Drama Telenovela Indonesia vs Wasit, Ehh Bahrain
5 min read
Drama Telenovela Indonesia vs Wasit, Ehh Bahrain – Ekspresi kemarahan Pak Muh, bapak dari Fadil Jaidi lumayan mewakili amarah fans Indonesia pasca menyaksikan pertandingan melawan Bahrain. Dalam perihal ini yang diartikan merupakan pengadil lapangan.
Puncaknya kala Bahrain mencetak berhasil di detik- detik akhir. Momen itu terus menjadi mengobarkan api kemarahan publik Indonesia. Banyak yang memperhitungkan keputusan wasit tidak adil serta merugikan Skuad Garuda. Tetapi, tidak hanya kinerja wasit yang di dasar standar, terdapat intrik serta drama lain yang terjalin di pertandingan ini.
Penasaran apa saja kenyataan serta statistik menarik yang terjalin di drama telenovela antara Timnas Indonesia serta Bahrain ini?
Pemilihan Starter
Hal- hal menarik di pertandingan tadi malam telah terjalin satu jam saat sebelum pertandingan diawali. Perihal itu kala kita disuguhkan catatan sebelas pemain awal yang diseleksi oleh Shin Tae- yong. Tidak disangka, di laga sepenting ini pelatih asal Korea Selatan itu malah banyak melaksanakan pergantian di starting line up.
Dengan skema 5- 4- 1 yang dalam pengaplikasiannya dapat berganti jadi 3- 4- 3, Shin Tae- yong lebih memilah buat merendahkan Jordi Amat dibanding Rizky Ridho buat memenuhi trio bek tengah. Sementara itu lebih dahulu tersebar rumor jika Jordi hendak ditempatkan selaku gelandang bertahan.
Terlebih Jordi telah lama tidak bermain buat Indonesia. Terakhir kali Jordi tampak merupakan di laga melawan Irak bulan Juni kemarin. Itu juga berakhir kurang baik sebab Jordi wajib menerima kartu merah di menit 59. Itu jauh lebih baik dari Jordi yang cuma menggapai 71%. Tidak hanya di lini balik, keberadaan Malik Risaldi di lini tengah juga lumayan mengejutkan.
Alih- alih bermain selaku sayap, pemain Persebaya itu diturunkan selaku gelandang. Tetapi, di lapangan Malik bermain lumayan mobile. Walaupun pelipisnya pernah robek, Malik senantiasa berupaya bermain ofensif dengan sesekali merangsak ke depan. Performanya tidak kurang baik, tetapi masih dapat ditingkatkan lagi.
Debut Hilgers serta Eliano
Tidak hanya nama- nama kejutan, di starting line up Indonesia pula timbul nama Mees Hilgers. Dirinya langsung menempuh debut selaku bek tengah bagian kanan. Dirinya memenuhi trio yang lebih dahulu telah diisi oleh Jay Idzes serta Jordi Amat. Selaku debutan, penampilan Hilgers sangat solid.
Bagi laporan Fotmob, bermain sepanjang 90 menit penuh Hilgers mengantongi rating 6. 6. Itu paling tinggi kelima bila dibanding pemain Indonesia yang lain. Dalam pertandingan melawan Bahrain, bek FC Twente itu mencatatkan 100% tekel, 2 sapuan, serta memenangkan 8 duel.
Dirinya apalagi nyaris mencatatkan assist dikala Ragnar Oratmangoen mencetak berhasil keseimbangan di penghujung babak awal. Tidak hanya Hilgers, adik Tijjani Reijnders pula langsung lakukan debut di laga melawan Bahrain. Masuk di babak kedua, Eliano bermain selaku bek kanan. Eliano tampak lumayan oke.
Tetapi, Eliano masih kurang ikut serta dalam build up serbuan Timnas Indonesia. Dirinya lebih fokus melindungi kedalaman dibanding melaksanakan akselerasi ataupun campuran umpan melanda. Sebab di babak kedua Indonesia instan senantiasa ditekan oleh regu tuan rumah.
Berhasil Debut Struick
Di babak kedua, Indonesia pula pernah berputar unggul lewat berhasil menawan Rafael Struick. Penjaga gawang Bahrain juga cuma termenung memandang bola masuk ke gawangnya sendiri.
Berhasil ini merupakan pembuktian Struick yang pernah dikritik keras sebulan terakhir. Struick dinilai belum lumayan bagus buat regu senior, kalau ia lebih baik bermain di regu U- 23 terlebih dulu. Opini tersebut tidak seluruhnya salah, sebab Rafa memanglah lebih dapat berkontribusi bila bermain di jenjang kelompok usia.
Di tingkat Timnas Indonesia U- 23, Rafael Struick telah membukukan 3 berhasil dari 8 pertandingan. Salah satu golnya pula dicetak dengan metode yang luar biasa. Menerima bola muntah, Rafa membebaskan tembakan roket ke pojok kanan atas gawang Baek Jong- beom.
90+6= 99???
Sayangnya, berhasil debut Rafael Struick masih belum lumayan buat menolong Indonesia mencapai kemenangan. Berhasil yang teramat indah itu wajib ternodai dengan performa pengadil lapangan yang dinilai tidak penuhi standar.
Kepemimpinan wasit yang namanya mirip dengan nama franchise ayam goreng tepung itu sangat kurang baik dengan terdapatnya beberapa keputusan kontroversial. Tidak membagikan pelanggaran walaupun pemain Indonesia dijatuhkan. Serta masih banyak lagi.
Yang sangat buat gemes tuh soal penentuan injury time. Dikala pertandingan merambah menit ke- 90, bonus waktu pertandingan ini diresmikan sepanjang 6 menit. Tetapi Bahrain malah dapat mencetak berhasil keseimbangan di menit 90+9. Seakan- akan wasit menunggu hingga Bahrain mencetak berhasil lebih dahulu, baru ingin meniup peluit panjang. Bayangin, jika Bahrain tidak dapat cetak berhasil. Bisa jadi laganya hendak terus bersinambung hingga menit ke 135.
Ingin marah, tetapi gimana. Aplikasi semacam ini telah kerap terjalin. Dikutip CNN Indonesia, terpaut kepemimpinan wasit yang kontroversial, Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga membenarkan bakal melayangkan pesan keluhan ke AFC. Tetapi, netizen ragu laporan Indonesia tidak hendak digubris lantaran Presiden AFC dikala ini, ialah Salman bin Ebrahim Angkatan laut(AL) Khalifa merupakan orang Bahrain.
Oalaaaah, pantesan. Bahrain memiliki koneksi orang dalam nyatanya. Tetapi tidak apa. Bila Bahrain memiliki bekingan orang AFC, tenang, Indonesia dekengane pusat. Kita seluruh ketahui jika Erick Thohir memiliki keakraban tertentu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Masih Tidak Terkalahkan
Terus menjadi besar tumbuhan berdiri, hingga terus menjadi kencang pula angin yang menerpa. Jadi fans Timnas Indonesia wajib disabar- sabarin, deh. Paling tidak, terdapat hikmah yang dapat kita ambil dari pertandingan yang ngeselin semalem itu. Indonesia dapat menyerupai Jepang jadi regu yang belum terkalahkan di penyisihan Tim C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kelainannya, bila Jepang menyapu bersih 3 pertandingan dini dengan kemenangan, Indonesia hanya dapat dapet 3 kali hasil imbang. Not bad lah ya, yang berarti tidak malu- maluin. Hasil imbang melawan Bahrain pula memperpanjang rekor fantastis Jay Idzes sepanjang membela Timnas Indonesia.
Semenjak debut Maret 2024, kapten baru Timnas Indonesia itu tercatat telah mengantongi 6 caps bersama Skuad Garuda. Statistiknya juga luar biasa. El Klimis belum sempat sekalipun merasakan kekalahan dengan rincian 3 kali menang serta 3 kali imbang. Tidak salah Indonesia datengin bek tingkat Serie A ini.
Klasemen Tim C
Itu membuat Indonesia tertahan di urutan kelima klasemen sedangkan Tim C. Sebaliknya Bahrain cuma sedikit lebih baik di urutan keempat dengan mengoleksi 4 poin. Tetapi, bagi Jawa Pos, hasil imbang melawan Indonesia malah jadi kerugian untuk Bahrain.
Kenapa demikian? Tidak hanya sebab kehabisan poin di kandang sendiri, Bahrain wajib kehabisan poin FIFA sebesar 4, 39 yang jatuh ke tangan Indonesia. Total poin FIFA Bahrain sehabis pertandingan ini jadi 1311, 1. Dengan begitu, Bahrain diprediksi bakal turun 2 peringkat ke posisi 78. Sebaliknya Indonesia, masih normal di urutan 129 dunia. Saat ini tinggal fokus curi poin penuh di Qingdao, Cina.