Manchester City Kini Main Buruk Seperti TIM U15, Mengejutkan!
4 min read
Manchester City Kini Main Buruk Seperti TIM U15, Mengejutkan! – Manchester City kembali kalah serta skuad asuhan Pep Guardiola terus menjadi terpuruk! Tetapi apa yang menimbulkan The Citizen bermain semacam Regu U- 15? Statistik performa mereka nyatanya lumayan mengejutkan!
Bernardo Silva membagikan evaluasi yang sangat jujur tentang kekalahan Manchester City dikala performa kurang baik mereka bersinambung.
“ Kami pantas memperoleh apa yang terjalin,” kata Silva kepada Sky Sports.“ Pada tingkat ini, satu ataupun 2 pertandingan dapat dikira tidak beruntung.”
“ Kami tidak dapat bilang ini sebab keberuntungan ataupun ketidakberuntungan– 10 pertandingan itu bukan soal itu.”
“ Menit ke- 87 dalam derby, menang 1- 0 serta tendangan sudut kami berakhir dengan penalti buat mereka, bila kami membuat keputusan bodoh semacam itu dalam 3 ataupun 4 menit terakhir, ya, kami pantas membayar buat itu.”
Aku rasa cuma terdapat satu regu yang dapat menang, tetapi pada kesimpulannya kami kalah.
Kami wajib memandang diri kami sendiri. Kamu dapat bilang oh ini agak tidak beruntung, tidak. Itu merupakan keputusan yang kami buat.” kami bermain semacam regu umur 15 tahun.
Apakah Ini Manchester City Terburuk di Dasar Guardiola?
Dikala Manchester City di dasar Pep Guardiola kalah 2- 0 dari regu yang terletak di posisi keenam Serie A, Juventus, jelas terdapat suatu yang tidak beres. Sepanjang ini, para penggemar sepak bola telah terbiasa memandang regu Guardiola mencapai kemenangan demi kemenangan, serta sangat tidak sering terdapat permasalahan besar dalam regu.
Dikala ini, City nyatanya lagi kacau. Kekalahan dari Juventus membuat mereka terletak di peringkat 22 dalam tabel fase tim Liga Champions, serta dengan PSG selaku lawan selanjutnya, terdapat mungkin besar mereka dapat tersingkir dari kompetisi tersebut.
Sehabis pertandingan, gelandangİlkay Gündoğan, yang kembali direkrut masa panas ini, sangat mengkritik penampilan timnya.“ Dikala ini, rasanya tiap serbuan yang kami terima, itu sangat beresiko,” kata pemain asal Jerman itu.
“ Mereka mencetak berhasil tiap kali melaksanakan transisi serta kami wajib mengejar tiap kali 50, 60 m ke balik. Itu bukan metode kami bermain. Dikala ini, seluruhnya tidak berjalan dengan baik buat kami.”
Guardiola setelah itu ditanya tentang pendapat gelandangnya tersebut, tetapi dia tidak sepakat dengan alibi di balik kekalahan ini,“ Aku tidak sepakat denganİlkay. Kami tidak kehabisan banyak bola semacam yang terjalin di masa kemudian, kami berupaya serta hingga ke posisi- posisi yang pas. Tetapi kami ketahui tim- tim Italia bertahan sangat dalam serta kompak, itu tidak gampang.”
Segalanya tidak berjalan dengan baik di regu City dikala ini, serta itu sangat tidak biasa.
The Sky Blues sudah mendominasi seluruhnya semenjak Guardiola tiba pada tahun 2016– mereka sudah mencapai 15 trofi dalam 9 masa.
Namun apakah ini merupakan regu Manchester City terburuk yang sempat kita amati di dasar pelatih asal Spanyol tersebut?
Ketidakhadiran Rodri tidak dapat dikira remeh, serta jelas sudah membagikan akibat, tetapi dikala ini nyatanya terdapat permasalahan yang terus menjadi mendalam di klub. Semenjak dini November, City sudah kebobolan lebih banyak berhasil di seluruh kompetisi dibanding regu lain dari 5 liga besar Eropa( 21 berhasil dalam 9 pertandingan).
Statistik yang sangat membingungkan. Ayo kita amati angka- angka di balik kesusahan yang dialami Man City buat memandang apakah ini betul- betul regu terburuk yang sempat kita amati di dasar kepemimpinan Guardiola. Mereka hendak butuh membalikkan kondisi dikala mengalami rival mereka, Manchester United, di Etihad pada hari Pekan ini.
Statistik di Balik Masa Kurang baik Manchester City
Para pendukung klub- klub Premier League yang lain telah lama berupaya mencari alibi buat penyusutan performa Manchester City, tetapi tiap kesusahan yang dialami regu Guardiola umumnya dengan gampang diabaikan tanpa akibat besar, sebab mesin pemenang Guardiola terus mencapai trofi.
Kala Guardiola awal kali tiba ke City, orang mempertanyakan apakah style sepakbola‘ tiki- taka’ miliknya sesuai dengan Premier League– tetapi Manchester City lekas mencapai trofi di Inggris.
Kala City tidak mempunyai striker saat sebelum merekrut Erling Haaland, orang mengatakan kalau Kamu tidak dapat memenangkan liga tanpa penyerang tengah yang diakui– Phil Foden, Gündogan, serta Raheem Sterling ikut berkontribusi serta City mengangkut trofi Premier League.
Kala diumumkan Kevin De Bruyne luka serta hendak absen sepanjang separuh masa kemudian, orang berkata itu dapat jadi kesempatan untuk Arsenal ataupun Liverpool buat merebut gelar dari tangan Sky Blues. Namun dikala ini, regu Guardiola kesimpulannya nampak terguncang.
Semacam yang nampak pada grafik di atas, persentase kekalahan Manchester City merupakan yang terburuk selama kepemimpinan Guardiola masa ini. The Sky Blues sudah kalah dalam 29, 2% pertandingan mereka masa ini.
Persentase kekalahan paling tinggi lebih dahulu merupakan pada masa 2019/ 20, kala City kalah dari Liverpool dalam perebutan gelar liga, dengan persentase kekalahan sebesar 20, 3%. Baru pada 25 pertandingan masa ini, regu Guardiola sudah kalah sebanyak yang mereka natural dalam 5 masa penuh di klub.
Semacam yang nampak di atas, pertahanan rapuh City sudah jadi bagian besar dari penyusutan performa mereka masa ini. Mereka telah kebobolan 40 berhasil dengan rata- rata 1, 67 berhasil kebobolan per pertandingan.
Pada masa 2020/ 21, mereka cuma kebobolan 42 berhasil selama masa. Apalagi bila kita memandang masa defensif terburuk lebih dahulu di dasar Guardiola( yang terjalin masa kemudian), mereka cuma kebobolan 1, 12 berhasil per pertandingan, yang jelas lebih baik dibanding masa ini.
Menghentikan kebobolan serta membagikan lebih sedikit kesempatan hendak sangat berarti untuk kesuksesan City masa ini, namun tanpa Rodri, mereka wajib lekas tingkatkan hasil pertandingan bila mau terus mencapai trofi.
Posisi terbaru di Premier League!
Chelsea saat ini terletak dalam persaingan gelar, walaupun manajer Enzo Maresca bisa jadi tidak menganggapnya demikian, sebab mereka terus mengejar Liverpool di posisi paling atas.
Mereka pula sukses melampaui Arsenal sehabis The Gunners kehabisan poin melawan Everton kemarin.
Manchester City kembali kalah, yang membuat mereka senantiasa terletak di luar 4 besar serta tertinggal 9 poin dari puncak klasemen.
Kesempatan mereka buat bersaing nyatanya telah lenyap, paling utama sehabis Manchester United, yang terletak di posisi ke- 13, melaksanakan comeback mengejutkan di menit- menit akhir.
Di bawah klasemen, Southampton hadapi kekalahan ke- 13 dalam 16 pertandingan, serta manajer Russell Martin terletak dalam kesusahan besar.