Masalah yang Dihadapi Big Six Jelang Premier League
4 min read
Masalah yang Dihadapi Big Six Jelang Premier League – Kick off Premier League tinggal hitungan hari. Liga yang sangat disorot oleh publik tersebut hendak kembali mengisi akhir minggu para penontonnya sampai akhir masa semi tahun depan, pada laga pembuka akan disajikan pertandingan antara Manchester United melawan Fulham pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Tetapi, jelang kick off yang kian dekat, sebagian klub masih mempunyai lubangnya tiap- tiap yang butuh dicermati betul. Lalu, apa saja permasalahan yang masih dialami Big Six jelang dimulainya Premier League?
- Arsenal
Sehabis mengikat David Raya secara permanen dari Brentford serta memperoleh hot item bursa transfer kali ini, Riccardo Calafiori, The Gunners bukan tanpa permasalahan. Jurnalis The Athletic, Jordan Campbell, mengatakan kalau sisi kiri Arsenal masih jadi permasalahan untuk The Gunners sepanjang ini.
Sisi kiri merupakan permasalahan Arsenal semenjak masa kemudian. Paling utama di posisi bek kiri. Oleksandr Zinchenko, Jakub Kiwior, serta Takehiro Tomiyasu jadi eksperimen di bagian balik.
Sesungguhnya, masih terdapat nama Jurrien Timber di posisi bek kiri. Sialnya, semacam yang dikutip dari The Guardian, pemain yang dihadirkan dari Ajax Amsterdam tersebut wajib menepi lumayan lama sebab tendon achillesnya sobek pada minggu awal masa kemudian, dikala Arsenal bertanding melawan Nottingham Forest.
Walaupun lebih diketahui selaku seseorang bek tengah, Riccardo Calafiori kayaknya hendak ditunjuk oleh Arteta buat berupaya menanggulangi kasus mereka di sisi bek kiri. Karena, Calafiori memanglah dapat bermain selaku bek kiri. Calafiori memanglah mempunyai keahlian memegang bola yang bagus serta ini merupakan modalnya buat mengisi posisi bek kiri Arsenal.
Karena, bila menilik dari masa kemudian, bek kiri Arsenal tidak ditugaskan buat overlap jauh semacam Ben White di kanan, bek kiri lebih ditugaskan buat masuk ke tengah menolong Declan Rice. Keahlian pegang bola Calafiori kayaknya sangat diharapkan oleh Arteta buat menanggulangi perkaranya di bek kiri.
- Chelsea
Hasil pramusim yang amburadul total walaupun kembali tampak royal di bursa transfer pasti membuat hati para penggemar Chelsea terguncang. Paling tidak terdapat 7 pemain baru yang saat ini berstatus selaku penggawa The Blues. Seluruh dicoba demi menyukseskan skema yang mau dimainkan oleh pelatih anyarnya, Enzo Maresca.
Hasil dari laga pramusim memanglah tidak dapat dijadikan patokan tentu apakah sesuatu regu hendak bermain luar biasa, ataupun bakal hancur- lebur sepanjang satu masa. Tetapi, paling tidak dari hasil- hasil tersebut, dapat dilihat bibit- bibit permasalahan yang bisa jadi terjalin. Buruknya performa Chelsea di pramusim dapat saja disebabkan belum terbiasanya para pemain dengan skema baru pelatih mereka.
Tidak hanya itu, dikutip dari Goal, bagi mantan pemain Chelsea, William Gallas, strategi transfernya yang ngawur dapat membuat karir Maresca berakhir di Chelsea apalagi saat sebelum Natal 2024.
“ Ini memanglah baru pramusim, tetapi aku mencemaskan Chelsea serta aku takut kala memandang skuad mereka. Sehabis menggelontorkan duit sebanyak itu, skuad mereka masih belum lumayan bagus buat lolos ke Liga Champions. Pemain mereka banyak sekali tetapi masih memerlukan mutu bonus,” ucap Gallas via Goal.
Tidak hanya itu, permasalahan kestabilan ruang ubah pula dapat jadi api dalam sekam. Permasalahan rasisme Enzo Fernandez jelas dapat jadi permasalahan apabila Maresca tidak dapat menanganinya dengan baik.
- Liverpool
ari total 38 laga Premier League masa kemudian, 16 laga di antara lain The Reds terbobol lebih dahulu. Apalagi 8 laga di antara lain pada 15 menit awal. Suatu catatan yang sangat mengkhawatirkan untuk klub unggulan.
Ini merupakan tugas Arne Slot buat membuat para pemain berani buat mengambil inisiatif terlebih dulu, alih- alih membiarkan regu lawan memahami bola serta mendikte game. Tidak hanya itu, sampai pekan awal Agustus, Liverpool belum mendatangkan seseorang juga buat jadi pemain barunya. Buat permasalahan ini, Arne Slot mengaku senantiasa hendak memantau bursa transfer, tetapi dirinya mengaku lumayan puas dengan skuadnya saat ini.
- Manchester City
Permasalahan terbanyak Manchester City merupakan ketergantungan mereka terhadap Rodri. Pep Guardiola berupaya mengatasinya dengan berupaya memakai double pivot, tetapi The Citizens masih hadapi 3 kekalahan dari 4 laganya tanpa Rodri masa kemudian. Sesungguhnya, Declan Rice merupakan jawaban yang telah mereka temukan masa kemudian. Sayangnya, Arsenal membajak saga transfernya.
Jurnalis The Athletic, Sam Lee, menuliskan kalau Bruno Guimaraes dapat jadi alternatif pemecahan buat The Citizens. Tetapi, harga yang dipasang oleh Newcastle United dikira sangat besar. Terlebih The Blue Moon pula mengalami isu terpaut kepindahan pemain yang nyatanya wajib dicari pula penggantinya. Tinggal kita amati gimana manajemen prioritas yang hendak dicoba oleh The Citizen buat menanggulangi masalah- masalahnya masa ini.
- Manchester United
Problem terbanyak yang masih membayang- bayangi Manchester United merupakan lini tengah. Permasalahan di lini tengah Setan Merah merupakan akibat dari strategi yang kurang efektif dari Erik ten Hag. High press yang tidak efisien dari United ditambah dengan bek yang senantiasa bertahan di balik membuat suatu jarak yang menganga di lini tengah.
The Athletic menuliskan suatu analisis terpaut perihal ini pada akhir masa 2023/ 24. Kala regu lawan bermain memakai 2 pemain no 6, pemain tengah Manchester United hendak memakai kedua pemain tengahnya buat memencet 2 pemain no 6 lawan. Walhasil, pemain no 10 lawan leluasa tidak terkawal sebab bek United memilah senantiasa di letaknya.
Perihal tersebut membuat regu lawan gampang melaksanakan serbuan balik bila mereka sukses merebut bola. Sialnya, United malah kelabakan menanggulangi serbuan balik lawan. Erik ten Hag jelas butuh melaksanakan revisi taktikal apabila hal- hal semacam ini tidak mau terulang kembali.
- Tottenham Hotspur
Ange Postecoglou memanglah sukses mengganti Spurs jadi regu yang sangat menghibur masa kemudian. Tidak hanya itu, 77 berhasil sukses mereka mengadakan di Premier League masa kemudian.
Tetapi, permasalahan terbanyak mereka tidak terletak pada Richarlison ataupun penyerangan secara totalitas, melainkan pada pertahanan. Selaku klub yang finis di posisi 5, terbobol 61 kali jelas bukan catatan yang oke. Angka tersebut jauh di dasar Everton, regu yang finis di posisi 15 yang hanya terbobol 51 kali.
Terlebih bila dibanding dengan Manchester City, Arsenal, serta Liverpool, jarak kemasukan mereka lebih sedikit 20- an berhasil dibanding Spurs. Catatan ini pasti wajib dicermati dengan baik oleh Ange Postecoglou. Karena, kata Sir Alex Ferguson,“ Penyerangan membuat kamu menang, tetapi pertahanan hendak memberimu gelar.”