Pelatih Yang Tidak Seharusnya Melatih Chelsea
4 min read
Pelatih Yang Tidak Seharusnya Melatih Chelsea – Melaksanakan kesalahan merupakan normal. Serta Chelsea, salah satu klub terbanyak di London Barat memilah buat terus melaksanakan kesalahan. Memanglah, kita belum hendak melihat apakah Chelsea galat menunjuk Enzo Maresca.
Cuma saja, sepanjang ini Chelsea berulang kali galat menunjuk pelatih. Selaku klub besar, dengan basis massa yang pula besar, para pelatih kenamaan keluar- masuk Stamford Bridge.
Dapat sebab prestasinya yang kurang nikmat. Bisa jadi sebab portofolio yang tidak brilian. Siapa saja para pelatih tersebut? Ayo menerokanya satu per satu.
Graham Potter
Pasti saja Graham Potter harus masuk catatan ini. Eks pelatih Brighton and Hove Albion itu dibujuk Chelsea sehabis pemecatan Thomas Tuchel. Susah dimengerti kenapa Chelsea mengubah Tuchel, pelatih yang bawa trofi Liga Champions, dengan seseorang Graham Potter.
Dia mampu membuat regu tepi tepi laut itu bermain atraktif serta menawan. Tetapi, itu di Brighton. Menunjuk Graham Potter yang cuma berpengalaman di papan tengah buat menukangi Chelsea yang bersaing di papan atas, ibarat menyuruh pengemudi odong- odong mengendarai Ducati buat balapan di sirkuit Motegi.
Jelas hasilnya sangat mengecewakan. Perihal yang membuat Potter nampak kian kurang baik merupakan dia tidak dapat mengoptimalkan belanja besar- besaran di bursa transfer Januari. Chelsea juga cuma dapat berkutat di papan tengah. Saat sebelum kesimpulannya Potter dipecat pada April 2023.
Frank Lampard
Frank Lampard merupakan mantan pemain yang senantiasa dibanggakan oleh fans Chelsea. Dia bisa jadi layak diucap legenda. Tetapi lumayan hingga di sana saja. Lampard semestinya hanya dijadikan legenda serta ikon klub, tidak harus turun gunung jadi pelatih.
Teruji kan, kala dia melatih, Chelsea sangat nelangsa. Apalagi Lampard merupakan pelatih dengan rata- rata poin per laga terendah di rezim Roman Abramovich, ialah 1, 67 poin. Dikala ditunjuk awal kali pada 2019 silam, Lampard sesungguhnya pula belum memiliki pengalaman yang layak buat melatih The Blues.
Kiprahnya di Derby County baru seumur jagung serta ala kadarnya. Seperti itu kenapa penunjukannya dipertanyakan. Dia pula menelurkan para pemain semacam Reece James, Mason Mount, Tammy Abraham, sampai Fikayo Tomori.
Tetapi, hanya itu yang dapat dia jalani. Serta sebagian orang tidak terkesan dengan itu. Apalagi Lampard kesimpulannya diberhentikan pada Januari 2021. Yang lucu, Chelsea malah menunjuk lagi Frank Lampard pada 2023 selaku karateker sehabis memecat Graham Potter. Dari 11 laga menukangi Chelsea masa itu, Lampard cuma mencapai satu kemenangan.
Rafael Benitez
Rafael Benitez memanglah membawakan trofi Liga Eropa buat Chelsea. Tetapi kedatangannya memunculkan polemik. Pelatih asal Spanyol itu mengambil alih sedangkan sofa pelatih pada masa 2012/ 13. Dia mengambil alih Roberto Di Matteo yang terkenal di golongan penggemar sehabis bawa Chelsea juara Liga Champions.
Kedatangan Benitez sama sekali tidak disambut senyum senang dari penggemar. Apalagi mereka cenderung apatis padanya. Para penggemar sentimen terhadap Benitez sebab sepanjang bertahun- tahun, dia menghabiskan waktunya buat berseteru dengan Chelsea, paling utama kala regu ini dilatih Jose Mourinho.
Tidak hanya itu, dia pula mantan pelatih klub rival. Komentarnya yang menyebut Didier Drogba tukang diving pula merangsang kemarahan fans. Singkatnya, sepanjang menanggulangi Chelsea, Benitez dihantui sentimen dari para fans. Seperti itu kenapa dia hanya melatih sebentar. Suatu yang sesungguhnya mubazir, walaupun yah, untungnya dapat mencapai satu trofi.
Luiz Felipe Scolari
Chelsea menggapai final Liga Champions masa 2007/ 08 kala dilatih Avram Grant. Masa panas 2008 Scolari menandatangani kontraknya di The Blues, tetapi dia tidak mampu bertahan sampai ujung masa.
7 bulan saja dia bertugas. Scolari digulingkan dari jabatannya meski tidak terkalahkan di 12 laga pertamanya. Saat sebelum didepak, hasil kurang baik mengenai Scolari. Cuma mencapai 3 kemenangan dalam 9 laga di Premier League merupakan bercak yang susah dibersihkan.
Pelatih berjuluk“ Big Phil” ini pula nyatanya menyemai bibit permusuhan dengan para pemain. Didier Drogba, Nicolas Anelka, serta Michael Ballack sering berselisih dengannya. Waktu itu, Scolari pula memakai penerjemah buat mengantarkan taktik serta manajemen.
Jelas perihal itu sangat menyulitkan. Suasana rumit menjerat Scolari. Dia juga didepak, serta Chelsea merekrut sang ban serep bernama Guus Hiddink. Di tangan Hiddink, Chelsea menjuarai Piala FA 2009 serta cuma kalah sekali dalam 20 pertandingan.
Claudio Ranieri
Ingat tidak jika Chelsea sempat dilatih Claudio Ranieri? Eranya di Stamford Bridge diawali saat sebelum rezim Jose Mourinho. Apalagi saat sebelum taipan Rusia mengakuisisi Chelsea. The Tinkerman tiba ke Chelsea pada September tahun 2000 sehabis meninggalkan jabatannya di Atletico Madrid.
Tetapi, terlama bukan berarti tersukses. Sepanjang lebih kurang 4 tahun menukangi Chelsea, tidak terdapat satu juga trofi yang dijambret Ranieri. Ya, tidak satu juga!
Sementara itu di masa terakhirnya, Ranieri menghabiskan paling tidak 120 juta poundsterling ataupun dekat Rp2, 4 triliun kurs hari ini. Kala itu, Chelsea mendatangkan para pemain mahal, semacam Hernan Crespo, Adrian Kualitas, Claude Makelele, sampai Juan Sebastian Veron. Sedangkan di Liga Champions, Chelsea memanglah menghilangkan Arsenal serta melaju ke semifinal.
Analis sepak bola David Platt kayaknya benar. Mengutip Planet Football, Platt bilang, membangun regu yang bisa memenangkan gelar serta memusatkan regu buat mengarah gelar merupakan 2 perihal yang berbeda. Ranieri hanya melaksanakan yang awal.
Andre Villas- Boas
Saat sebelum dilatih Roberto Di Matteo, Chelsea kehadiran Andre Villas- Boas. Pelatih muda itu masuk mengambil alih Carlo Ancelotti pada 2011. Dia memiliki ikatan erat dengan Chelsea semenjak jadi asisten Jose Mourinho.
Prestasi itu menerjunkan harapan besar padanya. Di tangan pelatih asal Portugal itu, Chelsea berharap dapat memulangkan gelar Liga Champions. Pasti harapan yang kelewatan. Tidak terdapat seseorang juga percaya Chelsea hendak kembali menjuarai Liga Champions. Sangat susah, bung!
Kala Villas- Boas datang, dia mengganti banyak aspek. Mulai dari personel sampai taktik. Garis pertahanan besar diterapkan. Style bermain ini disukai Roman Abramovich. Dibanding bermain bertahan, Roman memanglah suka timnya melanda. Villas- Boas penuhi nafsu itu. Tetapi tidak dengan hasilnya.
Chelsea- nya Villas- Boas betul bermain melanda, tetapi kalah 10 kali di 40 pertandingan menimbulkan kekacauan di badan klub. Terlebih Villas- Boas meninggalkan si kapten John Terry di bangku cadangan. Kekalahan 0- 1 atas West Brom di markas sendiri membuat nasibnya terletak di ujung leher. Andre Villas- Boas juga dipecat di tengah masa.