Raven tampak selaku pembeda lewat golnya di babak awal. Tidak terdapat berhasil balasan dari Thailand di babak kedua, Raven juga kesimpulannya bawa Indonesia buat kembali mencapai gelar juara Piala AFF U- 19 sehabis terakhir kali pada tahun 2013 silam. Performa di AFF U- 19 sudah membuktikan kalau Jens Raven sudah tumbuh serta matang di waktu yang pas. Seperti buah yang siap dipetik.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.