May 4, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Sepotong Kisah Menyakitkan Sang Maestro Rui Costa

4 min read

Sepotong Kisah Menyakitkan Sang Maestro Rui Costa – Saking hebatnya, dia hingga dijuluki Il Maestro. Dirinya pula ialah bagian dari generasi emas Portugal bersama nama- nama semacam Luis Figo, Vitor Baia, sampai Paulo Sousa.

Tetapi, di balik kepiawaiannya, Rui Costa ialah pemain yang sangat sentimentil. Pemain yang membuat legenda sepak bola Portugal, Eusebio, terpukau ini mempunyai hati cermin. Banyak momen tangis yang dia lalui sepanjang karirnya, baik sebab wajib meninggalkan klub sampai kekalahan menyakitkan di laga final. Lalu, semacam apa cerita mantan pemain Fiorentina tersebut?

Rui Costa serta Benfica

Ikatan Rui Costa dengan Benfica dapat terangkum oleh suatu berhasil di laga persahabatan. Rui Costa, pemain yang 2 masa lebih dahulu berangkat dari Benfica, mencetak suatu berhasil sehabis sukses melewati 2 rekannya, Helder Cristovao serta Dimas Teixeira.

Sehabis mencetak berhasil, dia langsung menghindar dari gawang. Nyatanya, laki- laki ini menangis. Dia bersedih sebab mencetak berhasil ke gawang Benfica, klub yang telah jadi bagian dari hidupnya. Apalagi semenjak umurnya masih sangat belia.

Rui Costa sendiri merupakan masyarakat lokal Lisboa. Dia lahir di Amadora, suatu wilayah yang berjarak tempuh dekat seperempat jam dari pusat kota. Semenjak kecil, dia memanglah seseorang fans Benfica. Oleh karenanya, kepergiannya dari Estadio da Luz hendak sangat ditangisinya.

Semenjak umur 5 tahun, dia telah bergabung ke regu futsal bernama Damaia Ginásio Clube. Anak sekecil itu telah sanggup membuat Eusebio, legenda sepak bola Portugal serta Benfica, terpukau. Karena, di umurnya yang sekecil itu, Rui Costa mempunyai skill di atas rata- rata kanak- kanak seumurannya.

Tanpa basa- basi, kesimpulannya Rui Costa kecil langsung diangkut ke perguruan Benfica. Mimpinya jadi bagian dari Benfica kesimpulannya langsung jadi realitas. Dia senantiasa masuk di seluruh kelompok usia Benfica. Setelah itu, pada tahun 1990, sehabis bertahun- tahun menaiki tiap jenjang pembelajaran di Benfica, Rui Costa menemukan promosi ke regu senior.

Tetapi, dia tidak langsung memperoleh tempat di skuad regu utama. Pada masa pertamanya jadi pemain pro, Rui Costa dipinjamkan terlebih dulu ke Angkatan darat(AD) Fale. Kesempatannya di masa peminjaman dimanfaatkan betul oleh Rui Costa buat menaikkan jam terbang. Walhasil, Carlos Queiroz memanggilnya ke catatan skuad Portugal buat Piala Dunia Junior 1991.

Penampilan apiknya bersama Carlos Queiroz seperti itu yang kesimpulannya membuat Benfica meyakinkan dirinya buat mulai mengenakan jasa penggemar beratnya itu. Bermain di Estadio da Luz sampai masa panas 1994, Rui Costa sukses membagikan satu trofi Primera Liga serta satu trofi Taca de Portugal, alias Piala Liga.

Setelahnya, Rui Costa berangkat ke Florence buat bergabung bersama Fiorentina, walaupun sesungguhnya pula diminati oleh Johan Cruyff di Barcelona. Kepergiannya dari Benfica buatnya bersedih. Dia sesungguhnya tidak mau bermain di luar Estadio da Luz. Tetapi, demi menyelamatkan klub kesayangannya dari kebangkrutan, kesimpulannya Rui Costa sepakat.

Kesuksesan di Fiorentina serta Perpisahan yang Menyakitkan

Karir Rui Costa di Fiorentina sesungguhnya berjalan dengan manis. Di Artemio Franchi, dia dipuja, dicintai, serta yang sangat berarti, mencapai trofi. Walaupun senantiasa kandas mencapai scudetto. Dia sukses mencapai 2 Coppa Italia serta suatu Supercoppa Italiana buat La Viola.

Duetnya dengan Gabriel Omar Batistuta merupakan perihal ikonik yang hendak senantiasa dikenang dari Fiorentina. Rui Costa merupakan rahasia di balik keganasan Batistuta. Seperti pada pemain no 10 di masa itu, Rui Costa merupakan pengatur serbuan serta penyuplai bola kelas jempolan. Didukung dengan insting mematikan Batistuta, keduanya menjelma jadi mesin berhasil yang beresiko.

Etos saudade khas orang Portugal di masa kemudian, nampaknya menempel kokoh di jiwa Rui Costa. Saudade itu sendiri dapat dimaknai secara simpel selaku suatu yang melankolis. Perihal ini pula yang hendak membuat Rui Costa kilat jatuh hati kepada warga Florence serta menyayangi Fiorentina.

Pada final Coppa Italia terakhirnya bersama Fiorentina pada tahun 2001, seseorang fans turun ke lapangan buat turut memperingati kemenangan bersama Rui Costa. Jelas, petugas keamanan menyeretnya semena- mena. Tetapi, sebab kecintaannya terhadap seluruh suatu yang terdapat di Florence, Rui Costa balik memforsir petugas keamanan buat melepasnya serta membiarkannya kembali ke bangku pemirsa dengan nyaman.

Rui Costa mengulangi di Benfica, Fiorentina menumbalkannya demi menyelamatkan keuangan klub. Respon Rui Costa juga senantiasa sama dengan apa yang dia rasakan lebih dahulu. Dia menangis dikala konferensi pers.

Dia dibeli AC Milan dengan harga 41, 32 juta euro( Rp 718, 14 miliyar) walaupun telah berusia lebih dari 2 dekade.

Golden Generation yang Penuh Tangis

Walaupun generasinya digadang- gadang selaku generasi emas yang sempat sepak bola Portugal mengadakan, mereka tidak sempat mencapai trofi.

Pada Piala Eropa 1996, Portugal melaju dari fase tim selaku juara. Mereka tergabung bersama Kroasia, Denmark, serta Turki. Walaupun diimbangi oleh juara bertahan, Denmark, di laga dini, mereka menyapu bersih 2 laga sisanya.

Piala Dunia 1998, Portugal kandas lolos. Kartu merah yang Rui Costa miliki pada fase kualifikasi membuat Portugal imbang dari Jerman. Sementara itu mereka perlu menang. Dia dihukum oleh wasit akibat dikira sangat lama berjalan kala hendak ditukar pemain lain. Walhasil, Jerman dapat membandingkan keunggulan atas 10 pemain Portugal.

Portugal sesungguhnya tampak meyakinkan semenjak fase tim. Mereka menyapu bersih seluruh pertandingan serta kembali menang di babak 8 besar. Sayang, mereka malah berjumpa Prancis di semifinal, regu yang nyatanya keluar selaku jawara kompetisi.

Terakhir merupakan yang sangat menyakitkan. Final Piala Eropa 2004 merupakan momen sangat dekat untuk Rui Costa buat mempersembahkan suatu trofi bersama regu nasional senior.

Tetapi, semacam yang kita seluruh telah ketahui, mereka malah kalah dengan menyakitkan dari Yunani melalui berhasil tunggal Angelos Charisteas. Tempat sangat sakral untuk hidup Rui Costa, si maestro yang berhati cermin.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.