Konsisten untuk Tidak Konsisten, Inilah Fakta Liga 1
4 min read
Konsisten untuk Tidak Konsisten, Inilah Fakta Liga 1 – Kasta paling tinggi sepak bola nasional, Liga 1 hendak kembali bergulir. Dijadwalkan laga awal Liga 1 2024/ 25 hendak diselenggarakan pada Jumat, 9 Agustus 2024 mendatang. Laga pembuka tersebut hendak mempertemukan Persib Bandung selaku juara bertahan dengan jawara Liga 2 masa kemudian, PSBS Biak.
Semacam biasa, aturan- aturan baru kembali timbul menjelang kompetisi Liga 1 hendak diawali. Mulai dari pergantian format sampai kehadiran banyak pemain asing jadi fenomena yang terjalin saat sebelum masa 2024/ 25 diawali. Lalu, fakta- fakta apa saja yang turut memberi warna khazanah kompetisi Liga 1 2023/ 24 mendatang?
Sehabis masa 2023/ 24 kemudian memakai format yang kurang sering di dengar, Liga 1 2024/ 25 kesimpulannya kembali memakai sistem liga full kompetisi seperti liga- liga pada biasanya. Semacam biasa, hobinya tidak berubah- ubah buat tidak tidak berubah- ubah.
Dikutip dari Antara, format Championship Series yang dipakai pada masa kemudian dikira tidak efektif serta memakan banyak waktu. PT LIB sebagai operator liga khawatir agenda liga hendak silih tumpang tindih dengan agenda regu nasional apabila format tersebut masih dipakai lagi.
Ini kita memanglah berikan ruang kepada regu nasional buat dapat menggunakan pemusatan latihan yang sifatnya diperlukan oleh Tubuh Regu Nasional,” ucap Ferry Paulus sebagai Direktur Utama PT LIB, via Antara.
Ferry Paulus pula berkata kalau mereka telah merancang roadmap sampai 2027. Oleh sebab itu, dirinya berharap rancangan yang telah terbuat sampai 2027 tersebut dapat berjalan baik. Salah satunya merupakan dengan menghapus format Championship Series sebab memakan waktu lama.
Berita baik dari Liga 1 2024/ 25 merupakan kembalinya klub- klub lokal bertanding di kompetisi internasional. Semacam yang dikutip oleh Benak Rakyat, Persib Bandung serta Madura United hendak jadi wakil Indonesia di kompetisi Asia masa 2024/ 25.
Persib Bandung selaku juara Liga 1 berhak lolos langsung ke fase tim AFC Champions League 2 serta Madura United selaku runner- up hendak bermain di kasta ketiga, AFC Challenge League. Buat fase tim AFC Champions League 2 hendak diawali pada pertengahan September. Sedangkan, babak tim AFC Challenge League hendak diawali dekat akhir Oktober.
Sedangkan PSM Makassar serta Borneo FC hendak mewakili Indonesia dalam ASEAN Club Championship. PSM diseleksi selaku juara Liga 1 2022/ 23 serta Borneo FC diseleksi sebab ialah juara Reguler Series masa kemudian. Mereka hendak berkompetisi melawan 10 regu yang lain mulai pertengahan Agustus 2024.
Sesungguhnya, jatah Borneo FC merupakan hak Persija Jakarta. Tetapi, semacam yang dilansir dari Detik, Macan Kemayoran menolak buat turut sebab mau fokus berkompetisi di Liga 1 2024/ 25 mendatang. Mereka tidak mau fokusnya terpecah sebab wajib bermain di sebagian kompetisi sekalian.
Liga 1 2024/ 25 kali ini hendak jadi perang untuk para juru taktik asing. Dari total 18 klub, cuma 4 klub saja yang mengenakan jasa pelatih lokal. Sedangkan, 14 klub yang lain mempercayakan jasa juru taktik asing buat menukangi skuadnya. Jelas tidak terdapat yang salah dengan fenomena ini. Apalagi, dapat dibilang langkah ini ialah suatu yang sangat, sangat, serta sangat masuk ide.
Gimana tidak? Coba menengok sejenak ke balik. Semenjak masa Liga 1 diawali tahun 2017, apakah ada juru taktik lokal yang sukses jadi kampiun? Jelas tidak sama sekali. Apalagi semenjak era Liga Luar biasa dari 2008 sampai 2015 yang mana baru 2 pekan kompetisinya dibubarkan, pelatih lokal yang jadi juara cuma Kas Hartadi serta Djajang Nurdjaman. Sepatutnya, perihal ini malah jadi alarm untuk para pelatih lokal buat tingkatkan kualitasnya mati- matian supaya dapat bersaing dengan pelatih asing.
Kamu ketahui kapan terakhir kalinya orang Inggris jadi juara kasta tertingginya sendiri? Yup, benar sekali 1992! Kala, Leeds United masih dilatih oleh Howard Wilkinson serta Eric Cantona masih bermain di Elland Road. Ini sesungguhnya permasalahan struktural yang pula berkaitan dengan federasi. Bila pemangku kebijakan membuat program kepelatihan berbagai Italia serta Jerman, bukan tidak bisa jadi sesuatu dikala cuma terdapat 1 pelatih asing di Liga 1.
Tidak hanya pergantian format, pergantian kuota pemain asing pula terjalin. Saat ini, tiap klub boleh merekrut optimal 8 pemain asing buat mengarungi masa. Seluruh pemain asing tersebut leluasa, tidak terdapat ketentuan wajib dari situ, wajib dari mari.
Itu seluruh leluasa, boleh Asia seluruh ataupun non- Asia seluruh, jadi nantinya di bench terdapat 23 pemain, asing berubah asing.
Satu perihal yang sangat berarti serta wajib dimengerti oleh publik merupakan, ketentuan kuota pemain asing ini tidaklah sesuatu kewajiban yang wajib dipadati. Ketentuan ini cumalah ketentuan pembatasan, ketentuan optimal suatu klub boleh mempunyai pemain asing. Jadi, apabila terdapat sesuatu klub yang pede mengenakan full squad pemain lokal, ya, silakan saja.
Bagi informasi Transfermarkt, paling tidak sampai pekan awal bulan Agustus, pemain asing asal Brazil jadi yang sangat dominan, ialah dengan 47 pemain. Jumlah ini memakan dekat 35, 3% dari totalitas pemain asing yang terdapat. Sehabis Brazil, terdapat Jepang dengan 11 pemain, diiringi oleh Argentina serta Portugal dengan 8 pemain.
Masa ini jadi masa kembalinya regu asal Papua ke Liga 1. Sehabis Persipura terdegradasi pada masa 2021/ 22, wakil Papua absen sepanjang 2 masa di kancah paling tinggi sepak bola Indonesia. Liga Indonesia serasa kehabisan sebagian talentanya.
Semenjak masa Liga Indonesia yang diawali pada tahun 1994, wakil Papua tidak sempat absen memberi warna dinamika kompetisi kasta no wahid Indonesia. Tampilnya PSBS Biak di Liga 1 2024/ 25, membuat para pemirsa dapat kembali menikmati game para pemain dari daerah penghasil banyak talenta berbakat tersebut.
Bersumber pada informasi dari Footy Rankings, peringkat Liga 1 di kompetisi Asia masa ini terletak di peringkat 29. Turun satu peringkat dari masa 2023/ 24 kemudian. Itu lebih rendah dari Thailand di posisi 8, Malaysia di posisi 13, serta Vietnam di posisi 14. Sangat miris, apabila dibanding dengan kegemilangan Timnas yang tembus ke Piala Asia 2027 secara otomatis. Keduanya, Liga 1 serta Timnas Indonesia, bagaikan bumi serta langit.
Bobroknya peringkat Liga 1 jelas dipengaruhi oleh sedikitnya prestasi klub- klub lokal di kancah internasional. Gimana ingin berprestasi kalo liganya penuh dengan ketidakpastian? Perihal ini jelas jadi alarm untuk pengelola liga buat tingkatkan kualitasnya.
Tidak hanya pula, berharap supaya Persib Bandung serta Madura United, wakil Indonesia di Asia dapat berdialog banyak supaya koefisien poin Liga 1 naik sehingga wakil Indonesia di kompetisi Asia dapat meningkat banyak di masa yang hendak tiba.