May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Dulu Jor-Joran Dibeli, Kini Nelangsa Jadi Anak Tiri Arab Saudi

4 min read

Dulu Jor-Joran Dibeli, Kini Nelangsa Jadi Anak Tiri Arab Saudi – Keberhasilan Public Investment Fund( PIF) mengakuisisi Newcastle United pada Oktober 2021 ialah hari yang menggembirakan buat fans The Magpies. Gimana tidak? Tidak hanya sukses menendang pemilik problematik, Mike Ashley, masuknya PIF dengan duit tidak terbatas yang mereka miliki berikan angin fresh buat masa depan The Magpies.

Tetapi, bukannya jadi klub yang royal serta berprestasi, progres Newcastle United malah terasa jalur di tempat. Kandas lolos ke Champions League, kesusahan merekrut pemain baru, sampai isu dianaktirikan PIF jadi permasalahan yang saat ini menyerang The Magpies.

Lalu, apa sih yang sesungguhnya terjalin pada Newcastle United?

  • Kegagalan Demi Kegagalan Newcastle United

PIF masuk ke Newcastle dengan bawa janji manis mengganti The Magpies jadi klub elit di Eropa. Normal dong, dengan sumber energi yang mereka miliki, rasanya janji PIF tersebut tidak terasa muluk- muluk.

Terlebih apabila bercermin dengan apa yang telah terjalin di Eropa, perihal tersebut bagaikan oasis di tengah padang pasir untuk fans The Magpies. Mereka telah kehausan di tengah suasana yang gersang nan tandus, kok ketemu sedanau air, ya seger!

Amati saja apa yang terjalin pada Manchester City serta Paris Saint- Germain. Mereka yang lebih dahulu hanya klub biasa dengan dana ala kadarnya berganti jadi klub kaya raya bertabur bintang. Yang sangat berarti, prestasi juga mulai berdatangan. Masuk final Champions League bukan lagi mimpi, terlebih juara semacam Manchester City.

Janji manis tersebut memanglah nampak sangat meyakinkan di dini. Pada masa awal PIF mengendalikan transfer dan perencanaan , mereka membeli pemain top. Alexander Isak, Anthony Gordon, Sven Botman, Matt Targett, serta Nick Pope mereka datangkan dengan mahar kurang lebih 181, 6 juta euro.

Pada titik ini, kebanyakan fans sepak bola pasti menyangka kalau hasrat PIF bukan semata- mata bualan, terlebih untuk fans The Magpies, mereka bagai terbang ke awan.

Sandro Tonali serta 3 pemuda berbakat: Harvey Barnes, Tino Livramento, serta Yankuba Minteh, mereka datangkan pada masa panas 2023. Seluruh demi Newcastle United berprestasi di Eropa. Tetapi sial, bukan prestasi yang mereka bisa, malah bibit- bibit permasalahan yang berkembang merambat.

Diawali dari permasalahan judi yang mengenai Sandro Tonali, Newcastle juga terseok- seok di Eropa. The Magpies kandas keluar dari fase tim. Jadi juru kunci.

Kedalaman skuad mereka nampak rapuh. Paruh kedua 2023/ 24, performa mereka terjun leluasa. Kalah 6 dari 7 laga menampilkan terdapatnya permasalahan pada regu. Badai luka menyerang sehingga FA Cup serta Piala Liga juga tidak sanggup mereka gapai.

Gongnya baru terjalin di akhir masa. Walaupun mereka sukses bersaing dengan Manchester United dalam perebutan posisi ketujuh, mereka senantiasa kandas lolos ke Eropa. Karena, pada ajang FA Cup, Manchester United nyatanya keluar selaku juara. Bayangkan saja, seburuk apa regu ini kok hingga dipecundangi sama klub problematik semacam Manchester United. Itu juga mereka masih wajib menjual pemain potensial semacam Elliot Anderson serta Yankuba Minteh buat bonus dana di bursa transfer.

  • PIF Lagi Bangun“ IKN” Piala Dunia 2034

Salah satu karena yang membuat Newcastle tidak lagi tampak trengginas di bursa transfer merupakan berpindahnya fokus PIF dari Newcastle United ke proyek strategis dalam negara mereka sendiri.

Walaupun saham PIF di Newcastle naik jadi 85% semenjak kepergian Amanda Staveley serta Mehrdad Ghodoussi pada Juli 2024 kemudian, PIF malah tidak sangat mencermati urusan The Magpies di bursa transfer kali ini. Urusan mereka dinomorduakan oleh PIF, Newcastle hendak jadi regu pesakitan.

  • Newcastle United Bakal Jadi Sapi Perah?

Pada dini Agustus 2024, terdengar berita kalau PIF sudah berjumpa dengan 777 Partners buat merealisasikan niatnya membangun suatu franchise sepak bola seperti City Football Group( CFG).

Give Me Sport mengatakan kalau PIF serta 777 Partners sudah berdiskusi soal mungkin pembelian klub Prancis, Red Star FC serta klub Belgia, Standard Liege. 777 Partners sendiri ialah owner Genoa, Hertha Berlin, serta Vasco da Gama. Tidak cuma itu, 777 Partners pula mempunyai saham minoritas di Sevilla serta Melbourne Victory.

Tidak cuma klub- klub tadi, PIF pula dikabarkan bernazar buat mengakuisisi klub fenomenal yang baru bangkrut, Girondins Bordeaux. PIF pula disebutkan lagi melaksanakan pendekatan resmi buat membeli sebagian saham AS Monaco.

Arab Saudi kayaknya hendak membayar 67% kepemilikan Dmitry Rybolovlev yang memanglah lagi dijual. Tetapi, PIF tidak hendak dapat membeli AS Monaco 100%, karena keluarga Kerajaan Monaco selaku tuan tanah wajib senantiasa mempunyai jatah di klub bercorak merah putih tersebut.

Hasrat PIF mendirikan franchise menampilkan kalau mereka lagi betul- betul memerlukan duit. Kelihatannya mereka lagi berupaya membangun mesin duit yang dapat digunakan buat menolong pendanaan pembangunan proyek penunjang Piala Dunia 2034. Newcastle merupakan salah satunya.

Ini dapat jadi berita kurang baik untuk segala fans The Magpies. Impian mereka buat jadi klub royal dengan segudang prestasi kayaknya masih wajib ditaruh lagi. Mereka lebih dekat dengan mungkin jadi sapi perah dibanding jadi juara serta mencetak sejarah.

Realitas nampak masih jauh dari impian. Hasrat hati dapat sepuasnya jor- joran, The Magpies malah terancam jadi klub yang kejar setoran.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.