Empat Pelajaran Penting Saat Timnas Jerman Hajar Bosnia
3 min read
Empat Pelajaran Penting Saat Timnas Jerman Hajar Bosnia – Timnas Jerman mencapai kemenangan telak 7- 0 atas Bosnia serta Herzegovina dalam pertandingan kelima fase tim Liga Bangsa- Bangsa, membenarkan posisi awal buat awal kalinya dalam sejarah pendek kompetisi ini.
Florian Wirtz serta Regu Kleindienst tiap- tiap mencetak 2 berhasil, sedangkan Jamal Musiala serta Leroy Sane dari Bayern Munchen pula sukses mencetak berhasil.
“ Game kami nyaris sempurna. Apalagi sehabis pergantian pemain, tidak terdapat penyusutan performa. Itu merupakan pertandingan yang sangat bagus. Penekanan balik merupakan perihal yang sangat mengesankan hari ini. Itu luar biasa.”
Regu Nagelsmann sudah mencetak 17 berhasil dalam 5 pertandingan namun cuma kebobolan 3 berhasil. Regu ini bermain lepas dalam melanda serta bekerja keras dalam bertahan.
Dengan kemenangan ini, Jerman dengan aman duduk di puncak tim, menampilkan performa yang mengesankan menjelang pertandingan mendatang.
Kepercayaan Julian Nagelsmann
Salah satu perihal yang kerap dibicarakan tentang Nagelsmann semenjak dia mulai melatih tim- tim elit merupakan umurnya. Tetapi, pelatih berumur 37 tahun ini tidak sempat membiarkan itu membatasi keyakinannya pada ide- idenya.
Dengan kemampuan bola sebesar 73 persen, 4. 03 xG, 694 operan, serta yang sangat berarti, 60 sentuhan di zona penalti, Jerman menampilkan dominasi mereka. Ada sebagian peluang di mana Jerman mempunyai lebih dari 8 pemain di dekat kotak penalti lawan.
Cerminan ini jelas menampilkan kalau Nagelsmann mengerahkan tekanan besar kepada regu lawan. Walaupun regu tuan rumah terletak di peringkat 11 sedangkan lawannya di peringkat 74, statistik ini menampilkan beda kasta antara kedua regu yang jauh berbeda.
Membangun regu nasional yang mau bermain dengan kekompakkan ala regu klub merupakan ambisius, paling tidak. Tanpa batas anggaran di tingkatan nasional, Nagelsmann bisa memilah dari bintang- bintang Jerman serta bawa kehebatan orang mereka ke dalam regu nasional.
Tetapi, buat mengoptimalkan kemampuan keahlian orang membutuhkan strategi yang brilian, chemistry yang kokoh antara para pemain, serta kepemimpinan di lapangan. Upaya Nagelsmann buat mengatur game dengan tekanan besar yang selalu memerlukan tingkatan chemistry yang luar biasa, yang susah dibangun dalam regu nasional.
Di mari, pemain tidak sering mempunyai peluang buat bermain bersama, terlebih memikirkan luka yang kerap terjalin, sehingga membuat familiaritas jadi lebih sangat jarang. Menarik sekalian menegangkan buat melihat rencananya tumbuh bersamaan berjalannya turnamen serta jadi landasan untuk strategi Jerman menjelang 2026. Sebab di balik masa- masa edan ini terdapat wujud yang edan.
Pemain Kreatif
Dengan Jamal Musiala, Florian Wirtz, serta Kai Havertz, Jerman sudah menciptakan inti kreatif yang layak dibentuk. 2 pemain awal pakar dalam melindungi kemampuan bola di dasar tekanan besar serta menciptakan rekan- rekan walaupun terkurung oleh lawan.
Sedangkan itu, Havertz sangat baik dalam transisi serta serbuan kilat. Ini belum tercantum keahlian orang mereka yang luar biasa.
Efisiensi Butuh Ditingkatkan
Ini merupakan pemikiran yang lumayan berani! Dalam pertandingan yang berakhir 7- 0, kritik bisa jadi terdengar semacam mencari- cari kesalahan, namun perhatikan ini. Walaupun mempunyai sisi yang sangat kreatif, terdapat satu zona di mana Jerman kesusahan malam ini– progresi vertikal di zona pertahanan lawan. Sampai menit ke- 60, kecuali dikala serbuan berlangsung kilat, para pemain susah mengganti kegagalan tantangan lawan jadi tembakan ataupun operan yang baik ke dalam zona penalti.
Sehabis seseorang bek kandas memenangkan kemampuan bola, penyerang memperoleh ruang serta waktu buat bergerak. Jerman memenangkan sebagian tantangan di dekat kotak, namun kandas mengubahnya jadi progresi vertikal yang berarti.
Kombinasi yang lebih baik dalam skuad dapat menanggulangi permasalahan ini. Penyerang kilat semacam Gnabry ataupun Sane dapat menggunakan kesalahan dalam hitungan detik. Seseorang penyerang berpengalaman yang unggul dalam posisi dapat berlari ke posisi operan sehabis dribble ataupun tantangan bisa menolong menanggulangi permasalahan ini.
Walaupun papan skor tidak membagikan banyak keluhan, kita wajib ingat kalau talenta dalam regu ini layak buat jadi yang terbaik dalam melewati blok rendah, serta sampai berhasil kedua, mereka kesusahan buat melaksanakannya.
Kudos kepada regu Barbarez atas komitmen mereka dalam marking, kekuatan raga, serta kesediaan buat menempatkan 10 orang di dalam kotak bila dibutuhkan. Dalam sebagian peluang, regu Bosnia mempunyai banyak pemain di depan bola walaupun Jerman melaksanakan urutan game yang indah. Ini membuat kesempatan yang diciptakan oleh regu tuan rumah jadi tereduksi.
Mengalami regu nasional top yang bisa bertahan dalam bermacam ukuran dengan keahlian serbuan balik yang sangat beresiko, efisiensi buat mengonversi kesempatan separuh jadi berhasil dapat membuat seluruh perbandingan.
Umpan Joshua Kimmich
Keahlian tendangan sudut Bayern di dasar umpan Kimmich nyaris berhamburan. Tetapi, kala dia bermain selaku bek kanan, dia membagikan umpan silang kelas dunia yang menghancurkan pertahanan lawan. Dia memenangkan final Liga Champions buat Bayern dengan salah satu umpan itu.
Posisi sempurna Joshua Kimmich, terlepas dari apa juga, wajib memungkinkannya buat bergerak ke kanan sehingga dia senantiasa dapat jadi opsi buat umpan silang.