Man United Wajib Datangkan Pelatih Paling Dibenci Oleh Guardiola
4 min read
Man United Wajib Datangkan Pelatih Paling Dibenci Oleh Guardiola – Dikala Manchester United mengalami dini yang susah di Liga Inggris masa 2024/ 25, jelas kalau siklus pergantian manajer nyatanya hendak berbalik lagi.
Begitulah kerasnya dunia sepak bola berbasis hasil, 2 kemenangan dari 6 pertandingan jelas jauh dari sempurna buat jabatan sangat bergengsi dalam sepak bola.
Walaupun laporan menampilkan kalau Erik ten Hag nyaman buat dikala ini, bila pelatih asal Belanda tersebut membagikan alibi lain untuk bos barunya yang optimis buat memecatnya, semacam kekalahan kandang 3- 0 yang mengkhawatirkan melawan Liverpool serta Tottenham, laki- laki berumur 54 tahun itu dapat jadi korban awal masa ini.
Keputusan ini nyaris diambil oleh Sir Jim Ratcliffe serta rekan- rekannya masa kemudian, saat sebelum Setan Merah secara dramatis mengganti nasib manajer mereka dengan kemenangan Piala FA yang tidak terduga melawan Manchester City.
Bila skenario ini tumbuh dalam sebagian pekan mendatang, tidak mengherankan bila hierarki Old Trafford kembali mengecek catatan calon pengganti yang sudah mereka siapkan bila mereka memutuskan berpisah dengan Ten Hag pada masa panas.
Thomas dari Brentford timbul selaku salah satu opsi sangat layak, dengan The Telegraph menyebutnya selaku pesaing buat pekerjaan di Old Trafford.
Selaku manajer yang diakui Pep Guardiola sangat tidak suka hadapi, dapat jadi langkah cerdik dari United buat merekrut bos Brentford ini.
Rekor Impresif Thomas Frank Melawan Guardiola
Dengan sumber energi yang lebih sedikit serta dapat dibilang seadanya, Thomas Frank mempunyai rekor identik dengan Erik ten Hag.
Kekalahan terakhir Manchester City di Stadion Etihad merupakan dari regu Brentford yang tangguh di dasar asuhan Frank, pas saat sebelum dimulainya Piala Dunia 2022 di Qatar. Statistik impresif ini bawa penghargaan natural dari Guardiola terhadap pelatih kepala The Bees tersebut.
Lebih dari itu, dalam 7 pertemuan mereka, regu asal London Barat yang beroperasi dengan sumber energi jauh lebih sedikit daripada pengeluaran United sebesar 600 juta pounds semenjak April 2022 ini, sudah menyerupai rekor Ten Hag, dengan Frank mencatatkan 2 kemenangan dari 7 pertandingan sepanjang periode itu.
Dalam kunjungan terkini mereka ke barat laut, Brentford cuma memerlukan 23 detik buat mencetak berhasil, dikala Yoane Wissa menggunakan kesalahan besar di kotak pertahanan City, saat sebelum 2 berhasil dari Erling Haaland membenarkan kemenangan 2- 1 untuk Cityzens.
Tetapi, walaupun regu Guardiola mengamankan 3 poin, si manajer juara bertahan kembali menyanjung Frank.“ Mereka merupakan regu yang luar biasa,” katanya kepada BBC Sport.
Apa yang mereka jalani senantiasa masuk ide. Tiap sepak pojok jadi ancaman. Mereka kompak. Masa ini, mereka memencet besar. Thomas merupakan salah satu yang terbaik.
Ditanya apakah dia kaget Frank, yang bergabung dengan Brentford selaku asisten pelatih kepala pada 2016 serta mengambil alih Dean Smith mengetuai regu utama 2 tahun setelah itu, belum pula bergabung dengan satu klub besar Eropa.
Itu cuma permasalahan waktu, aku pakar dalam sebagian perihal. Salah satunya merupakan membacakapan seseorang manajer itu bagus, perihal itu hendak terjalin.
Perkata langsung dari seseorang manajer yang sudah memenangkan segalanya, serta seseorang guru sepak bola yang sudah merendahkan ilmunya kepada sosok- sosok semacam Luis Enrique, Xabi Alonso, serta tidak lain dari saingan terbesarnya dikala ini, Mikel Arteta.
Bisa jadi hierarki United wajib mencermati manajer rival terberat mereka daripada berharap buta kalau, dengan waktu, Ten Hag kesimpulannya hendak sukses.
Budaya Thomas Frank di Brentford– Penekanan pada Budaya yang Sesuai dengan Ratcliffe
Dikala bergabung dengan Manchester United selaku pemegang saham minoritas klub, dan mengambil alih pembedahan berolahraga klub pada Februari 2024, evaluasi awal Sir Jim Ratcliffe tentang kenapa kondisi di Old Trafford tidak berjalan baik merupakan sebab budaya Setan Merah tidak diatur buat berhasil. Ini terjalin pada dikala Ten Hag berselisih dengan Cristiano Ronaldo serta Jadon Sancho.
Frank pula sangat menekankan berartinya menghasilkan budaya yang pas untuk pemain buat tumbuh. Pendapat laki- laki berumur 50 tahun itu tentang budaya sempurna yang mau dia tanamkan di Brentford pada tahun 2019 sangatlah mengatakan, dengan fokus buat merekrut‘ orang baik’ selaku prioritas utama.
Sangat berarti untuk kami buat mempunyai orang baik.‘ Tidak terdapat orang bodoh. Bukan sebab kami tidak menginginkan karakter ataupun perilaku keras, namun kami menginginkan orang yang betul- betul hirau.”
Banyak kegagalan Manchester United sehabis performa kurang baik mereka berkaitan dengan kemauan( ataupun minimnya) para pemain buat menang.
Sehabis tugasnya pasca pertandingan menyusul hasil imbang 1- 1 di kandang melawan FC Twente, Christian Eriksen berkata lawan mereka‘ lebih menginginkannya’. Perihal ini setelah itu didukung oleh manajernya, saat sebelum persoalan seragam diajukan kepada Diogo Dalot dalam kekalahan 3- 0 dari Tottenham.
Sedangkan Ten Hag nyatanya tidak sanggup membalikkan suasana di Old Trafford, Frank secara tidak berubah- ubah bangga memakai psikologi serta secara teliti membiasakan budaya buat menggapai hasil maksimal dengan timnya.
Untuk pimpinan United, pergantian ini masuk ide seluruhnya. Semacam yang dikatakan Guardiola, ini permasalahan kapan, bukan apakah Frank hendak memperoleh pekerjaan besar– United dapat melaksanakan langkah yang jauh lebih kurang baik daripada merekrut manajer Liga Premier yang mapan, yang tidak berkompromi, serta telah sempat mencapai kemenangan melawan rival terberat mereka.