Mengapa Tahun 2004 Jadi yang Paling Ajaib Bagi Sepakbola?
5 min read
Mengapa Tahun 2004 Jadi yang Paling Ajaib Bagi Sepakbola? – Dalam kehidupan, tentu terdapat tahun- tahun tertentu yang tercatat selaku tahun memiliki. Semacam 1945 misalnya. Yang diketahui selaku tahun kemerdekaan Indonesia. Nah, dunia sepakbola juga memiliki tahun- tahun memiliki.
Contohnya semacam tahun 1999 dikala Manchester United jadi klub Inggris awal yang mencapai treble. Ataupun kala Piala Dunia buat awal kali dilaksanakan di Daratan Afrika.
Tetapi dari banyaknya tahun memiliki dinilai jadi yang sangat ajaib. Sebab di tahun itu, lahir sebagian momen mengejutkan yang tercatat selaku sejarah. Lalu, momen apa saja yang lahir di tahun 2004?
Arsenal Invincible
Momen memiliki awal yang tercatat pada tahun 2004 merupakan kala Arsenal keluar selaku kampiun Liga Inggris masa 2003/ 04. Di masa saat ini, mendengar kalimat“ Arsenal juara Liga Inggris” memanglah suatu yang asing. Tetapi, di masa Arsene Wenger Arsenal lumayan teratur merajai kasta paling tinggi sepakbola Inggris tersebut.
Bila jadi sesuatu perihal yang biasa, kemudian di mana momen ajaibnya? Yang buat ajaib merupakan prosesnya. Di masa 2003/ 04, pasukan Arsene Wenger menyuguhkan sepakbola yang luar biasa. Kecerdasan sepakbola yang diusung Wenger juga kesimpulannya sanggup menuntun Meriam London jadi juara tanpa sekalipun merasakan kekalahan. Sebutan kerennya sih Invincible.
Kala itu, Meriam London mencatatkan 26 kemenangan serta 12 hasil imbang dengan mengandalkan formasi simpel, 4- 4- 2. Tetapi, formasi yang diseleksi Wenger nyatanya sangat fleksibel di lapangan. Regu ini sangat diingat sebab kecerdasan penyerang- penyerang mereka.
Dikala itu, Thierry Henry menggapai puncak permainannya. Dari 37 pertandingan yang dimainkan, Henry sanggup mengemas 30 berhasil serta 6 assist. Dirinya berduet dengan rekan sekaliber Dennis Bergkamp yang memiliki visi bermain luar biasa. Tidak hanya itu, terdapat pemain- pemain hebat lain semacam Robert Pires serta Freddie Ljungberg yang menunjang 2 penyerang itu.
Kesebelasan Arsenal masa tersebut hendak senantiasa diingat selaku salah satu regu terbaik dalam sejarah Premier League. Hingga saat ini, mereka masih jadi salah satunya regu Inggris yang dapat mencapai prestasi itu. Mereka pula masih jadi salah satunya regu yang mempunyai trofi Liga Inggris bercorak emas di kabinet trofinya.
Werder Bremen
Beralih ke Jerman, terdapat fenomena unik yang diciptakan oleh klub semenjana, Werder Bremen. Mereka berhasil keluar selaku juara Bundesliga masa 2003/ 04 sehabis unggul 6 poin dari Bayern Munchen di posisi kedua. Ini jadi prestasi yang mengejutkan sebab 5 masa lebih dahulu Munchen serta Borussia Dortmund silih bergantian mendominasi Jerman.
Nama Thomas Schaaf tidak hendak sempat dibiarkan oleh para penggemar Werder Bremen. Alasannya, laki- laki asal Jerman itu jadi wujud berarti di balik prestasi ini. Bukan hanya gelar Bundesliga, si pelatih pula mempersembahkan gelar juara DFB Pokal pada masa yang sama. Mereka mengalahkan Alemannia Aachen dengan skor 3- 2 di partai puncak.
Selaku regu yang tidak diperhitungkan, 2 gelar dalam satu masa telah jadi suatu anomali di sepakbola Jerman. Werder Bremen masa Thomas Schaaf betul- betul mendominasi kompetisi Jerman masa 2003/ 04.
Bila Arsenal memiliki duet Henry serta Bergkamp, hingga Bremen mengandalkan Ailton serta Ivan Klasnic. Ailton jadi yang sangat edan. Sehabis musim- musim yang biasa saja. Ailton semacam terletak di mood terbaik masa itu. Di umurnya yang ke 30 tahun, dirinya malah jadi top skor Bundesliga dengan catatan 28 berhasil.
Valencia
Di tahun yang sama, keajaiban pula terjalin di sepakbola Spanyol. Kala itu, pelakunya merupakan Rafael Benitez bersama skuad racikannya di Valencia. Masa 2003/ 04 dapat dibilang selaku masa sangat berhasil dalam sejarah Valencia. Itu sebab Los Che sukses mencapai 2 gelar juara sekalian, ialah trofi La Liga serta Liga Europa.
Ini jadi gelar ganda awal selama sejarah klub yang berdiri semenjak 1919 itu. Mengusung skema game 4- 2- 3- 1, pelatih yang sempat menanggulangi Newcastle United itu menempatkan 2 gelandang bertahan, 2 sayap serta salah satu penyerang yang bermain lebih kedalam. Dikala itu, wujud Pablo Aimar jadi nama yang ikut menolong Benitez mencapai kesuksesan.
Tidak hanya itu, keahlian Benitez dalam merotasi pemain pula pantas diacungi jempol. Itu membuat Los Che dapat melindungi konsistensi performa baik di Liga Spanyol ataupun Liga Eropa. Dari 2 gelar itu, barangkali gelar La Liga jadi yang sangat istimewa. Gimana tidak? Valencia timbul selaku juara di tengah 2 klub digdaya Real Madrid serta Barcelona.
Kala itu, El Real dinilai lebih terkenal dengan proyek Galacticosnya yang berisikan pemain- pemain berbagai Iker Casillas, Roberto Carlos, Guti, Zinedine Zidane, Luis Figo, sampai Raul serta Ronaldo Nazario. Tidak hanya itu, Barcelona pula tidak kalah mentereng dengan terdapatnya Rivaldo, Ronaldinho, sampai Patrick Kluivert.
Porto Juara Liga Champions
Bukan hanya Valencia yang mengejutkan di kompetisi Eropa. Liga Champions lebih tidak terduga lagi kala menimbulkan FC Porto selaku juara kompetisi masa 2003/ 04. Bila dilihat lagi, kayaknya normal jika Porto juara. Sebab pada dikala itu, regu Portugal dilatih oleh salah satu pelatih terhebat dikala ini, Jose Mourinho.
Tetapi di tahun 2004 siapa yang tahu Mourinho? Dirinya tidak lebih dari seseorang pelatih muda. Gelar juara Europa League yang didapat setahun lebih dahulu pula cuma dikira suatu keberuntungan saja. Tetapi, berstatus selaku regu kuda gelap tidak membatasi Porto buat juara UCL usai mengalahkan AS Monaco dengan skor 3- 0.
Dalam prosesnya, Porto apalagi menahan imbang Real Madrid dengan skor 1- 1 di laga penyisihan tim, mengalahkan Manchester United dengan agregat 3- 2 di babak 16 besar. Performa apik Porto juga membuat para pemainnya diincar beberapa klub elit Eropa. Apalagi, Jose Mourinho langsung ditunjuk selaku pelatih Chelsea di tahun yang sama.
Debut Lionel Messi
Dari tadi momen memiliki untuk klub mulu nih. Terus terdapat tidak momen memiliki untuk pesepakbola secara orang? Terdapat, tahun 2004 jadi tahun debut dari salah satu pemain terhebat di dunia dikala ini, Lionel Messi di skuad utama Barcelona. Tepatnya pada bertepatan pada 16 Oktober 2004. Messi debut di laga derby melawan Espanyol.
Pertandingan tersebut diselenggarakan di markas Espanyol. Kala itu, Barcelona masih dibesut oleh pelatih asal Belanda, Frank Rijkaard. Messi yang masih 17 tahun memulai laga dengan duduk di bangku cadangan. Messi yang masih memakai no punggung 30 masuk mengambil alih Deco.
Menit bermain yang sedikit membuat donasi Messi di laga tersebut pula lumayan sedikit. Tetapi, hari itu jadi salah satu momen yang sangat memiliki untuk persepakbolaan Spanyol. Sebab berkat peluang yang diberikan oleh Rijkaard, Messi dapat memulai karir yang luar biasa ini.
Yunani
Tidak menyudahi di sana, tahun 2004 pula jadi tahun yang memiliki buat sepakbola internasional. Yunani jadi regu yang menggemparkan dunia melalui keberhasilannya menjuarai Euro 2004. Yang lebih edan lagi, Yunani sukses keluar selaku juara sehabis mengalahkan regu tuan rumah, Portugal yang kala itu berisikan pemain- pemain top berbagai Luis Figo, Ricardo Carvalho, Deco, sampai Cristiano Ronaldo di final dengan skor 1- 0.
Tandukan dari Angelos Charisteas memupuskan Ronaldo cs buat memperingati gelar di hadapan publik sendiri. Kesuksesan Yunani kian lengkap sehabis si kapten, Theodoros Zagorakis, dinobatkan selaku pemain terbaik Euro 2004. 5 pemain Yunani pula masuk best XI di akhir turnamen.
Cerita dongeng Yunani meyakinkan kalau tidak terdapat yang mustahil dalam sepakbola. Salah satunya yang mustahil terulang kembalinya momen- momen memiliki di tahun 2004.