Malunya Malaysia Gagal Tiru Naturalisasi Seperti Indonesia
4 min read
Malunya Malaysia Gagal Tiru Naturalisasi Seperti Indonesia – Semacam apa yang lagi netizen Indonesia rasakan dikala ini. Kala di Brussel situ, Mees Hilgers serta Eliano Reijnders telah legal jadi Masyarakat Negeri Indonesia( WNI), di Negara Jiran situ publik sepakbola Malaysia lagi menanggung malu gara- gara proses salah satu pemain naturalisasinya ditolak FIFA. Duh, kasihan sekali ya nasib mereka.
Lalu, mengapa sih kok dapat hingga ditolak oleh FIFA? Apakah telah sepatutnya mereka saat ini sungkem serta berguru pada Timnas indonesia dalam perihal naturalisasi pemain?
Sempat Ditolak Pemain Sendiri
Betapa jengkelnya saat ini publik sepakbola Malaysia. Ataupun bisa jadi mereka telah bebal serta tahan malu? Alasannya, tidak saat ini ini saja mereka menanggung malu. Lebih dahulu mereka pula pernah menanggung malu kala satu per satu calon pemain yang hendak dinaturalisasi memilah menolak.
Jika kamu memandang video dari Starting Eleven yang bertajuk“ Tiru Metode Indonesia, Malaysia Malah Dicampakan Para Pemain Keturunannya”, tentu telah ketahui pemain siapa saja yang mencampakkan Malaysia.
Tetapi, semacam tidak terdapat kapoknya. Demi meniru kesuksesan Indonesia, mereka kemudian kepedean dengan memproses lagi pemain naturalisasi yang lain, ialah Mats Deijl. Deijl bukan pemain sembarangan.
Proses Naturalisasi Matt Deijl
Semenjak Juni 2024, Deijl telah dibangga- banggakan oleh publik Malaysia. Pemain tersebut pula telah mengaku siap membela Malaysia selaku tanah leluhurnya.
Kemudian tanpa fafifu wasweswos, pada Bulan Agustus 2024, Federasi Sepakbola Malaysia( FAM) langsung gerak kilat buat mengumpulkan dokumen kepunyaan Deijl supaya lekas dikirim ke FIFA buat proses naturalisasi. Lebih dahulu, pihak FAM pula sudah memohon persetujuan dari pihak klub serta agen Deijl soal proses naturalisasi ini. Bek berumur 27 tahun tersebut juga telah membagikan seluruh dokumen yang dimohon oleh FAM.
FAM berharap, proses naturalisasi ini lekas rampung dengan kilat biar Deijl dapat masuk skuad asuhan Pau Marti Vicente yang ditargetkan juara di Piala AFF 2024, Desember mendatang.
Ditolak FIFA
Tetapi, apa boleh buat, realitas getir malah diterima Malaysia. Di dini Bulan Oktober, FIFA mengirim pesan sakti kalau proses naturalisasi Mats Deijl ditolak. Dalam laporannya, FIFA mengatakan kalau darah generasi Malaysia yang didapat Deijl bukan dari neneknya, melainkan dari buyutnya.
Sedangkan itu, ketentuan FIFA mengatakan kalau si pemain baru dapat dinaturalisasi apabila mempunyai garis generasi dari kakek ataupun neneknya. Apabila garis keturunannya bukan dari kakek ataupun nenek, hingga si pemain tidak dapat membela negeri tersebut. Kecuali si pemain tinggal di negeri yang dituju sepanjang paling tidak 5 tahun berturut- turut.
Dari penolakan FIFA tersebut, muncullah persoalan, mengapa dapat Deijl mengaku mempunyai darah generasi dari si nenek? Wong nyatanya teruji berasal dari buyutnya? Besar mungkin Deijl berbohong soal garis keturunannya ataupun dapat pula sebab ketidaktelitian dari pihak FAM. Tetapi yah, walaupun kandas, FAM senantiasa berterima kasih terhadap si pemain atas atensi serta tekad yang ditunjukkan buat dapat mewakili Timnas Malaysia.
Deijl serta Netizen Malaysia Emosi
Yang jadi menarik, sehabis FAM menelpon Mats Deijl mengabarkan tentang perihal ini, si pemain malah marah- marah serta emosi. Dia menyebut jika FIFA mempunyai ketentuan yang bodoh.
Luapan emosi Deijl tersebut pula langsung diiringi oleh emosi dari netizen Malaysia. Ketahui sendiri kan, netizen Negara Upin Ipin itu hobi banget jika emosi. Tidak hanya emosi terhadap keputusan FIFA, netizen Malaysia pula emosi memandang netizen Indonesia menertawakan kegagalan naturalisasi tersebut.
Netizen Malaysia terdapat yang menyebut kalau netizen Indonesia memiliki bahan baru buat ngerujak Malaysia. Terdapat pula netizen Malaysia yang bilang dengan gagalnya naturalisasi ini, telah saatnya pemain local pride Malaysia tampak.
PR Besar FAM
Sebagian pendapat atas kegagalan naturalisasi Mats Deijl tersebut, pasti jadi PR besar untuk Federasi Sepakbola Malaysia. FAM harusnya malu sebab mereka telah diultimatum oleh perdana menteri buat membangkitkan sepakbola tercantum dalam perihal naturalisasi.
Di Bulan September kemudian, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Anwar Ibrahim pernah menyemprot Federasi Sepakbola Malaysia dalam sesuatu pertemuan. Pertemuan tersebut diselenggarakan tiba- tiba sehabis ranking FIFA Malaysia dikangkangi Indonesia.
Datuk Anwar Ibrahim marah besar serta mengungkit lagi soal kucuran dana berlebih kepada FAM. Fyi, pada dini bulan September 2024, pemerintah Malaysia telah mengucurkan dana sebesar 15 juta ringgit ataupun setara dengan Rp 54, 8 miliyar kepada FAM buat program pembangunan Timnas Malaysia. Lalu dengan peristiwa memalukan ini, apa tidak ngamuk lagi tuh Datuk Anwar Ibrahim?
Disuruh Tiru Indonesia
Apa boleh buat, nasi telah jadi bubur. FAM sepatutnya belajar supaya tidak lagi kena semprot perdana menteri. Nyatanya, terdapat baiknya pula tidak harus kepedean dapat dengan gampang menaturalisasi pemain. Federasi Sepakbola Malaysia dalam permasalahan ini nampak sangat gegabah serta kurang cermat dalam menaturalisasi pemain. Pemain yang darah keturunannya belum tentu malah senantiasa dipaksakan diproses ke FIFA.
Jika kata netizen Indonesia, tidak terdapat salahnya kok Malaysia belajar dari Indonesia jika soal naturalisasi. Supaya nantinya, proses naturalisasi selanjutnya tidak ditolak lagi oleh FIFA. Alasannya, PSSI memiliki metode jitu buat menaturalisasi pemain, serta teruji berhasil. Selaku contoh, PSSI rela mengirim orang ke Belanda buat meyakinkan kalau pemain yang diincar tersebut layak, serta penuhi ketentuan buat dinaturalisasi.
Kena Karma?
Itu yang jadi persoalan. Wong mereka lebih mengedepankan gengsi. Pada bertepatan pada 29 September, akun tersebut mengejek Indonesia sangat sombong dapat berlaga di Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Tidak cuma itu, di artikel yang lain mereka bilang jika program naturalisasi Indonesia cuma meniru program naturalisasi Malaysia, yang bagi klaim mereka telah diawali semenjak tahun 1984.
Sulit memanglah meladeni bangsa yang penuh“ klaim” tersebut. Sebagian waktu kemudian kala youtuber I Show Speed tiba ke Malaysia, mereka pula mengklaim lagi kalau Batik berasal dari negeri mereka. Apa tidak letih sih kerjaannya ngeklaim- ngeklaim melulu?
Dapat jadi, kegagalan naturalisasi Deijl ini merupakan buah dari karma untuk Malaysia. Bukan tidak bisa jadi, bila mereka masih saja tidak belajar serta bisanya hanya menjelek- jelekan negeri lain saja, proses naturalisasi selanjutnya dapat saja ditolak lagi oleh FIFA. Sebab konon kabarnya, mereka tidak kapok buat berupaya menaturalisasi pemain lagi sehabis kegagalan Deijl. Hmmm… kita amati saja, apakah mereka hendak sukses ataupun malah hendak kena karma lagi?