May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Main Bareng, Ternyata Para Pemain Ini Saling Membenci

4 min read

Main Bareng, Ternyata Para Pemain Ini Saling Membenci Sepak bola ialah game yang bertumpu pada kerja sama regu sehingga para pemain wajib silih bekerja sama buat dapat jadi juara. Oleh sebab itu, para pemain seyogyanya wajib silih berhubungan baik satu sama lain.

Tetapi, terdapat sebagian permasalahan pemain yang silih bermusuhan bermain dalam satu regu yang sama. Lalu, siapa saja mereka serta kenapa pula dapat silih benci?

Andy Cole serta Teddy Sheringham

Cole serta Teddy Sheringham merupakan tulang punggung kejayaan Man United di akhir dekade. Tetapi, kedua pemain ini tidak mempunyai ikatan yang baik. Andy Cole apalagi tidak malu- malu mengatakan kebenciannya atas Sheringham. Walaupun secara statistik, duet keduanya berbuah berhasil tiap 84, 6 menit.

Kok dapat sih hingga semacam itu? Sementara itu dikala keduanya bersama dalam regu Sir Alex Ferguson, mereka berdua dapat bergelimang gelar. Kala itu, Terry Venables hendak berikan debut Andy Cole di menit ke- 71 serta yang hendak digantinya merupakan Teddy Sheringham.

Seperti pemain bola pada biasanya, Cole menjulurkan tangan dengan hasrat berjabatan dengan Sheringham. Semenjak dikala seperti itu, Cole sangat membenci mantan rekannya di Old Trafford tersebut.

“ Aku lebih memilah duduk minum teh bersama Neil Ruddock, orang yang sempat mematahkan kakiku pada 1996 daripada duduk dengan Teddy Sheringham,” ucap Cole blak- blakan menimpa hubungannya dengan Sheringham, dilansir dari Football Fancast.

Zlatan Ibrahimovic serta Rafael van der Vaart

Masuknya Zlatan Ibrahimovic ke catatan ini bisa jadi tidak membuat orang kaget mengingat kelakuan nyentriknya memanglah dapat membuat orang baperan gusar. Tetapi, kebencian Ibra terhadap Rafael van der Vaart dipicu oleh pendapat yang diucapkan Rafael soal Ibra. Memangnya, pendapat semacam apa kok sampe buat Ibra mendidih?

Pada pertengahan Agustus 2004, Swedia bertanding menjamu Belanda. Pada laga tersebut Ibra memanglah melaksanakan takel yang mewajibkan Rafael ditarik lebih dini. Tetapi, respon Rafael terhadap peristiwa ini dapat jadi sangat kelewatan.

Rafael menuduh Ibra terencana buatnya luka. Pendapat ini jelas membuat Ibra marah besar sampai berujung dijual ke Juventus, sebagian hari sehabis laga tersebut diselenggarakan. Apalagi pemain yang pula diketahui mahir dalam beladiri taekwondo ini mengecam balik buat mematahkan kedua kaki Rafael. Jika hingga begini, ini mah Rafael- nya aja yang tidak melaksanakan perhitungan dikala mencari lawan.

Saya tidak bernazar mencederainya serta ia ketahui itu. Bila ia menuduhku lagi, saya hendak mematahkan kedua kakinya serta kali ini dengan terencana,” ucap Ibra via Khel Now.

Oliver Kahn serta Jens Lehmann

Sepanjang jangka waktu yang lumayan lama, Kahn senantiasa unggul serta Lehmann wajib rela duduk di pinggir lapangan menyaksikan rivalnya bertanding.

Tetapi, seluruh berganti pada tahun 2006, kala pelatih baru Jurgen Klinsmann lebih memilah Lehmann selaku kiper utama. Walhasil Kahn yang tidak dapat menerima letaknya tergeser mulai nyinyir soal keputusan Klinsmann tersebut. Lehmann tidak ingin kalah, dia juga melanda balik Kahn, apalagi hingga bawa kehidupan individu Kahn yang kala itu lagi dekat dengan seseorang pelayan bar.

Sehabis Piala Dunia 2006 berakhir apakah tensi keduanya mengendur? Oh, pasti tidak. Kahn kembali melanda kala si rival memutuskan pensiun pada 2008. Kahn mengejek Lehmann pensiun selaku alibi sebab telah kehabisan tempat. Tidak hingga sana, dikala Lehmann kembali bermain buat Arsenal pada 2011, Kahn masih tidak ragu melontarkan serbuan kepada mantan rivalnya di Die Mannschaft tersebut.

Gerard Pique serta Alvaro Arbeloa

Bermain di 2 klub yang silih berseteru nyatanya membagikan akibat yang tidak main- main buat Gerard Pique serta Alvaro Arbeloa. Mereka berdua memanglah bermain di masa El Clasico lagi panas- panasnya. Paling tidak, dekat 7 masa mereka wajib silih jegal serta berseteru.

Perseteruan ini nyatanya terbawa sampai ke tingkat regu nasional. Walaupun keduanya terkategori dalam golden generation La Furia Roja yang memahami sepak bola semenjak 2008 sampai 2012. Gelimang trofi tidak membuat mereka berpesta bersama. Malah kebencian keduanya kian membara.

Keduanya kerap bertengkar baik di lapangan serta media sosial. Pique juga tidak ragu membandingkan Arbeloa dengan cone parkir. Sampai- sampai, pemain semacam Sergio Ramos wajib jadi penengah buat meredam pertengkaran keduanya. Kebayang kan, semacam apa pertengkarannya hingga tukang onar semacam Ramos wajib turun tangan?

Robert Lewandowski serta Jakub Blaszczykowski

Walaupun bersama bermain di Borussia Dortmund serta bersama berasal dari Polandia, tidak membuat ikatan Robert Lewandowski serta Jakub Blaszczykowski hangat. Keduanya dikenal tidak akur. Kok dapat sih? harusnya kan selaku sesama perantau Polandia, mereka silih menolong satu sama lain.

Seluruh dapat terjalin sebab Lewy serta Kuba dikatakan memiliki pemikiran politik yang berbeda. Walaupun tidak disebutkan secara perinci semacam apa perkaranya, perselisihan ini merupakan bibit renggangnya ikatan Lewy serta Kuba.

Puncaknya, kala Lewy tanpa tedeng aling- aling mengundang seluruh rekannya di skuad Timnas Polandia serta Kuba cuma salah satunya orang yang tidak diundang. Permasalahan ini pula diperparah sebab kelakuan Lewy yang ogah berkumpul dengan Kuba serta Lukasz Piszczek kala masih bermain di Dortmund dengan dalih supaya lebih mudah berbahasa Jerman.

Mauro Icardi serta Maxi Lopez

Permusuhan Mauro Icardi serta Maxi Lopez merupakan salah satu permusuhan yang fenomenal serta sangat masuk ide. Gimana Maxi Lopez tidak hendak membenci Icardi jika istri serta anaknya dicuri darinya? Iya betul, kamu tidak salah dengar. Icardi merebut istri serta anak Maxi Lopez.

Sementara itu keduanya dulu merupakan sahabat baik di dalam ataupun di luar lapangan. Mereka sempat bersama di Sampdoria. Permasalahan ini jadi atensi publik kala Maxi menolak berjabat tangan dengan Icardi yang kala itu telah berangkat dari Sampdoria serta bermain buat Inter.

Thibaut Courtois serta Kevin De Bruyne

Sama dengan permasalahan Icardi dan Maxi, Thibaut serta Kevin De Bruyne pula terserang permasalahan yang sama. Courtois ketahuan bermalam dengan mantan Kevin , Caroline Lijnen. De Bruyne marah besar dong ditikung sahabat sendiri.

Walaupun keduanya nampak baik- baik saja di publik, selebrasi emosional De Bruyne kala sukses menjebol gawang Courtois pada semifinal Champions League 2022/ 23 telah lumayan buat memperlihatkan kepuasannya merobek jala si rival. Ketegangan keduanya sesungguhnya memanglah telah menyusut semenjak De Bruyne telah menikah dengan Michele Lacroix serta mempunyai anak.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.