Manchester City Hadapi Pertarungan Hukum Premier League Lain
2 min read
Manchester City Hadapi Pertarungan Hukum Premier League Lain – Manchester City tengah mengalami tantangan besar dalam pertarungan hukum mereka terpaut ketentuan transaksi pihak terpaut( APT) yang diberlakukan oleh Premier League.
Bagi sebagian sumber yang dilaporkan oleh Football Insider, klub yang sudah mencapai gelar juara Premier League tersebut nyatanya mengalami mungkin kerugian besar dalam permasalahan ini, walaupun ada klaim kemenangan sebagian.
Manchester City sudah menggugat tubuh pengurus Premier League terpaut ketentuan APT yang dikala ini berlaku, dengan klub melaporkan kalau ketentuan tersebut dikira“ melanggar hukum.”
Permasalahan ini sudah berlangsung secara tertutup, dengan panel independen yang mengetuai sidang. The Times memberi tahu kalau pengacara yang mewakili kedua belah pihak sudah diberitahu tentang keputusan dari sidang tersebut.
Laporan dari pesan berita tersebut mengindikasikan kalau City nyatanya sudah memenangkan sebagian dari permasalahan ini. Salah satu indikasinya merupakan pembatalan pemungutan suara pada pertemuan berarti Premier League yang berkaitan dengan amandemen ketentuan APT.
Bila ketentuan tersebut dilonggarkan, klub- klub Premier League bisa lebih leluasa menyetujui konvensi sponsor tanpa pembatasan signifikan, yang berarti kemampuan kenaikan pemasukan yang dapat mereka pakai dalam kerangka ketentuan Profit and Sustainability Rules( PSR).
Tetapi, sumber- sumber yang dihubungi oleh Football Insider mengatakan kalau walaupun nampak terdapat keberhasilan untuk Manchester City, hasil nyata dari permasalahan ini bisa jadi cuma menciptakan pergantian kecil pada ketentuan APT.
Kenyataan kalau belum terdapat pergantian signifikan pada novel panduan ketentuan Premier League menampilkan kalau akibat dari keputusan ini bisa jadi tidak sebesar yang diharapkan.
Lebih jauh lagi, keputusan dari persidangan arbitrase ini bisa jadi tidak hendak sempat diterbitkan secara formal. Premier League sudah memakai sistem APT semenjak 2021 buat memperhitungkan nilai pasar normal dalam konvensi komersial.
Perlengkapan ini digunakan buat mengendalikan nilai transaksi sponsorship yang terpaut dengan klub- klub Premier League, semacam Manchester City, yang mempunyai sebagian konvensi dengan industri yang terpaut dengan tim kepemilikan mereka di Abu Dhabi.
4 dari 10 konvensi komersial terbanyak Manchester City, tercantum hak penamaan stadion serta sponsor kaus dengan Etihad Airways, mengaitkan industri yang mempunyai ikatan dengan tim tersebut.
Kenaikan pemasukan komersial City semenjak pengambilalihan pada 2008 sampai 2023 menggapai angka signifikan, dari Rp 425 Milyar jadi Rp 6, 9 Trilyun. Lonjakan pemasukan ini jadi sorotan dalam investigasi terpaut pelanggaran ketentuan financial fair play( FFP).
Tidak hanya permasalahan APT, Manchester City pula tengah ikut serta dalam pertempuran hukum yang lain. Pada Februari 2023, Premier League menuduh City melanggar ketentuan FFP sebanyak 115 kali dalam periode 9 tahun.
Persidangan terpaut permasalahan ini diawali pada 16 September serta dijadwalkan berlangsung sepanjang 10 pekan sebab tingkatan kerumitan perkaranya. Tetapi, ahli keuangan Stefan Borson melaporkan kalau permasalahan ini mungkin tidak hendak menggapai kesimpulan penuh sampai akhir 2025, paling utama bila ada banding atas keputusan yang diambil.
Dengan tantangan hukum yang masih berjalan, Manchester City terletak dalam posisi yang lumayan susah, paling utama dalam mengalami peraturan keuangan yang ketat di Premier League.
Hasil dari permasalahan ini hendak membagikan akibat besar terhadap gimana klub- klub Premier League melaksanakan konvensi komersial di masa mendatang dan pengelolaan keuangan mereka. Sedangkan itu, City wajib bersiap buat mungkin akibat dari keputusan- keputusan yang diambil dalam sebagian bulan mendatang.