May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Format Baru Membuat Kompetisi Eropa Tak Lagi Menarik? Aransemen baru anthem Liga Champions yang menuai banyak kecaman seakan jadi tanda- tanda kompetisi elit ini hendak kehabisan marwahnya.

Pergantian format Liga Champions, pula 2 kompetisi Eropa yang lain: Liga Eropa serta Liga Konferensi, membuat ketiganya tidak lagi menarik. Pembicaraan menimpa kompetisi Eropa, yang apalagi hendak berlangsung malam hari kala naskah ini terbuat, tidak ramai.

Mungkinkah ini format baru ini tidak lagi menarik? Kita hendak membahasnya.

Berawal dari Liga Luar biasa Eropa

Tim- tim raksasa, tercantum Real Madrid serta Juventus ikut serta dalam proyek ini. Presiden Real Madrid, Florentino Perez dapat dibilang orang yang mengakibatkan idenya.

Jadi, ilham Liga Luar biasa Eropa ini merupakan mempertemukan tim- tim besar dalam suatu kompetisi. Tetapi, rencana tim- tim besar mengadakan kompetisi sendiri dalam tajuk Liga Luar biasa Eropa dijegal oleh otoritas sepak bola paling tinggi di Daratan Biru.

UEFA sukses menggagalkan rencana itu. Tetapi, tidak menyepakati Liga Luar biasa Eropa bukan berarti UEFA memiliki ilham sendiri. Malah format terkini kompetisi Eropa sedikit banyak mempunyai kemiripan dengan Liga Luar biasa Eropa. Salah satu yang sangat mencolok merupakan bertemunya tim- tim besar semenjak fase awal.

Format Baru

Format baru ini telah dibahas UEFA semenjak jauh- jauh hari. Komite Eksekutif UEFA telah menyepakatinya pada 2021 kemudian. Si Presiden, Aleksander Caferin berkata kalau format kompetisi Eropa yang mirip dengan Liga Luar biasa Eropa ini menunjang status serta masa depan game dalam negeri di segala Eropa. Caferin, lewat web formal UEFA menekankan, kalau performa di ranah dalam negeri jadi kunci kualifikasi.

Tetapi, dalam praktiknya dari segi pembagian pot, UEFA tidak lagi menentukannya bersumber pada performa di liga dalam negeri, melainkan ranking koefisien UEFA dari klub yang bersangkutan. Ambil contoh di Liga Champions. Bila masa kemudian para juara tim senantiasa terletak di pot satu, masa ini tidak.

Amati saja, alih- alih terletak di pot satu, juara Bundesliga, Bayer Leverkusen malah mendiami pot 2. Dari Bundesliga pot satu malah diisi Bayern Munchen, Borussia Dortmund, serta RB Leipzig yang mempunyai koefisien lebih baik daripada Die Werkself.

Beberapa 36 regu hendak bertarung di fase liga. Sama semacam Liga Champions, 8 regu paling atas otomatis ke babak 16 besar. Sedangkan ranking 9 sampai 24 hendak bertarung memperebutkan 8 tempat tersisa. Yang lumayan menyebalkan dari format baru ini merupakan regu yang terletak satu pot dapat silih berjumpa.

Banyak Pertandingan Besar yang Tidak Bernilai

Oleh sebab itu, baru di fase liga serta minggu awal saja, pertemuan antara tim- tim raksasa tidak terelakkan. Misalnya, AC Milan berjumpa Liverpool, final 2023 yang terulang, serta Arsenal yang telah wajib mengalami juara Liga Eropa masa kemudian.

Bisa jadi sebab inilah Nasser Al- Khelaifi yang apalagi bekerja di UEFA jengkel. PSG telah wajib wajib berjumpa regu berbagai Manchester City, Bayern Munchen, Arsenal, sampai Atletico Madrid di fase liga.

Memanglah pada kesimpulannya hendak lebih banyak pertandingan besar yang terbentuk akibat format baru ini. Apalagi kita tidak butuh menunggu fase gugur buat melihat partai akbar.

Pergantian format dari fase tim jadi fase liga, ditambah regu yang terletak di pot yang sama dapat berjumpa, membuat kita dapat melihat partai besar semenjak pekan awal kompetisi diselenggarakan.

Kemudian terdapat pula duel antara raksasa Liga Prancis, Lyon mengalami Olympiakos, juara Liga Konferensi masa kemudian. Di Liga Konferensi minggu awal, regu Bundesliga, Heidenheim telah wajib mengalami regu papan atas Liga Slovenia, Olimpija Ljubljana.

Di minggu awal Liga Konferensi pula menyuguhkan laga antara juara Liga Denmark 2023, FC Copenhagen melawan juara Liga Polandia masa kemudian, Jagiellonia Białystok. Sayangnya, partai- partai besar ini tidak mempunyai nilai di hadapan format baru.

Menang, kalah, ataupun seri tidak banyak pengaruhi nasib tim- tim besar tadi. Lha gimana, wong formatnya saja liga? Jadi, seperti Arsenal menang atas Spurs di Liga Inggris di pekan- pekan dini, itu cuma hendak menaikkan 3 poin, tidak membuat mereka menjuarai Liga Inggris ataupun terdegradasi.

Sedikit Laga Penting

Akhirnya begini, walaupun banyak memperkenalkan laga Big Match, tetapi laga itu tidak berarti. Masih terdapat 7 pertandingan yang lain. Jika di format fase tim di Liga Champions masa kemudian, kalah di laga awal maksudnya peluang mencapai poin tersisa 5.

Mental tentu hendak tersendat. Simaklah yang terjalin pada Manchester United di Liga Champions masa kemudian. Sedikitnya laga berarti dapat jadi membuat pemirsa malas buat melihat 3 kompetisi Eropa. Tidak seluruh orang ingin tidur sampai larut malam melihat laga tiap malamnya.

Sedikit Kejutan

Kompetisi Eropa masa ini dengan format baru diprediksi sedikit kejutan. Format baru ini pula malah lebih banyak menguntungkan regu besar. Persaingan pasti saja cuma hendak berkutat pada tim- tim yang di atas kertas diprediksi hendak finis di 8 besar.

Tim- tim besar pula hendak diuntungkan sebab lebih banyak laga Big Match serta itu maksudnya lebih banyak duit yang masuk, spesialnya dari penjualan tiket. Tetapi apa maksudnya kompetisi jika tanpa kejutan? Tiap masa, baik itu Liga Champions ataupun Liga Eropa sering memperkenalkan kejutan.

Dengan format baru, tidak terdapat peluang untuk regu kecil buat melangkah lebih jauh, demikian laporan BBC. Amati saja agenda regu Pot 4 di Liga Champions. Mereka telah wajib berjumpa tim- tim kelas kakap di fase liga. Pendatang baru Slovan Bratislava, misalnya, telah wajib mengalami 4 peraih gelar liga: City, Munchen, AC Milan, serta Atletico Madrid.

Tanpa Degradasi, Tidak Terdapat Ejekan

Di format baru ini, kompetisi Eropa pula tanpa degradasi. Sementara itu inilah yang jadi energi tarik kompetisi Eropa. Orang- orang menantikan mana regu yang hendak terbuang ke Liga Eropa. Umumnya ini dapat jadi bahan ejekan ataupun banter antar penggemar. Format pula membuat kita tidak hendak lagi disuguhkan tahayul semacam ini: Sevilla bermain di Liga Champions cuma buat finis di peringkat ketiga serta menjuarai Liga Eropa.

Kita tidak dapat lagi mengejek Manchester United ataupun tim- tim besar yang lain yang bermain di Liga Eropa dengan menyebutnya penunggu Liga Malam Jumat. Liga Eropa malah saat ini tidak mesti bermain di Malam Jumat.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.