Rugi Besar! Manchester United Otw Kena Kasus?
4 min read
Rugi Besar! Manchester United Otw Kena Kasus? – Bila kamu mencari“ Apa tujuan mendirikan industri? Dengan begitu, suatu industri hendak senantiasa berorientasi pada duit. Tetapi kita wajib amati dahulu, industri itu bergerak di bidang apa?
Bila industri tersebut bergerak di bidang berolahraga spesialnya sepakbola, hingga uraian lebih dahulu tidak berlaku absolut. Serta baru- baru ini, sepakbola Inggris digemparkan dengan berita kalau Manchester United, salah satu klub terpopuler di dunia malah hadapi kerugian besar.
Memandang laporan keuangan Setan Merah, Premier League langsung menangkap sinyal kurang baik. Mereka mengendus mungkin United melanggar Profitability and Sustainability Rules ataupun PSR. Lalu, gimana perilaku MU kedepannya?
Laporan Keuangan MU
Ngomong- ngomong soal kerugian, dalam sepakbola itu sesuatu perihal yang normal. Sekelas Raffi Ahmad juga pusing 7 keliling dikala mengurus Rans Nusantara, terlebih klub- klub Liga Inggris yang mengaitkan dana lebih besar. Apalagi dapat dibilang nyaris seluruh klub Inggris hadapi kerugian.
Cuma saja, angkanya bermacam- macam. Kadangkala besar, kadangkala ya besar banget. Contohnya saja kerugian di zona transfer pemain. Dikala ini Arsenal mengantongi kerugian di angka 25 juta euro. Sedangkan regu London lain, ialah Chelsea hadapi kerugian lebih dari 40 juta euro per masa panas tahun 2024 ini.
Itu baru di zona transfer saja ya, belum secara totalitas. Buat sepenuhnya, dapat kita bahas lain kali. Sebab topik utama kita bukan tentang klub asal London itu, melainkan klub yang kandas menghasilkan tsunami, Manchester United. Dikutip BBC, United sudah memberi tahu kerugian bersih dekat 113, 2 juta lbs sepanjang masa 2023/ 24 per 30 Juni kemarin.
Tetapi bukan kerugian masa ini saja yang jadi permasalahan. Pada masa 2022/ 23, Setan Merah dilaporkan hadapi kerugian di angka 28, 7 juta lbs. Sebaliknya di masa 2021/ 22, United merugi 115, 5 juta lbs, yang mana lebih besar dari masa 2023/ 24. Dengan begitu, United mengantongi kerugian dekat 370 juta lbs dalam 3 tahun terakhir.
Batasan Minimum
Di sisi lain, Premier League memiliki ketentuan sendiri yang mangulas soal batasan minimum kerugian. Namanya PSR, ataupun Profitability and Sustainability Rules. Sepanjang ini, guna PSR mirip- mirip sama Financial Fair Play yang dipunyai oleh UEFA, ialah buat mengawasi berapa banyak kerugian yang dicapai klub sepanjang periode waktu tertentu.
Dikutip The Athletic, ketentuan PSR Premier League menuliskan kalau tiap klub Inggris diberi batasan kerugian di angka 105 juta lbs sepanjang 3 masa. Dengan catatan tiap klub boleh tidak mencantumkan biaya- biaya lain semacam pembangunan infrastruktur, bayaran operasional sepakbola perempuan, serta investasi pada pemain- pemain muda.
Tetapi, atas bawah apa Premier League menyepakati angka tersebut? Dengan angka segitu, berarti Premier League cuma memperbolehkan suatu klub merugi di angka 35 juta lbs per musimnya. Kelainannya, Premier League lebih lunak pada klub yang tidak berpartisipasi di kompetisi Eropa.
Walaupun demikian, masih saja terdapat klub yang melanggar syarat yang telah diresmikan. Everton jadi regu awal yang terserang sanksi akibat pelanggaran ketentuan ini.
Tetapi, sanksi yang diterima Forest tidak sebesar Everton. Mereka cuma memperoleh pengurangan 4 poin saja. Nah yang terkini, terdapat Manchester City yang kabarnya pula berurusan dengan pihak Premier League. Tetapi bukan soal kerugian, yang di- highlight malah langkah City dalam memalsukan laporan keuangannya.
MU Pede
Kembali jor- joran di masa 2023/ 24 seolah berseberangan dengan kampanye yang dikemukakan oleh owner baru, ialah Sir Jim Ratcliffe. Dikala pengakuisisian saham, pengusaha asal Inggris itu berjanji hendak mengganti sudut pandang bisnis United supaya lebih bijaksana dalam mengelola keuangan.
Walaupun begitu, angka kerugian yang keluar bukan seluruhnya salah Sir Jim. Sebab dirinya baru berprofesi sepanjang separuh masa. Pasti hendak susah bila langsung kurangi pengeluaran klub. Di sisi lain, tiap pengeluaran Manchester United yang tercatat sepanjang paruh awal masa 2023/ 24, tercantum transfer pemain belum jadi tanggung jawabnya.
Dikutip BBC, Berrada percaya kalau pengeluaran United masih terletak di koridor nyaman“ Klub senantiasa berkomitmen pada, serta mematuhi, ketentuan laba serta keberlanjutan Liga Premier serta peraturan keuangan adil UEFA,” tegas mantan karyawan Barcelona itu.
Berrada pula meningkatkan kalau dirinya sudah berkolaborasi dengan Direktur Manchester United, Sir Dave Brailsford buat meninjau secara luas tentang pembedahan keuangan yang sudah dilancarkan bersama INEOS. Serta hasilnya, mereka yakin diri kalau Setan Merah jauh dari kata menyalahi ketentuan.
Oh ya, penebusan sebagian saham Manchester United oleh INEOS pula tercantum dalam pendapatan yang lumayan besar untuk industri Manchester United. Setan Merah mengumumkan kalau Sir Jim Ratcliffe sudah membeli 27, 7% saham klub tersebut dengan harga 1, 3 miliyar dolar. Tidak hanya itu, Sir Jim pula sudah menggelontorkan dana dekat 300 juta dolar buat pengembangan di bermacam zona.
Penjualan Pemain
Di dasar INEOS, penjualan pemain diperkirakan bakal jadi sumber pemasukan Manchester United. Perihal tersebut mulai nampak di masa panas tahun 2024 di mana United sangat giat melepas pemain yang dinilai tidak berkontribusi banyak buat klub. Ini di luar Kerutinan klub. Sebab di musim- musim lebih dahulu, United senantiasa kesusahan menjual pemain.
Nah, di masa ini United telah menjual banyak pemain. Keuntungan terbanyak pasti saja didapat dari penjualan pemain- pemain perguruan semacam Greenwood yang dijual ke Marseille dengan bandrol 26 juta euro serta McTominay dengan bandrol 30 juta euro ke Napoli.
Misi perampingan skuad belum menyudahi di sana. Manchester United kabarnya masih mau menjual sebagian pemainnya lagi pada Januari mendatang ataupun masa panas tahun depan. Pemain- pemain yang diperkirakan bakal jadi tumbal merupakan Casemiro, Victor Lindelof, Antony, serta Harry Maguire.
Sasaran Pendapatan
Tidak hanya itu, dalam satu tahun ke depan Manchester United sudah mengendalikan siasat supaya tidak melebihi batasan kerugian yang sudah didetetapkan. Pada bulan Juli kemarin, pihak klub sudah mengumumkan kalau hendak terdapat pengurangan tenaga kerja sebanyak 250 orang.
Itu angka yang sangat besar. Tetapi dinilai efisien buat kurangi bayaran pendapatan, akomodasi, serta lain- lain. Dikutip The Guardian, dengan memberhentikan karyawan sebanyak itu, perwakilan Manchester United berharap bisa mengirit antara 35 juta lbs sepanjang 2 tahun ke depan.
Omar Berrada serta Sir Dave Brailsford pula sudah menyusun strategi buat mendongkrak pemasukan klub. Tidak hanya pengiritan serta penjualan pemain, United bernazar buat mengumpulkan pundi- pundi dari penjualan tiket, pertandingan di Liga Eropa, hak siar, serta pastinya penjualan merchandise.
Klub berharap dapat menciptakan pemasukan sampai 670 juta lbs pada akhir masa depan. Itu hendak sedikit lebih besar dari 661, 8 juta lbs yang dicatatkan pada masa kemudian. Dengan angka segitu, manajemen percaya dapat menyeimbangkan neraca keuangan klub.
Lezat ya jadi MU. Dengan fans yang setara seperempat penduduk bumi, mereka tidak bimbang buat cari uang. Tidak seperti yang onoh saking mumetnya hingga memalsukan laporan keuangan.