May 3, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

PSG Butuh Superstar? Fakta Mengejutkan Era Luis Enrique! – Sepanjang bertahun- tahun, Paris Saint- Germain( PSG) diketahui selaku regu bertabur bintang. Tetapi, di dasar asuhan Luis Enrique, wajah klub berganti ekstrem.

Saat ini, PSG bukan lagi semata- mata kumpulan superstar dengan ego besar, melainkan suatu regu dengan bukti diri yang kokoh serta strategi yang matang. Hasilnya juga mulai nampak: gelar Ligue 1 sudah diamankan serta mereka tengah melaju ke perempat final Liga Champions dengan penuh yakin diri, memburu trofi yang sepanjang ini tidak kunjung datang.

Masa kemudian sesungguhnya telah lumayan berhasil di dasar komando Luis Enrique. PSG mencapai gelar ganda domestik—liga serta piala—serta menggapai semifinal Liga Champions, seluruh itu sembari tergantung pada Kylian Mbappe yang mencetak 44 berhasil.

Tetapi, dalam paruh kedua masa, Mbappe mulai tersingkir dari skuad utama sebab keputusan hengkangnya ke Real Madrid telah tidak dapat dibendung. Banyak pihak meragukan PSG hendak sanggup bertahan tanpa ikon mereka, tetapi Enrique mempunyai pemikiran berbeda.

“ Bila seluruhnya berjalan cocok rencana, masa depan kami hendak jadi regu yang jauh lebih baik, dari seluruh aspek— melanda, bertahan, secara taktik. Aku tidak ragu,” kata Enrique pada dini 2024.

Dini yang Goyah, Kemudian Meledak

Masa 2024/ 2025 tidak diawali dengan sempurna. PSG pernah menelan kekalahan di Liga Champions melawan Arsenal, Atletico Madrid, serta Bayern Munich. Keputusan Enrique buat tidak memainkan striker murni pula menuai kritik, paling utama sebab membuat Randal Kolo Muani tersingkir dari kedudukan utama.

Tetapi segalanya berganti semenjak kemenangan 3- 0 atas Salzburg pada Desember kemudian. Laga itu seakan jadi momen titik balik. Semenjak dikala itu, PSG melaju kencang dengan catatan 24 kemenangan serta 2 hasil imbang dalam 27 pertandingan—hanya sekali kalah, itupun sukses dibalas di leg kedua dikala melawan Liverpool.

Walaupun Mbappe sudah berangkat, lini serbu PSG senantiasa menakutkan. Ousmane Dembélé tampak buas dengan 32 berhasil di seluruh kompetisi. Bradley Barcola, Gonçalo Ramos, serta Desire Doué pula produktif, mencetak total 43 berhasil bersama. PSG dikala ini cuma berjarak satu berhasil dari total berhasil liga mereka masa lalu—dengan 6 laga tersisa!

Regu Muda, Tenaga Baru

Setengah dari 11 pemain yang sangat kerap dimainkan PSG masa ini berumur 23 tahun ataupun lebih muda. Regu muda ini mengandalkan kecepatan, energi, serta tekanan besar. Duet gelandang Vitinha serta João Neves tampak dominan di lini tengah, sebaliknya Achraf Hakimi serta Nuno Mendes membagikan energi ledak dari zona sayap.

Perbandingan dengan masa Lionel Messi serta Neymar sangat mencolok. 2 tahun kemudian, PSG nampak berhamburan serta seakan menghindar dari impian menjuarai Liga Champions. Tetapi saat ini, Enrique sudah merombak atmosfer regu secara merata.

“ Tahun kemudian bagus, kami mencapai sebagian trofi serta ke semifinal Liga Champions. Tetapi masa ini kami jelas lebih baik,” ucap Enrique usai membenarkan gelar Ligue 1 melalui kemenangan 1- 0 atas Angers.

“ Aku bahagia bukan sebab trofi, tetapi sebab komitmen para pemain. Kala aku memandang regu melanda serta bertahan bersama- sama, itu bukan lagi mimpi utopis,” tambahnya.

PSG apalagi berpeluang menuntaskan masa Ligue 1 tanpa satu juga kekalahan—sesuatu yang belum sempat terjalin lebih dahulu dalam sejarah klub. Final Piala Prancis melawan Reims pula telah di depan mata.

Enrique sendiri baru saja memperpanjang kontraknya sampai 2027. Dia menyebut lapisan pemain dikala ini sangat sesuai buat membangun proyek jangka menengah serta panjang. Tidak cuma manajemen, para pemain juga mempercayai seluruhnya filosofi si pelatih.

“ Ia merupakan bosnya. Kami menjajaki idenya serta berupaya menerapkannya sebaik bisa jadi. Itu telah sukses masa kemudian, serta kami masih melakukannya saat ini,” ucap bek Lucas Hernandez.

Misi Eropa: Laga Ulang yang Sarat Memori

PSG hendak berhadapan dengan Aston Villa, yang diurus oleh mantan pelatih mereka, Unai Emery, di perempat final Liga Champions.

Laga ini hendak jadi reuni 2 pelatih yang sempat berseteru dalam duel ikonik Barcelona vs PSG, kala regu Enrique( Barcelona) membalikkan kekalahan 0- 4 di leg awal dengan kemenangan 6- 1 yang legendaris di Camp Nou.

Luis Enrique tidak cuma membuat PSG lebih baik. Dia sudah menjadikannya regu yang kokoh tanpa banyak pemain bintang!

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.