Nasib Roberto Mancini, Pembuka Gerbang Trofi Manchester City
4 min read
Nasib Roberto Mancini, Pembuka Gerbang Trofi Manchester City- Arab Saudi hendak jadi lawan awal Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas dijadwalkan hendak bertandang ke Jeddah pada 5 September 2024 waktu setempat. Ini hendak jadi laga yang pantas ditunggu sebab si juru taktik Arab Saudi merupakan Roberto Mancini.
Roberto Mancini merupakan nama yang tidak asing untuk penikmat sepak bola lawas. Dikala memegang gelar coach juga, Mancio cukup moncer. Ya, paling tidak 2 dekade kemudian. Saat ini, karirnya terasa kian merosot.
Lalu, semacam apa kemerosotan yang dirasakan oleh pembuka jalur keemasan Manchester City tersebut sampai saat ini malah tersesat di Arab Saudi?
Bersumber pada catatan di halaman website pribadinya, Roberto Mancini bergabung ke Bologna dikala umurnya masih 13 tahun. Karir handal Roberto Mancini baru diawali pada tahun 1981, kala dirinya dipromosikan dari regu junior Bologna. Dirinya memperoleh debut semenjak laga awal Bologna masa itu serta umurnya masih 16 tahun.
Bagi catatan Transfermarkt, pada masa debutnya tersebut, Mancio muda sanggup mencetak 9 berhasil dari 30 laga di Serie A. Kegemilangannya bersama Bologna membuat Sampdoria terpincut buat meminang pemuda tersebut.
Bersama Sampdoria inilah karir Mancio meroket tajam. Bermain di Luigi Ferraris, Mancio sukses mencapai satu scudetto, 6 Coppa Italia, satu Supercoppa Italiana, serta suatu trofi Cups Winners Cup. Nyaris 15 tahun Mancio bermain buat I Blucerchiati.
Pada tahun 1997, tidak hanya memperoleh gelar pemain terbaik di Italia, dirinya pula bergabung ke Lazio. Di Lazio, Mancio masih dapat menciptakan sebagian trofi lagi. Suatu scudetto, 2 buah Coppa Italia, suatu Supercoppa Italiana, suatu Cups Winners’ Cup, serta suatu UEFA Luar biasa Cup sukses dibawanya ke Roma.
Sayangnya, performa ciamik tidak buatnya banyak ikut serta ke dalam regu utama Azzurri. Mancio cuma memiliki 36 caps saja bersama Azzurri. Dirinya cuma turut dan dalam 2 turnamen mayor Azzurri, ialah kala membimbing Paolo Maldini muda pada Euro 1988 serta Piala Dunia 1990 kala jadi tuan rumah.
Kecemerlangan Mancio tertutup oleh bayang- bayang pemain lain semacam Gianluca Vialli serta Roberto Baggio. Mancio gantung sepatu sehabis sebulan dipinjamkan ke Leicester City pada dini tahun 2001.
Dikala masih bermain di Lazio, Roberto Mancini pernah jadi asisten Sven Goran- Eriksson.“ Aku yang membawanya ke Lazio serta ia mau jadi manajer walaupun dirinya masih bermain. Ia pelatih, ia kitman, ia supir bis, segalanya,” ucap mantan pelatih Timnas Inggris tersebut kala mengenang Mancio, dilansir dari The Independent.
Sehabis pensiun dari Leicester City, Mancio langsung turun tangan menanggulangi Fiorentina sampai Januari 2002. Konon dirinya pula sesekali tidak dibayar serta kerap memperoleh ancaman dari fans akibat menjual Rui Costa serta Francesco Toldo pada masa panas 2001.
Walaupun begitu, Mancio dapat memperoleh suatu trofi Coppa Italia, trofi yang membuka koleksi trofi yang lain. Sehabis Mancio berangkat dari Artemio Franchi, Fiorentina betul- betul terdegradasi pada akhir masa 2001/ 02.
Setelah itu, pada masa panas 2002, Mancio kembali menanggulangi Lazio. Sampai- sampai Hernan Crespo serta Alessandro Nesta wajib dijual buat menolong menanggulangi permasalahan keuangan yang dihadapinya. Walaupun begitu, Mancio kembali dapat mencapai suatu trofi Coppa Italia.
Ini jadi periode yang sangat berkesan buat Mancio. Mancio sukses membuat Inter kembali jadi juara Serie A semenjak 1989. Sepanjang nyaris 4 masa di Inter, Mancio memahat namanya ke catatan pelatih elit Eropa.
Mancio sukses mencapai 3 scudetto, 2 Coppa Italia, serta 2 Supercoppa Italia ke Giuseppe Meazza. Dilansir dari BBC, karir Mancio di Inter mulai gonjang- ganjing semenjak Maret 2008. Masa depan karir Mancio di Inter buram sehabis Il Biscione dihajar Liverpool di Champions League. Sehabis kekalahan dari Liverpool, Mancio pernah berujar mau berangkat.
Pada Mei 2008, kepergiannya baru terealisasi. Opa Moratti yang telanjur murka memilah buat mengubahnya dengan Jose Mourinho.“ FC Internazionale sudah memberitahu Roberto Mancini kalau dirinya dipecat. Secara spesial terpaut komentarnya sehabis laga antara Inter vs Liverpool,” luncurkan dari Inter via BBC.
Karir Mancio bersinambung ke Manchester. Mancio merupakan pelopor revolusi Manchester City, pembuka jalur kejayaan baru, serta perusak dominasi Manchester United.
Di Etihad Stadium, Mancio pula sukses membagikan suatu trofi FA Cup serta Community Shield. Pada kesimpulannya, karirnya di Manchester pula berakhir dengan pemecatan. Dilansir dari BBC, pemecatannya diakibatkan oleh buruknya ikatan Mancio dengan manajemen klub. Tidak hanya itu, Mancio pula dikira tidak sanggup menggapai sebagian sasaran.
Kepergian Mancio dari Manchester nyatanya masih jadi jurang untuk karirnya. Semenjak keluar dari Manchester, dirinya cuma sanggup mencapai suatu trofi Piala Turki kala masih menukangi Galatasaray. Setelahnya, Mancio belum memperoleh suatu lagi di tingkat klub. Semusimnya di Rusia bersama Zenit juga tidak menciptakan apa- apa.
Mancini membayar sasaran tersebut dengan lolos ke Euro 2020. Performanya juga seram. Italia lolos dari fase tim tanpa sedikit juga terbobol. Kemenangannya atas Austria 2- 1 pula buatnya memegang rekor tidak terkalahkan terlama Azzurri sepanjang 31 laga. Semacam yang kita seluruh ketahui, Italia keluar selaku kampiun serta Mancio membayar keyakinan FIGC dengan tuntas.
Setelahnya performa Italia di tangan Mancio kembali menyusut. Rentetan kegagalan ini kesimpulannya membuat Mancio memilah mundur dari jabatannya pada Agustus 2023.
Setelah melatih Italia, Mancio malah bergabung ke proyek ambisius Arab Saudi. Dirinya diikat sampai tahun 2027. Tetapi, Arab Saudi yang sempat melibas Argentina di Piala Dunia 2022 dikala ditukangi Herve Renard, berganti semacam burung falkon yang tidak makan sebulan. Performa Arab Saudi tidak normal. Mancini apalagi kandas bawa Green Falcons ke semifinal Piala Asia 2023.
Untuk regu yang telah 3 kali juara Piala Asia serta 3 kali runner- up, kandas ke semifinal sangat memalukan. The Green Falcon kandas melaksanakannya sehabis kalah dari Korea Selatan melalui adu penalti. Pada laga tersebut Mancini malah walk out dari tahap adu penalti.
Aksi ini membuat dirinya dikecam oleh publik Arab Saudi. Football Transfer apalagi mengatakan dirinya terancam dipecat lagi akibat aksi pada laga tersebut. Di kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi asuhan Mancini pula sulit payah lolos ke ronde ketiga sehabis hanya sanggup mengekor di balik Yordania. Nasibnya di Negeri Rasulullah pula saat ini terletak di ujung tanduk.