Juventus Terjebak Krisis Gol, Apa untuk Sang Raksasa Italia?
3 min read
Juventus Terjebak Krisis Gol, Apa untuk Sang Raksasa Italia? – Terdapat banyak perihal yang dapat dibicarakan sehabis Juventus mencatatkan hasil imbang tanpa berhasil buat ketiga kalinya berturut- turut di Serie A.
Menjelang pertandingan dini masa melawan Napoli serta mantan manajer Antonio Conte, harapannya merupakan kalau skuad Thiago Motta dapat keluar dari kesusahan mencetak berhasil mereka, di mana mereka kandas mencetak berhasil dalam 2 pertandingan liga berturut- turut.
Tetapi harapan itu, paling tidak buat satu hari lagi, pupus kala pertandingan Sabtu malam melawan Napoli berlangsung.
Juventus mencatatkan hasil imbang tanpa berhasil ketiga berturut- turut pada Sabtu malam, dengan permasalahan yang sama semacam pada pertandingan lebih dahulu melawan Roma serta Empoli, yang terjalin di kedua sisi sela waktu internasional.
Juve berharap dapat melanjutkan momen mencetak berhasil dari kemenangan mereka di Liga Champions tengah minggu melawan juara Belanda PSV Eindhoven, namun mereka cuma sanggup mencatatkan 2 tembakan pas sasaran serta tidak sering menguji Napoli yang wajib memasukkan kiper cadangan mereka di pertengahan babak awal sebab luka yang dirasakan Alex Meret.
Buat menang, kami wajib melaksanakan suatu lebih, kata Motta, yang timnya kandas mencetak berhasil dalam 3 pertandingan terakhir Serie A. Kami mengalami regu dengan pemain bagus, kami bermain baik hari ini, namun jelas kami tidak dapat puas dengan hasil ini, sebab kami senantiasa bermain buat menang. Ini senantiasa jalur yang benar, kami memencet Napoli dalam waktu yang lama serta butuh melaksanakan lebih baik di sepertiga akhir lapangan.
Kala suatu regu bertahan dengan sangat rapat, lanjut Motta, tidak gampang untuk siapa juga buat memecahkan mereka. Kami terletak di jalan yang benar, kami memiliki mutu buat bermain lebih baik dengan mengganti tempo, melaksanakan tembakan dari luar kotak penalti, terdapat banyak metode buat memecahkan pertahanan, serta kami mempunyai ciri buat melaksanakannya.
Motta mengambil keputusan besar di babak kedua kala ia memutuskan buat mengubah striker bintang Dusan Vlahovic— pemain dengan bayaran paling tinggi di Serie A— dengan Timothy Weah, yang lebih berfungsi selaku winger serta bukan pengganti natural untuk pemain no 9 Juve. Vlahovic cuma memegang bola 6 kali serta menuntaskan 2 operan sepanjang 45 menit di lapangan, memperpanjang performa diamnya semenjak mencetak 2 berhasil melawan Hellas Verona di pertandingan kedua Juventus masa ini.
Motta mengonfirmasi sehabis pertandingan Sabtu kalau pergantian Vlahovic bukan sebab luka, melainkan suatu yang mau dicoba buat mengganti taktik.
Vlahovic baik- baik saja, ia tidak mempunyai permasalahan raga. Ia bermain baik di babak awal, berupaya melanda ruang, walaupun tidak banyak ruang hari ini sebab Napoli bertahan sangat rapat serta menghalangi ruang, kata Motta.
Ini merupakan performa regu yang baik, namun jelas kami menggapai sepertiga akhir lapangan serta di situlah kami butuh tingkatkan. Weah dimaksudkan buat bergantian, serta Regu melaksanakannya dengan baik di babak kedua, dan melanda zona penalti. Mereka tiap- tiap mempunyai ciri yang berbeda buat menolong regu.
2 pemain terbaik melawan Napoli merupakan 2 pemain yang direkrut masa panas ini, Teun Koopmeiners serta Pierre Kalulu, yang terakhir membuat start pertamanya selaku bek tengah bersama Bremer.
Koopmeiners mengetuai Juventus dengan 3 umpan kunci dikala dia bermain di posisi yang lebih lebar dibanding dengan penampilannya lebih dahulu, sedangkan Kalulu terus menampilkan performa solid di pertahanan, membuat kepindahannya ke Turin nampak selaku langkah pintar.
Kalulu serta Koopmeiners baru saja bergabung dengan klub, namun mereka mempunyai perilaku yang fantastis, mereka merupakan 2 contoh dari perihal itu, kata Motta. Locatelli bermain luar biasa hari ini, ia berlatih dengan baik, senantiasa berbicara dengan rekan setimnya. Ia senantiasa fokus pada apa yang wajib dicoba, seperti itu kenapa Manu bermain.
Salah satu pemain yang secara mengejutkan jadi starter dalam sebagian pertandingan terakhir merupakan Weston McKennie, yang nampak hendak meninggalkan Juventus selama masa panas saat sebelum ia kembali dimasukkan ke dalam skuad saat sebelum pembukaan masa 2024- 25.
McKennie jadi starter berturut- turut— yang awal tiba dalam pembuka Liga Champions pada Selasa— pada dikala pemain rekrutan mahal, Douglas Luiz, masih berjuang buat memperoleh menit bermain secara tidak berubah- ubah di dasar Motta.
Ia merupakan pemain yang dapat membaca ruang dengan baik, dapat masuk ke dalam kotak penalti lawan, menolong dalam serbuan serta pertahanan, kata Motta. Kami mempunyai pemain kokoh yang bersama- sama bisa menampilkan kemampuan mereka buat kepentingan segala regu.