May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Pertarungan Hukum Antara Manchester City vs Premier League

2 min read

Pertarungan Hukum Antara Manchester City vs Premier League – Pertarungan hukum yang lagi berlangsung antara Manchester City serta Premier League nyatanya hendak bawa keuntungan besar untuk pihak- pihak tertentu, paling utama para pengacara.

Klub juara Premier League ini tengah mengalami 115 dakwaan terpaut dugaan penyimpangan keuangan, yang sudah menghasilkan perdebatan hukum panjang. satu perihal yang jelas merupakan kalau pengacara yang ikut serta dalam permasalahan ini hendak jadi pihak yang sangat diuntungkan.

Bagi laporan, pengacara terkemuka Lord Pannick dipercaya buat membela Manchester City dalam permasalahan tersebut. Pannick sendiri tidaklah wujud asing dalam dunia hukum, paling utama dalam perihal menanggulangi kasus- kasus besar.

Pendapatan Pannick dikabarkan menggapai Rp 102 Juta per jam, angka yang sangat besar apalagi bila dibanding dengan nilai peninggalan yang baru- baru ini dilaporkan dari Bobby Charlton, mantan legenda sepak bola Inggris.

Bobby meninggalkan harta senilai Rp 13 Milyar kepada istrinya, Lady Norma, sehabis pengurangan utang individu serta bayaran pemakaman. Perbandingan antara kedua nilai tersebut menampilkan betapa besarnya bayaran yang dihabiskan dalam kasus- kasus hukum semacam ini.

Permasalahan hukum antara Manchester City serta Premier League diperkirakan hendak berlangsung sepanjang dekat 3 bulan. Nilai kontrak Pannick, bila dihitung dari gajinya, hendak menciptakan duit lebih banyak dalam waktu pendek daripada yang diperoleh Sir Bobby Charlton selama hidupnya.

Perihal menyoroti betapa besar bayaran hukum dalam dunia sepak bola, paling utama dalam permasalahan yang mengaitkan klub besar.

Tidak hanya Pannick, pengacara yang lain, Nick De Marco KC, yang lebih dahulu membela Leicester City dalam permasalahan Laba serta Keberlanjutan Premier League, pula turut mengomentari suasana ini. De Marco mengatakan kalau dikala ini merupakan masa yang sangat menarik untuk hukum berolahraga.

Tetapi, menarik untuk siapa? Untuk mayoritas fans sepak bola, konflik hukum ini lebih nampak selaku kendala yang jauh dari esensi berolahraga itu sendiri. Para fans lebih hirau pada apa yang terjalin di lapangan, bukan di majelis hukum.

Tidak cuma itu, klub ini pula mempertaruhkan Milyaran rupiah yang berasal dari hak siar tv, konvensi komersial, serta sumber pemasukan yang lain. Dalam upaya melindungi reputasi mereka, klub wajib mengalami tuntutan hukum yang mahal serta rumit.

Untuk pihak Premier League, permasalahan ini pula jadi tes berarti dalam menegakkan ketentuan terpaut transaksi keuangan yang adil. Tetapi, banyak yang berkomentar kalau ketentuan yang terdapat dikala ini tidak lumayan efisien dalam melindungi penyeimbang finansial antara klub- klub besar serta kecil.

Para fans yang mengamati pertumbuhan ini menyangka kalau solusinya bisa jadi terletak pada pembatasan pengeluaran yang lebih simpel serta jelas. Selaku contoh, di NFL, ada batas bayaran pemain per klub yang diresmikan secara tegas, yang bisa jadi dapat jadi inspirasi untuk sepak bola Inggris.

Tetapi, sampai dikala ini, peraturan finansial dalam Premier League masih jauh dari sempurna. Bila tidak terdapat pergantian signifikan, satu perihal yang tentu merupakan para pengacara semacam Pannick serta De Marco hendak terus menikmati keuntungan besar dari tiap permasalahan yang timbul.

Untuk para fans sepak bola, ini merupakan pengingat kalau dunia berolahraga modern tidak cuma soal pertandingan di lapangan, namun pula soal pertempuran di balik layar yang mengaitkan hukum, duit, serta reputasi.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.