Elkan Bisa Belajar dari Kasus Pemain Thailand, Ekanit Panya
4 min read
Elkan Bisa Belajar dari Kasus Pemain Thailand, Ekanit Panya – Bila dari kemarin senantiasa mangulas soal negara- negara orang sebelah yang ramai- ramai meniru metode, strategi, serta manajemen Indonesia dalam meningkatkan sepakbola, saat ini sebaliknya. Kita merekomendasikan pemain Indonesia buat meniru perilaku pemain rival. Pemain yang pantas dijadikan teladan itu bernama Ekanit Panya.
Terus, siapa yang wajib meniru perilaku punggawa Timnas Thailand tersebut? Tanpa bermaksud merendahkan, tetapi Elkan Baggott jadi wujud yang pas buat mencontoh Panya. Keduanya bersama sempat mempunyai permasalahan dengan regu nasional. Tetapi apa yang dicoba Ekanit Panya dinilai lebih berusia serta berjiwa ksatria.
Memangnya apa yang dicoba Ekanit Panya? Kok sampai- sampai Elkan wajib menjadikan Ekanit selaku suri tauladan. Penasaran? Cerita sepenuhnya hendak kita bahas.
Tolak Panggilan Timnas Thailand
Buat kamu yang tidak ngikutin pertumbuhan sepakbola Thailand, mari mimin kasih Kak Gem, alias kasih mengerti. Baru- baru ini terdapat pemain bernama Ekanit Panya yang disibukkan dengan agenda klarifikasi sebab permasalahan yang menimpanya dini tahun 2024. Seluruhnya berawal pada Timnas Thailand yang hendak mempersiapkan regu menjelang Piala Asia 2023.
Tampak di kompetisi sangat akbar se- Asia, Thailand berambisi mencapai hasil optimal. Buat mewujudkan itu, federasi juga memanggil seluruh pemain terbaiknya. Nah, Ekanit masuk kalangan kedua. Dirinya merupakan satu dari sedikitnya pemain Thailand yang dapat menembus Liga Jepang, bersama Urawa Reds Diamond.
Tidak heran bila Thailand sangat berambisi buat memakai jasa Ekanit Panya. Sebab dengan bermain di Urawa, mutu si gelandang tentu lebih baik daripada pemain- pemain lokal yang lain. Tetapi Ekanit Panya malah mengecewakan segala regu.
Alih- alih turut terbang ke Qatar, Ekanit malah menghilang dari rombongan. Dikutip Superball, pemain berumur 24 tahun itu mundur sebab mau menemukan peluang berlatih bersama Urawa Red Diamonds sepanjang pramusim.
Terlebih, raksasa Liga Jepang itu dikala itu baru ditangani oleh pelatih baru asal Norwegia, Per- Mathias Hogmo. Tetapi, dirinya tidak menanggapi telepon saat sebelum kesimpulannya salah satu orang terdekatnya mengonfirmasi kemauan si pemain buat kembali ke Jepang.
Ganjaran yang Diterima
Perilaku Ekanit Panya langsung jadi pembicaraan hangat oleh media lokal sampai media asing. Media- media serentak mempertanyakan nasionalisme dari si pemain. Gimana dapat Ekanit Panya malah memprioritaskan klub dibanding tugas negeri? Yang buat gusar, Ekanit hanya berstatus pemain pinjaman di Urawa.
Tetapi apa boleh buat, itikad ofisial Thailand buat kembali menghubungi Ekanit Panya tidak direspons positif. Kereta tidak menyudahi cuma buat satu orang, serta Timnas Thailand senantiasa melaju ke Piala Asia tanpa Ekanit. Tanpa pemain berumur 24 tahun itu, Regu Gajah Perang juga senantiasa tampak memuaskan.
Sayangnya, Thailand wajib tersingkir oleh Uzbekistan di fase gugur. Lalu gimana nasib Ekanit? Ia malah nelangsa. Nyatanya Ekanit sudah memprioritaskan regu yang salah, sebab malah tidak kunjung masuk skuad utama Urawa Reds. Apalagi dari 10 pertandingan awal masa 2024, Ekanit cuma 2 kali masuk skuad serta cuma mencatatkan satu menit bermain melawan Nagoya Grampus.
Dirinya baru tidak berubah- ubah masuk skuad Urawa Reds pada Mei 2024. Sisanya, doi hanya jadi cadangan apalagi tidak masuk skuad ramuan Per- Mathias Hogmo. Total, dirinya cuma mencatatkan 9 penampilan di kasta paling tinggi Liga Jepang bersama Urawa.
Diasingkan
Penderitaan Ekanit tidak menyudahi di sana. Semenjak panggilan telepon ofisial Thailand diabaikan, federasi serta regu kepelatihan memandang si pemain dengan metode yang berbeda. Masatada Ishii, sebagai pelatih kepala Timnas Thailand kesimpulannya tidak lagi ingin memakai jasa Ekanit Panya. Si pemain juga diasingkan oleh Masatada jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Bulan Maret serta Juni.
Nama Ekanit Panya pernah digantikan oleh Picha Autra. Tetapi, di Kualifikasi Piala Dunia 2026 edisi Juni, Masatada Ishii memilah buat mempercayakan posisi gelandang serbu pada Channarong Promsrikaew serta Chanathip Songkrasin.
Beberapa penggemar memperhitungkan Ekanit menemukan balasan setimpal sehabis lebih dahulu menolak panggilan regu nasional. Mereka merasa kalau Ekanit wajib menerima konsekuensinya dengan mulai diasingkan dari skuad regu nasional. Sebagian fans apalagi membagikan kritik lewat media sosial serta itu sangat mengusik Ekanit.
Ekanit Memohon Maaf
Sadar kalau situasinya kian memanas, Ekanit kesimpulannya melunturkan ego buat mengambil aksi lebih dahulu. Sehabis sekian bulan perang dingin dengan federasi serta regu kepelatihan, Ekanit kesimpulannya timbul di hadapan media serta menarangkan apa yang sesungguhnya terjalin. Tidak kurang ingat, dirinya pula mengakui kesalahannya sebab menolak panggilan regu nasional. Mantan pemain Chiangrai ini mengaku siap menerima masukan kritik bila ke depannya dia melaksanakan hal yang membuat kecewa lagi.
11 12 Dengan Elkan Baggott?
Permasalahan yang seragam tetapi tidak sama pula lagi dirasakan oleh Timnas Indonesia dengan salah satu pemainnya, ialah Elkan Baggott. Pemain kelahiran Bangkok, Thailand itu dikabarkan sudah menghasilkan ikatan yang rumit dengan Timnas Indonesia serta si pelatih Shin Tae- yong.
Sama halnya dengan Ekanit Panya, Baggott dikenal sebagian kali mangkir dari panggilan regu nasional. Yang terkini, Baggott kembali mangkir dari panggilan timnas jelang laga play- off Olimpiade melawan Guinea kemarin. Sementara itu dikala itu STY masih kekurangan bek sehabis Justin Hubner kembali ke klubnya serta Rizki Ridho absen lantaran penumpukan kartu.
Sementara itu pihak PSSI pula telah mengirimkan pesan permohonan formal kepada klub Elkan Baggott dikala itu, Ipswich Town serta Bristol Rovers. Menyikapi perihal itu, Baggott juga memilah diam. Perilakunya ini kembali merangsang respons negatif dari publik sepakbola Indonesia. Sampai- sampai Baggott diucap selaku pemain yang tidak memiliki jiwa nasionalisme.
Di sisi lain, timbul isu yang menyebut kalau ini seluruh merupakan murni keputusan teknis. Sebagian media menyebut kalau Elkan Baggott tidak masuk rencana Shin Tae- yong di regu nasional. Style bermain serta kualitasnya tidak masuk kualifikasi si pelatih. Maklum, jadi WNI merupakan inisiatif Baggot sendiri. Apa juga sebabnya, perilaku Elkan yang acuh senantiasa tidak dibenarkan.
Masih Terdapat Kesempatan
Sepatutnya Elkan Baggott tidak cuma diam. Dia dapat meniru metode yang dicoba Ekanit Panya. Timbul di media serta memohon maaf atas kegaduhan yang diciptakannya. Tetapi yang dicoba Baggott malah kebalikannya. Dia malah lebih disibukkan dengan jadwal klub serta urusan di luar sepakbola semacam liburan serta cerita cintanya.
Elkan malah menghapus akun PSSI dari bio instagramnya. Gestur itu jelas membuktikan kalau dirinya mau melindungi jarak dengan sepakbola Indonesia. Pasti perilaku yang diseleksi Elkan bukan semacam apa yang diharapkan oleh publik sepakbola Indonesia.
Sebab Elkan sepatutnya senantiasa jadi bagian berarti dari skuad regu nasional di mana juga terletak. dirinya masih memiliki peluang buat kembali membela Timnas Indonesia. Tetapi dengan satu ketentuan, ialah merendahkan sedikit egonya.