Hubungan Toxic Gareth Bale, Zinedine Zidane, dan Real Madrid
7 min read
Hubungan Toxic Gareth Bale, Zinedine Zidane, dan Real Madrid – Mencapai banyak gelar serta pencapaian bersama klub yang dibela, bukan berarti si pemain pula mempunyai koneksi yang hangat dengan klub tersebut. Tempat di mana mereka bekerja serta menciptakan duit. Tidak lebih. Serta salah satu pemain yang mengamini uraian semacam itu merupakan Gareth Bale.
Legenda Tottenham itu berkembang dengan kecintaan yang luar biasa terhadap sepakbola. Tetapi, sehabis bermain buat Real Madrid, sudut pandangnya berganti 180 derajat. Bale jadi tidak dapat menciptakan kebahagiaan dari berolahraga yang dahulu dia gemari itu. Ikatan toxicnya dengan segala elemen yang terdapat di Madrid membuat Gareth Bale kehabisan passion bermain sepakbola. Lalu, gimana perihal itu dapat terjalin?
Kala di Inggris, Gareth Bale dikira selaku salah satu talenta terbaik di angkatannya. Dirinya apalagi telah masuk ke Timnas Wales senior di umurnya yang baru 16 tahun. Serta bergabung dengan Tottenham merupakan salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya. Bersama regu yang identik dengan lambang ayam itu, Bale hadapi lonjakan performa yang signifikan.
Kenaikan yang jelas nampak merupakan naluri menyerangnya. Kala itu, Harry Redknapp yang masih menukangi Spurs jadi orang awal yang menyadari perihal itu. Baginya, walaupun Bale tumbuh di Inggris, tipikal bermainnya menegaskan pada bek- bek Brazil yang doyan nyekill serta menolong lini serbu.
Pelatih kawakan itu mau Bale dapat tampak lebih melanda sebab si pemain sangat baik dalam melaksanakannya. Kesimpulannya, Bale juga dipasang selaku sayap dalam formasi 4- 2- 3- 1. Letaknya sejajar dengan Cedera Modric yang memainkan kedudukan selaku motor serbuan di lini tengah.
Bale mulai aman memainkan kedudukan barunya tersebut. Dia apalagi sukses membawakan Spurs buat berlaga di Liga Champions masa 2010/ 11. Masa 2012/ 13 jadi masa- masa terbaik Bale bersama Spurs.
Secara total, dia berkontribusi dalam 40 berhasil dalam 44 pertandingan di seluruh kompetisi. Gol- golnya terbentuk dari aksi solo run, tendangan mematikan, serta sebagian tendangan jarak jauh yang akurat. Berkat performa mempesona itu, di masa panas 2013 Bale jadi pemain termahal di dunia sehabis ditebus Real Madrid dengan mahar 101 juta euro.
Los Merengues juga langsung mematenkan posisi Gareth Bale selaku pemain sayap kanan. Pemain berkebangsaan Wales itu dengan kilat jadi bagian berarti di skuad Real Madrid. Kecepatan, energi ledak, serta tendangan gledeknya sudah membuat publik Santiago Bernabeu terpukau.
Di masa perdananya, Bale langsung menyumbangkan 2 gelar sekalian. Salah satunya merupakan trofi Liga Champions masa 2013/ 14. Itu jadi trofi yang memiliki untuk Real Madrid. Sepanjang masa tersebut, kedudukan Gareth Bale tidak tergantikan di lini depan El Real. Dengan begitu, donasi yang diberikan juga maksimal.
Di sana Bale dituntut buat membangun koneksi serta ikatan baik dengan kedua rekannya, ialah Cristiano Ronaldo serta Karim Benzema yang telah lebih dahulu bergabung dengan El Real.
Di musim- musim berikutnya, trio ini jadi kunci game Real Madrid. Bale, Benzema, serta Cristiano susah dibendung. Walaupun terdapat salah satu dari ketiganya yang absen, kehebatan Los Galacticos apalagi tidak menurun sama sekali.
Keganasan mereka bertiga paling tidak bertahan sepanjang 3 masa. Dalam 3 masa tersebut, Gareth Bale serta kolega sudah memperkenalkan sebagian trofi bergengsi. Sehabis masa awal yang lumayan berhasil, Bale apalagi pernah kembali bawa kembali Sang Telinga Besar ke Madrid pada masa 2015/ 16.
Sehabis masa 2015/ 16, keutuhan trio BBC mulai goyah. mimpi kurang baik itu bernama luka. Masa 2016/ 17, dikala Zinedine Zidane ditunjuk buat menukangi regu, Bale kerap absen sebab bermacam permasalahan di kakinya.
Sementara itu, masa itu Madrid sukses mencapai trofi La Liga. Tetapi Bale tidak berkontribusi banyak dalam prosesnya. Dirinya absen di 19 pertandingan La Liga masa 2016/ 17 sebab bermacam alibi. Dari mulai luka pergelangan kaki, luka betis, luka pinggul, sampai penumpukan kartu.
Yang sangat parah merupakan luka engkel serta betis. Terus menjadi jarangnya Bale tampak buat Real Madrid, kontribusinya juga ikutan menyusut. Di masa 2016/ 17, Bale cuma mencetak 7 berhasil di La Liga. Itu suatu penyusutan ekstrem, mengingat Bale mengantongi 19 berhasil di masa lebih dahulu. Di luar rangkaian luka itu mencuat sebagian spekulasi liar tentang penyusutan performa Bale bersama Real Madrid.
Bagi sebagian sumber, semenjak periode pertamanya selaku pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane sudah membuktikan gestur kurang sreg dengan style bermain Gareth Bale. Laki- laki berdarah Aljazair itu memperhitungkan kalau Bale sangat egois serta kurang pintar dalam mengalami situasi- situasi tertentu.
Pemain asal Portugal itu pula ialah pemain yang individualis. Tetapi, Ronaldo mempunyai kecerdasan dalam memandang bermacam kesempatan di lapangan. Style bermain Bale memanglah identik dengan dribble jarak jauh serta cut inside di sepertiga pertahanan lawan. Bagi Zidane, game semacam itu tidak efisien serta dapat membuat Bale kilat letih. Zidane lebih gemar memainkan sepakbola dari kaki ke kaki ataupun serbuan balik kilat yang mengaitkan banyak pemain.
Baginya, dapat ada dengan keadaan bugat tiap minggu merupakan nilai plus. Zidane tidak memungkiri, Bale memiliki skill olah bola yang nyaris menyerupai Ronaldo. Oleh sebab itu, Zidane pernah berubah bukti diri bermain Madrid dari yang awal mulanya 4- 3- 3 jadi 4- 4- 2 diamond dengan mengandalkan Isco Alarcon selaku mesin penggerak di lini tengah.
Peralihan skema game membuat Gareth Bale mulai kehabisan letaknya di skuad utama. Di masa 2017/ 18, Bale lebih kerap mengawali pertandingan dari bangku cadangan dibanding musim- musim lebih dahulu. Walaupun pada kesimpulannya Bale senantiasa ikut serta dalam momen- momen berarti, letaknya bukan lagi yang no satu di skuad. Paling utama di Liga Champions.
Semenjak dikala itu, ikatan Bale serta Zidane telah tidak sama lagi. Mereka seperti sejoli pacar yang hubungannya telah hambar. Masih nampak bersama, tetapi sedikit komunikasi. Walaupun begitu, Bale meyakinkan kalau dirinya masih jadi sayap kanan terbaik yang dipunyai Real Madrid. Pemain yang saat ini telah pensiun itu sanggup mencetak 2 digit berhasil di kompetisi dalam negeri.
Sedangkan di Liga Champions, Bale memanglah mencatatkan 7 penampilan. Tetapi nyaris seluruhnya diawali dari bangku cadangan. Menit bermainnya pula tidak menembus 300 menit dalam jumlah laga segitu. Bale baru dapat membungkam kritik sehabis tampak optimal di final. Kala itu, Madrid mengalami Liverpool di Kiev, Ukraina.
Masuk selaku pemain pengganti, Gareth Bale langsung mencetak 2 berhasil ke gawang Loris Karius. Salah satu golnya diciptakan dengan metode yang istimewa, ialah tendangan salto. Apalagi, berhasil Gareth Bale tersebut jadi salah satu berhasil terbaik yang sempat terbentuk di laga final Liga Champions.
Selepas laga, bukannya turut memperingati gelar juara, mantan pemain Southampton itu malah padat jadwal sendiri dengan wartawan. Awal mulanya nampak normal, sebab dirinya terpilih jadi pemain terbaik di laga itu. Tetapi, apa yang diungkapkannya ke media lumayan mengejutkan.
Statment tersebut mengejutkan publik Bernabeu. Sebab lebih dahulu tidak terdapat isyarat kalau Gareth Bale hendak meninggalkan Real Madrid. Bila benar mau hengkang, mengumumkannya di laga final dirasa jadi ilham yang kurang baik. Beberapa fans Madrid juga melontarkan tatapan sinis pada Bale. Madridista menyangka Bale sudah mengganggu atmosfer senang Real Madrid.
Sehabis statment yang kontroversial itu, Gareth Bale senantiasa bertahan di Madrid. Itu sebab Zinedine Zidane serta Cristiano Ronaldo memutuskan hengkang di masa panas 2018. Manajemen Madrid memohon Bale buat bertahan lebih lama sebab lini depan hendak sangat rumpang apabila langsung kehabisan 2 pemain pilarnya.
Bale dituntut ini serta itu supaya dapat menyerupai kebesaran Ronaldo. Sayang, El Real seolah kurang ingat kalau Bale bergaul baik dengan luka. Kembali hadapi kendala pada Betisnya, Bale kurang optimal di masa 2018/ 19.
Terlebih pergantian nakhoda antara Julen Lopetegui serta Santiago Solari buat Madrid nyaris terlempar dari 4 besar La Liga. Daripada kian runyam urusannya, kesimpulannya Los Blancos kembali menunjuk Zinedine Zidane buat menanggulangi sisa masa 2018/ 19. Keputusan itu tidak disukai oleh Bale.
Bagi Sky Sport, Bale kesimpulannya memohon Madrid buat menjualnya saja dibanding wajib bekerja di dasar asuhan Zidane. Tetapi, manajemen klub tidak mengindahkan permintaan Bale. Pemain asal Wales itu sesungguhnya memiliki peluang buat hengkang sebab terdapat ketertarikan dari sebagian semacam Bayern Munchen, Manchester United, serta AC Milan. Tetapi Madrid memblokir transfer itu.
Sebab kandas pindah pada masa panas 2019, Bale kembali terjebak di ruangan yang sama dengan Zidane. Situasinya canggung, tetapi apa boleh buat. Cocok prediksi, Bale bukan opsi utama Zidane di masa 2019/ 20. Bale yang kembali bermasalah dengan luka engkel serta betis terus disampingkan Zidane. Apalagi kala telah bugat sekalipun.
Terus merosotnya menit bermain membuat Gareth Bale mulai kehabisan keyakinan diri. Di sela- sela agenda kosongnya, si pemain mulai menekuni hobi barunya ialah golf. Awal mulanya, berolahraga itu cuma buat pelarian saja. Bermain golf bertujuan buat menjauhi pikiran- pikiran negatif akibat diasingkan dari skuad utama Madrid.
Tetapi saking seringnya bermain golf, Bale jadi kurang ingat diri jika dirinya merupakan pesepakbola handal. Untuk Bale, tiada hari tanpa golf. Apalagi kegiatan media sosialnya kala itu lebih dipadati oleh golf dibanding sepakbola. Dirinya seolah menciptakan kebahagiaannya lagi di lapangan golf.
Apalagi sebagian rekannya di Madrid menjulukinya“ Golfer” ataupun“ Sang Sangat golf”. Entah bermaksud sarkas ataupun gimana, tetapi julukan itu awal kali disematkan oleh si penjaga gawang, Thibaut Courtois. Julukan itu keluar dari mulut Courtois sebab memandang Bale yang senantiasa bermain golf di luar tahap latihan.
Bale semacam memiliki kehidupannya sendiri. Kiper asal Belgia itu merasa kalau Bale cuma menyangka rekan- rekan satu timnya selaku sahabat kerja saja. Selebihnya, Bale tidak ingin menjalakan ikatan istimewa dengan punggawa Madrid.
Tetapi lama kelamaan, Gareth Bale semacam lebih memprioritaskan aktivitas golfnya dibanding sepakbola. Itu sebab Bale terkesan menyepelekan masa pemulihan cederanya dengan memilah buat bermain golf dibanding latihan ringan ataupun berangkat ke gym.
Beberapa fans apalagi memencet Madrid buat lekas menjualnya, mengingat Bale mempunyai pendapatan yang sangat besar kala itu. Puncak amarah fans terjalin kala Bale penuhi panggilan Timnas Wales di Kualifikasi Euro 2020. Penuhi panggilan Wales jelas mengherankan untuk Madridista. Karena, Bale sesungguhnya belum 100 persen pulih dari luka betis. Keputusan Bale ini memunculkan perdebatan di golongan fans serta pengamat sepakbola.
Di dikala suasana masih gonjang- ganjing, Gareth Bale malah memperkeruh dengan mengibarkan bendera Wales dengan tulisan“ Wales. Golf. Madrid” Frasa itu merujuk pada opini dari mantan pemain Real Madrid, Predrag Mijatović yang menyangka kalau Madrid merupakan prioritas ketiga Bale sehabis Wales serta golf.
Memanglah, bendera kontroversial itu bukan kepunyaan Bale. Tetapi, ekspresi gembira yang ditunjukkannya dikala bendera tersebut dibentangkan lumayan jadi fakta kalau statment Mijatovic benar terdapatnya. Memandang ini, fans Madrid juga tidak tinggal diam. Mereka membalas dengan metode memperlakukan Bale dengan kurang baik di laga melawan Real Sociedad masa 2019/ 20.
Bale yang masuk di menit 67 mengambil alih Rodrygo menemukan cemoohan serta siulan dari fans. Tidak hanya itu, mereka pula membentangkan suatu banner balasan buat bendera yang dikibarkan Bale bersama Timnas Wales. Banner itu bertuliskan:“ Rodrygo. Vini. Lucas. Bale. In that order.”
Madridista menampilkan kalau Bale saat ini hanya urutan keempat, sehabis Rodrygo, Vinicius, serta Lucas Vazquez. Perlakuan ini nyatanya berakibat pada mental bermain Gareth Bale. Dirinya tidak menyangka kalau perjuangan serta kerja kerasnya buat regu dibalas dengan cemoohan hanya gara- gara kesalahan sepele.
Selepas masa 2019/ 20, ikatan Gareth Bale, Real Madrid, serta fans terus menjadi memburuk. Dirinya apalagi pernah dipinjamkan ke Spurs supaya senantiasa dapat bermain sepakbola tanpa tekanan serta prasangka kurang baik dari para fans di Madrid. Tetapi, seluruh itu telah terlambat. Sudut pandang Bale terhadap sepakbola telah berganti. Sampai pensiun, Bale tidak dapat lagi menciptakan kebahagiaan dari sepakbola.