Guru vs Murid, Mampukah Enzo Maresca Kalahkan Sang Guru
3 min read
Guru vs Murid, Mampukah Enzo Maresca Kalahkan Sang Guru – Enzo Maresca, yang saat ini jadi manajer baru Chelsea, bawa dan peninggalan berharga dari 2 periode yang membentuk kariernya di City di dasar tutorial Pep Guardiola.
Dalam kurun waktu 2 tahun, Maresca tidak cuma belajar, namun pula berkontribusi pada kesuksesan City. Ia awal kali berprofesi selaku pelatih Elite Development Squad, yang sukses bawa regu tersebut mencapai gelar juara Premier League 2 pada tahun 2021.
Sehabis itu, walaupun pernah hadapi masa susah selaku pelatih Parma di Italia, Maresca kembali ke Manchester buat menolong Guardiola dalam masa yang memiliki, di mana City sukses memenangkan Treble: Liga Inggris, Liga Champions, serta Piala FA.
Ikatan kerja yang erat antara Enzo Maresca serta Pep Guardiola tidak cuma didasarkan pada taktik sepak bola, namun pula pada kecintaan mereka terhadap game catur. Guardiola, yang sudah meningkatkan filosofi sepak bola dengan inspirasi dari catur semenjak masa kecilnya, jadi mentor yang sempurna untuk Maresca.
Manajer Chelsea mengakui kalau ia mulai tertarik pada catur dikala karier bermainnya bersama Palermo mendekati akhir. Menurutnya, papan catur mempunyai kesamaan dengan lapangan sepak bola, di mana bisa dipecah jadi 3 zona: bagian tengah serta 2 sayap.
Uraian Maresca tentang catur menolong memperkaya pendekatan taktisnya di sepak bola. Kala ia mengerjakan Lisensi UEFA Pro, tesisnya mangulas gimana formasi pertahanan Guardiola bisa dibanding dengan strategi seseorang Grand Master catur.
Pep Guardiola sendiri senantiasa menekankan berartinya memahami bagian tengah dalam sepak bola, seragam dengan strategi bawah dalam catur, yang mendasari tahun- tahun kesuksesannya di Etihad.
Sepanjang sela waktu panjangnya di New York sehabis meninggalkan Barcelona serta saat sebelum mengambil alih Bayern Munchen, Guardiola membangun persahabatan dengan juara dunia catur, Garry Kasparov.
Ia pula berjumpa dengan Grand Master Norwegia, Magnus Carlsen, di Manchester pada Natal tahun kemudian. Guardiola sering mencari inspirasi dari bermacam berolahraga lain, tercantum mengagumi ketangguhan mental para pegolf top serta perenang Olimpiade.
Pada masa panas kemudian, ia apalagi menghabiskan waktu bersama pelatih Boston Celtics, Joe Mazzula, sepanjang final NBA. Guardiola dengan rendah hati mengaku,“ Aku pencuri ilham,” yang menampilkan betapa ia senantiasa terbuka buat belajar dari bermacam disiplin ilmu.
Maresca, yang sempat mengatakan kalau ia cumalah manajer biasa yang kebetulan botak serta berjenggot semacam Guardiola, pasti mempunyai kemauan besar buat meyakinkan kemampuannya di panggung Premier League.
Pertemuan awal mereka di masa ini, kala Chelsea mengalami City di Stamford Bridge, jadi momen yang dinantikan. Lebih dahulu, kedua regu pernah berhadapan dalam pertandingan persahabatan di Ohio, di mana City menang 4- 2. Tetapi, laga di Stamford Bridge mempunyai nuansa berbeda, sebab saat ini pertaruhan sebetulnya diawali.
Guardiola diketahui dengan obsesinya terhadap sepak bola, suatu ciri yang pula diidentifikasi oleh Maresca. Salah satu orang keyakinan Guardiola, Manuel Estiarte, sempat mengatakan kalau Guardiola tidak dapat menyudahi memikirkan sepak bola lebih dari 32 menit.
Dipadu dengan kecintaannya terhadap catur dan pendekatan taktis yang mendalam, menjadikan Guardiola salah satu manajer sangat inovatif di dunia sepak bola.
Saat ini, tantangan untuk Maresca merupakan bawa pelajaran yang ia bisa dari Guardiola serta menerapkannya di Chelsea. Dengan latar belakangnya yang kokoh serta pengaruh besar dari Guardiola, Maresca mempunyai seluruh perlengkapan yang dibutuhkan buat jadi berhasil.
Pertarungan mereka di Premier League hendak jadi ajang pembuktian, apakah Maresca sanggup bawa filosofi yang ia pelajari dari Grand Master sepak bola ke tingkat yang lebih besar.