May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Pelajaran dari Kemenangan Pertama Milan Saat Lawan Venezia AC Milan mencapai kemenangan awal di Liga Italia masa ini dengan lemenangan telak 4- 0 atas Venezia, serta kita hendak memandang sebagian pelajaran berarti dari kemenangan awal ini.

AC Milan kesimpulannya mencapai kemenangan awal mereka di Serie A, sehabis mencatatkan kemenangan telak 4- 0 atas Venezia di San Siro pada Sabtu malam. Paulo Fonseca saat ini dapat sedikit bernapas lega. Tetapi, tidak terdapat waktu buat istirahat, sebab pertandingan besar melawan Liverpool serta Inter menanti dalam 7 hari ke depan.

Poin Berarti Kemenangan AC Milan atas Venezia , Berikut merupakan 3 poin berarti Milan atas Venezia.

Penampilan yang Ditunggu- tunggu Milan

Ini merupakan respons yang sempurna sehabis dini yang kurang baik serta sela waktu internasional yang membosankan. Entah sebab suatu yang dikatakan Fonseca, ataupun bisa jadi dorongan ekstra dari para penggemar di luar Stadio Meazza, regu tampak sangat bergairah semenjak dini serta nampak berniat buat membalikkan kondisi.

Milan tampak sangat tajam di depan gawang. 4 pemain berbeda mencetak berhasil, yang berarti keyakinan diri hendak menyebar di segala regu. Yang sangat menjanjikan, unit penyerang nampak serasi serta tidak tahu letih. Walaupun mereka bisa jadi sedikit melambat di babak kedua, pertandingan telah ditentukan pada dikala itu serta terdapat deretan pertandingan besar yang hendak tiba melawan Liverpool serta Inter dalam sebagian hari ke depan.

Ini cuma satu pertandingan, namun penampilan semacam inilah yang mempunyai kemampuan buat mengawali masa dengan baik. Rossoneri butuh mereplikasi tipe penampilan ini secara lebih teratur ke depannya.

Eksperimen Reijnders- Loftus- Cheek Berjalan dengan Baik

Fonseca memilah buat merendahkan Tijjani Reijnders di posisi trequartista, mirip dengan yang dicoba Ronald Koeman dengan Belanda sepanjang sela waktu internasional. Walaupun tidak terdapat pergantian personel yang signifikan dari hasil imbang 2- 2 Milan melawan Lazio, pergantian ini berjalan dengan sangat baik.

Reijnders sangat apik dengan bola di kakinya, serta senantiasa berupaya buat memindahkannya dengan kilat ke zona beresiko. Profil Loftus- Cheek lebih sesuai buat melaksanakan lari penetrasi, menggunakan kekuatan serta badannya. Bila ia dapat tingkatkan pemahaman taktis serta intervensi defensifnya, tidak terdapat alibi kenapa Loftus- Cheek tidak dapat unggul dari posisi yang lebih dalam.

Saat ini Fonseca ketahui kalau Reijnders sangat sanggup bermain dari posisi’ 10’, ia jelas tidak kekurangan opsi, sebab Loftus- Cheek, Christian Pulisic, serta Noah Okafor pula sangat mahir di posisi tersebut.

Kesempatan Besar di Liga Champions

Pergantian wujud Milan tiba pada waktu yang sangat pas. Rossoneri hendak bertanding lagi pada hari Selasa, menjamu Liverpool dalam pertandingan Liga Champions awal masa ini.

Umumnya, kala regu dalam performa bagus, pertandingan tidak dapat tiba lumayan kilat. Walaupun Liverpool hendak senantiasa jadi tes yang berat, mereka hadapi kekalahan mengejutkan melawan Nottingham Forest di

Premier League pada hari Sabtu, serta tidak nampak mengesankan semacam saat sebelum sela waktu internasional.

Paulo Fonseca hendak bijaksana buat menekuni catatan Gian Piero Gasperini dari masa kemudian, kala La Dea menumbangkan Liverpool 3- 0 di Anfield di perempat final Liga Europa. Ini membutuhkan penampilan yang sama termotivasi, enerjik, serta disiplin buat meniru keberhasilan Atalanta, namun bila Kamu wajib mengalami regu semacam Liverpool, saat ini merupakan waktu yang sempurna buat melaksanakannya.

Dominasi Milan Selama Pertandingan

Yang lumayan mencolok merupakan kalau keempat berhasil tersebut terbentuk di babak awal, secara efisien mengakhiri pertandingan saat sebelum interval. Berhasil awal terbentuk sehabis 90 detik kala Theo Hernandez mencetak berhasil dari sudut kecil, setelah itu ricochet dekat gawang masuk serta kesimpulannya dianugerahkan kepada Youssouf Fofana. Penalti awal dituntaskan oleh Christian Pulisic, serta Abraham mengurus penalti kedua.

Paulo Fonseca membuat 4 pergantian pada lapisan pemain dibanding dengan pertandingan saat sebelum sela waktu melawan Lazio, dengan Matteo Gabbia serta Theo Hernandez masuk ke pertahanan, Rafael Leao kembali ke posisi sayap kiri, serta Tammy Abraham menempuh debut penuhnya.

Baru 90 detik pertandingan diawali, Milan telah membongkar kebuntuan, serta semacam yang telah diprediksi, berhasil tersebut tiba dari Theo Hernandez yang lebih dahulu telah mencetak 3 berhasil dalam 2 pertandingan melawan Venezia. Regu tamu tertangkap oleh serbuan dari sisi kanan mereka, dengan Theo yang menerobos kotak penalti serta menembak rendah yang entah gimana sukses masuk lewat Joronen dari sudut kecil.

Venezia setelah itu membagikan sebagian ketegangan kepada Milan kala pertahanan nampak agak goyang pada awal- awal pertandingan, dengan Oristanio nyaris mencetak berhasil dengan tembakan yang melenceng tipis di samping tiang jauh yang nyatanya telah dilindungi oleh Mike Maignan.

Suasana sangat kilat berganti kurang baik untuk regu Eusebio Di Francesco kala mereka kebobolan 3 berhasil dalam waktu pendek. Isyarat peringatan diawali kala serbuan yang dibentuk dengan baik– di mana Maignan mengirimkan bola kepada Abraham– memandang umpan balik dari Tijjani Reijnders sehabis umpan dari Ruben Loftus- Cheek terputus pas dikala Pulisic tiba buat menuntaskan.

Tendangan sudut hasil dari umpan kiri diambil oleh Pulisic serta nyatanya menimpa tiang dekat saat sebelum kesimpulannya disundul oleh Matteo Gabbia dari jarak dekat, menjadikannya 2- 0 pada menit ke- 16.

9 menit setelah itu, penalti awal dari 2 penalti kilat diberikan kepada Rossoneri. Tammy Abraham menggunakan bola yang terlepas di dalam kotak serta dikala Joronen meluncur berupaya menangkis bola, dia menjatuhkan striker tersebut. Pulisic mengambil penalti serta dengan yakin diri mencetak berhasil dari jarak 12 yard.

Setelah itu, pada menit ke- 29 serta cuma 4 menit sehabis penalti terakhir, penalti kedua diberikan serta tidak terdapat keraguan menimpa keputusan tersebut dikala Leao dipijak di dalam zona. Penalti ini diberikan sehabis pengecekan VAR, serta kali ini Abraham yang ditugaskan buat mengeksekusi dari titik penalti, yang pula dicoba dengan gampang.

Pada dini babak kedua, jelas kalau Milan tidak hendak istirahat walaupun mengetuai 4- 0 dikala mereka mencari lebih banyak berhasil. Suatu larian serta umpan yang sangat baik dari Loftus- Cheek menciptakan umpan tengah Leao, serta sayap Portugal tersebut berupaya mengalahkan Joronen dengan tembakan yang sedikit tidak balance tetapi kesimpulannya diselamatkan dengan gampang.

Serbuan terus bersinambung serta Gabbia berupaya menggandakan jumlah golnya malam itu dengan sundulan dari umpan rendah Leao, walaupun penjaga gawang alihkan bola ke sudut.

Pada menit ke- 63, Fonseca memilah buat melaksanakan sebagian pergantian buat menyegarkan game. Alvaro Morata serta Noah Okafor masuk, dengan Leao serta Reijnders digantikan.

Venezia berpikir mereka sudah mencetak berhasil kembali saat sebelum suasana aneh terjalin. Zampano menembakkan tembakan rendah lewat Maignan serta masuk ke gawang, tetapi VAR turun tangan sebab Nicolussi Caviglia sudah memegang kaki Loftus- Cheek di tengah lapangan dalam persiapan serbuan. Dampaknya: berhasil dibatalkan serta kartu kuning kedua buat pemain Venezia tersebut.

Pergantian lebih lanjut dicoba setelahnya, dengan Abraham digantikan oleh Yunus Musah, setelah itu sebagian menit setelah itu Fofana serta Pulisic keluar buat Kevin Zeroli serta Samuel Chukwueze.

Usaha terakhir pertandingan jatuh pada Loftus- Cheek dikala dia berupaya ikut berkontribusi, menembak dari tepi kotak, walaupun tembakannya melayang di atas mistar gawang serta peluit akhir pertandingan dibunyikan tidak lama setelahnya.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.