Man City dan Newcastle Terkait Sengketa Peraturan Sponsor
3 min read
Man City dan Newcastle Terkait Sengketa Peraturan Sponsor – Klub- klub Premier League lagi mengalami kekhawatiran besar terpaut kemampuan konvensi sponsor yang menguntungkan Newcastle United, yang dapat meniru jejak Manchester City.
Banyak klub merasa takut kalau Newcastle, di dasar kepemilikan baru yang didukung Dana Investasi Publik( PIF) Arab Saudi, dapat memperoleh keuntungan finansial besar lewat perjanjian sponsor dengan industri yang berhubungan dengan owner klub, suatu keadaan yang mereka anggap tidak adil.
Ahli keuangan sepak bola, Kieran Maguire, menarangkan kalau ketakutan ini timbul bertepatan dengan diberlakukannya peraturan transaksi pihak terpaut( APT), yang mewajibkan seluruh transaksi komersial terpaut dengan owner klub dinilai secara independen.
Peraturan ini diperkenalkan pada dikala yang nyaris bertepatan dengan pengambilalihan Newcastle oleh PIF pada Oktober 2021. Bagi Maguire, ketentuan tersebut bertujuan buat membenarkan kalau nilai transaksi yang terjalin terletak di pasar yang normal serta tidak memunculkan keuntungan tidak adil untuk klub yang mempunyai sokongan finansial besar dari pemiliknya.
Amanda Staveley, salah satu pengambil keputusan utama di Newcastle United, sempat melaporkan kalau terdapat banyak penolakan dari klub- klub lain terpaut ketentuan ini.
Ia menyangka peraturan tersebut timbul sebab kekhawatiran dari klub- klub pesaing kalau Newcastle hendak mendapatkan keuntungan komersial yang signifikan lewat ikatan finansial dengan industri yang terpaut dengan PIF. Keadaan ini diucap bisa menguntungkan Newcastle secara tidak adil di Premier League.
Terencana Rugikan Owner dari Timur Tengah
Manchester City pula ikut serta dalam polemik ini. Mereka merasa kalau peraturan transaksi pihak terpaut tersebut membatasi kebebasan ekonomi klub dalam memperoleh sponsor.
City mengklaim kalau terdapat diskriminasi terhadap kepemilikan klub- klub yang terletak di Teluk. Mereka menyangka kalau peraturan ini terencana dirancang buat menghalangi kebebasan komersial mereka, yang pada kesimpulannya kurangi kesempatan kompetisi di tingkatan ekonomi.
Sampai saat ini, hasil persidangan arbitrase yang berlangsung sepanjang 2 pekan terpaut permasalahan ini belum diumumkan. Pihak Premier League sendiri melaporkan kalau ringkasan hasil persidangan tersebut cuma hendak dirilis bila kedua pihak yang ikut serta menyetujui.
Kieran Maguire meningkatkan kalau definisi pihak terpaut dalam transaksi komersial merupakan konsep baru yang nyatanya terbuat oleh Premier League bertepatan dengan pengambilalihan Newcastle.
Baginya, sebagian klub Premier League merasa kalau Newcastle United hendak menandatangani konvensi sponsor dengan industri yang mempunyai ikatan tidak langsung dengan PIF, tetapi senantiasa sangat menguntungkan secara finansial.
Perihal ini mirip dengan yang terjalin pada Chelsea ataupun Manchester City, di mana kedua klub tersebut sanggup senantiasa mematuhi peraturan Pembatasan Pengeluaran Klub( PSR) sembari memperoleh keuntungan dari banyak konvensi sponsor besar.
Tidak hanya itu, Maguire menarangkan kalau Manchester City memandang peraturan ini selaku hambatan dalam kegiatan komersial mereka. City merasa kalau bila perusahaan- perusahaan besar wajib memilah antara mensponsori Bayern, Barcelona, Juventus, ataupun Manchester City, mereka hendak lebih memilah klub- klub lain sebab City wajib lewat banyak prosedur bonus buat menandatangani konvensi sponsor. Perihal ini, bagi mereka, merugikan kesempatan komersial City sebab kemampuan sponsor lebih memilah opsi yang lebih gampang.
Dengan suasana ini, hasil dari permasalahan hukum yang mengaitkan Manchester City bisa membagikan akibat besar terhadap Newcastle United serta klub- klub lain yang terletak di dasar kepemilikan seragam.
Bila ketentuan ini dikira melanggar kebebasan ekonomi, Newcastle bisa jadi mempunyai peluang buat menandatangani perjanjian sponsor besar tanpa wajib takut dengan regulasi yang terdapat dikala ini. Keputusan apapun yang timbul dari permasalahan ini bisa pengaruhi lanskap keuangan serta kompetisi di Premier League ke depannya.
