Manchester United Era Ten Hag Cuma Aib Inggris di Eropa
4 min read
Manchester United Era Ten Hag Cuma Aib Inggris di Eropa – Fans Manchester United cabang Indonesia tentu terbuat dilema kala menyaksikan pertandingan antara klub kesayangannya melawan FC Twente kemarin. Gimana enggak? Laga yang dimainkan di Old Trafford itu mempertemukan United dengan regu yang dibela oleh calon pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers.
Perasaan fans United Indonesia mendadak dibagi 2 antara malu serta bangga. Mereka bangga memandang Hilgers tampak lumayan solid serta sanggup meredam perlawanan striker- striker United. Tetapi di sisi lain malu. Malu sebab timnya hanya menemukan hasil imbang kala melawan regu sekelas Twente.
Terlebih hasil imbang melawan Twente makin memantapkan status kebapukan United di kompetisi Eropa. Spesialnya sehabis sofa kepelatihan diduduki Erik Ten Hag. Ingin fakta? Berikut terdapat sebagian statistik memalukan United di kompetisi Eropa.
Tren Negatif
Performa yang tidak karuan dari Manchester United memanglah telah jadi rahasia universal. Sehabis ditinggal Sir Alex Ferguson, instan United belum dapat menggapai peak performa semacam dahulu. Lucunya, kehadiran Ten Hag yang digadang- gadang bakal membagikan angin fresh, malah bawa MU ke lembah kegelapan.
Contohnya pada masa 2023/ 24, kala pelatih berkebangsaan Belanda itu memusatkan para pemain United buat menempuh hari- hari dengan mimpi kurang baik. Apalagi lebih kurang baik dari masa kepemimpinan David Moyes sebagian tahun silam. Di Liga Inggris masa 2023/ 24 United betul- betul mengecewakan, baik dalam jumlah poin, kekalahan, ataupun selisih berhasil.
Nyatanya performa yang amburadul pula terekam dengan jelas kala tampak di kompetisi Eropa. Sepanjang 3 masa ditangani Ten Hag, MU telah 3 kali pula tampak di kompetisi Eropa. 2 kali di Europa League serta satu kali di Liga Champions.
Di 2 kompetisi itu, United betul- betul jadi aib Inggris. Jadi, kamu selaku fans jangan gampang terbuai dengan kalimat- kalimat pembodohan yang dilontarkan Ten Hag. Benar kata Ole Gunnar Solskjaer, suatu trofi di akhir masa bukan ciri suatu regu sudah berbenah. Trofi cuma dijadikan Ten Hag selaku perisai supaya fans dapat sedikit tenang walaupun performa di kompetisi Eropa tidak pantas buat dikenang.
Kandas Menang di Laga Pembuka
Dari 3 masa, coba tebak berapa laga pembuka kompetisi Eropa yang dapat dimenangkan United? Ya benar, tidak terdapat. Baik Europa League ataupun Champions League.
Rangkaian hasil kurang baik di laga pembuka berawal pada masa 2022/ 23. Bermain di kandang sendiri, Ten Hag kelewat pede dengan mencadangkan sebagian pemain berarti semacam Lisandro Martinez, Raphael Varane, serta Bruno Fernandes.
Berhasil Brais Mendez jadi salah satunya berhasil yang terbentuk di laga ini. Di masa 2023/ 24, United tampak di Liga Champions. Jelas ini suatu kemajuan. Tetapi tidak dengan performanya.
Serta yang terkini ya pertandingan lawan Mees Hilgers cs kemarin. Lagi- lagi, Manchester United kandas mengawali petualangan Eropa- nya dengan manis. Duh, ingin taruh dimana muka Sir Jim Ratcliffe?
Membiarkan Galatasaray Menang
Dari penampilan Manchester United di Liga Champions masa 2023/ 24, kita pula disuguhkan dengan sebagian rekor kurang baik oleh Erik Ten Hag. Dikala mengalami Galatasaray di Old Trafford misalnya. Kekalahan pasti telah jadi teman karib untuk MU, tetapi kekalahan ini terasa amat berbeda.
Yang buat kaget lagi, kemenangan Galatasaray masa kemudian ialah kemenangan perdana mereka atas klub Inggris. Sepanjang nyaris 118 tahun berdiri, Galatasaray belum sempat menang dari klub Inggris, sampai kesimpulannya rusak telor di Old Trafford. Bayangkan, superioritas yang telah sulit payah dilindungi oleh klub- klub Inggris dihancurkan begitu saja di tangan pasukan Erik ten Hag.
Poin Terburuk di UCL
Masih dari masa serta kompetisi yang sama, Erik Ten Hag pula menghasilkan rekor kurang baik lagi di fase tim Liga Champions. Di akhir perjuangannya, United cuma sanggup finis di urutan terakhir Tim A Liga Champions masa 2023/ 24. Bruno Fernandes cs hanya dapat mencapai 4 poin dari 6 pertandingan yang dimainkan.
Dilansir dari Squawka, Manchester United sesungguhnya telah 2 kali finis selaku juru kunci klasemen di Liga Champions. Saat sebelum masa 2023/ 24, Setan Merah pula sempat hadapi nasib seragam pada edisi 2005/ 06.
Tetapi, yang membuat masa 2023/ 24 nampak lebih kurang baik merupakan jumlah poinnya. Di masa 2005/ 06, United masih mending sebab dapat mencapai 6 poin dari 6 pertandingan. Poin itu sama dengan Lille yang terletak di urutan ketiga, namun United kalah secara head to head.
Dengan begitu, raihan poin di fase tim Liga Champions 2023/ 24 sudah formal jadi jumlah poin terendah yang sempat diraih dalam sejarah keikutsertaan Manchester United di kompetisi antarklub se- Benua Biru itu.
Rekor Kurang baik di UCL 2023/ 24
Eits, masih terdapat lagi Sepanjang berkiprah di Liga Champions, United belum sempat memulai 2 pertandingan dini di Liga Champions dengan kekalahan beruntun. Sampai kesimpulannya di masa Erik Ten Hag rekor itu rusak.
Yang awal pasti saja dari Bayern Munchen. Yang kedua dirasakan United kala bertandang ke Galatasaray. Pernah unggul lebih dahulu lewat berhasil Rasmus Hojlund, raksasa Turki itu bangkit serta mengalahkan United dengan skor 3- 2.
Lebih dahulu, United pula belum sempat kebobolan lebih dari 6 berhasil kala melakoni 2 pertandingan dini di penyisihan tim Liga Champions. Tetapi di masa 2023/ 24, Erik ten Hag kembali membongkar rekor itu. Dalam 2 minggu, United telah kebobolan 7 berhasil.
Statistik keseluruhan
Performa Man United secara totalitas juga tidak kalah mengecewakan. Dari 9 pertandingan terakhir di kompetisi Eropa, ten Hag cuma sanggup membagikan kemenangan sekali, kalah 5 kali, serta sisanya berakhir imbang.
Dari segi pertahanan juga United sangat- sangat jauh dari harapan. Bila dihitung, dari 9 pertandingan terakhir, Setan Merah telah kebobolan sebanyak 21 berhasil. Itu berarti United rata- rata kebobolan 2, 3 berhasil per pertandingan. Jumlah kebobolan yang besar kandas diimbangi dengan produktivitas berhasil yang baik.
Dari 9 pertandingan terakhir, United cuma dapat membobol gawang lawan sebanyak 15 kali. Memandang riwayat kurang baik Setan Merah di kompetisi Eropa, kayaknya telah saatnya mencabut status“ Klub Top” dari nama Manchester United. Udah tidak dapat bersaing dengan Manchester City. United malah lebih cocok disandingkan dengan klub El Profesor, Almere City.