May 3, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Tak Ada Tijjani, Eliano Reijnders pun Jadi!

4 min read

Tak Ada Tijjani, Eliano Reijnders pun Jadi! – Football lovers tentu sering di dengar dengan peribahasa yang berbunyi,“ Tidak terdapat rotan, pangkal juga jadi”. Tetapi apa iktikad dari peribahasa itu? Pepatah itu memiliki makna kalau kala tidak terdapat rotan yang dapat digunakan, hingga carilah alternatif lain yang mirip. Pangkal dalam perihal ini berperan selaku pengganti rotan serta diharapkan mempunyai kebermanfaatan yang sama.

Peribahasa tersebut saat ini lagi digunakan buat memaknai gambar salaman Erick Thohir serta salah satu pemain generasi yang kabarnya hendak lekas menguatkan Timnas Indonesia, Eliano Reijnders. Dari nama, kamu tentu tidak sering di dengar dengan pemain yang satu ini.

Tidak terdapat Tijjani, Eliano juga Jadi. Sehabis kandas membujuk Tijjani, PSSI bermanuver buat menggaet adiknya. Toh secara guna, mereka nyaris sama. Apalagi, dapat dibilang Eliano dapat lebih bermanfaat untuk Timnas Indonesia. Benarkah demikian?

Darah Indonesia

Saat sebelum mangulas mengapa Indonesia wajib bersyukur mempunyai pemain sekaliber Eliano Reijnders, kita hendak mengulik sedikit tentang garis generasi pemain PEC Zwolle ini.

Apalagi, Ibunya masih mempunyai nama marga asli Maluku, ialah Angelina Lekatompessy. Nama Lekatompessy juga senantiasa tersemat di bagian balik nama Eliano.

Apalagi, sedikit lebih muda dari Egy Maulana Vikri. Bila prosesnya mudah, hingga Eliano dapat membela Timnas Indonesia di sela waktu internasional November nanti.

Keluarga Sepakbola

Darah Indonesia boleh mengalir dari si bunda, tetapi talenta sepakbola yang dipunyai Eliano Reijnders dikala ini ialah campur tangan dari si bapak, Martin Reijnders. Ya, Martin ialah mantan pesepakbola handal yang eksis pada akhir 90- an sampai dini 2000- an.

Tercatat, bapak dari Eliano tersebut sempat membela sebagian klub Belanda, semacam FC Den Bosch, SC Veendam, serta PEC Zwolle. Tidak hanya itu, dirinya pula sempat abroad ke Finlandia serta membela FC Jokerit serta FC Haka pada dini tahun 2000. Nah, dikala Martin berkarir di Finlandia, Angelina masih memiliki Eliano. Hingga dari itu Eliano lahir di Finlandia, bukan Belanda.

Lalu, bakat sepakbola Martin diturunkan ke kedua anak laki- lakinya. Bersama menekuni sepakbola, ekspedisi karir Reijnders bersaudara sedikit berbeda. Semacam yang kita tahu, Tijjani memilah Belanda, sebaliknya Eliano malah melabuhkan hatinya pada Indonesia.

Secara prestasi serta jam terbang, Tijjani jelas lebih unggul dari si adik. Statusnya juga bukan pemain aksesoris. Begitu juga di regu nasional Belanda. Ronald Koeman mempercayakan arah game De Oranje pada Tijjani.

Pemain Muda Potensial

Meski begitu, bukan berarti Eliano Reijnders tidak mempunyai mutu sebaik si kakak. Di umur yang masih sangat muda, dirinya telah mengantongi banyak menit bermain di kasta paling tinggi Liga Belanda.

Menjajaki jejak bapaknya buat berkarir di PEC Zwolle, Eliano telah menemukan peluang tampak di 88 pertandingan Eredivisie serta mencetak 6 berhasil dan 5 assist. Dikutip web Transfermarkt, semenjak 2020/ 2021, caps Eliano Reijnders bersama PEC Zwolle senantiasa di atas 25 pertandingan. Paling banyak merupakan pada masa kemudian, di mana ia tampak 32 pertandingan di Eredivisie serta sekali di ajang Toto KNVB Beker.

Sedangkan pada masa 2024/ 25, Eliano telah mengemas 4 pertandingan di Eredivisie, dimana 3 antara lain dimainkan selaku starter. Posisi aslinya merupakan bek kanan, tetapi kedudukan Eliano di skuad asuhan Johnny Jansen lebih dari itu.

Pada masa 2022/ 23, dirinya pernah dipinjamkan ke FC Utrecht U- 21. Beruntungnya, Eliano sukses membuktikan pertumbuhan yang signifikan di dasar asuhan Darije Kalezic, yang pula diketahui selaku mantan pelatih PSM Makassar. Di masa tersebut, dirinya mencatatkan 35 pertandingan serta mengemas 4 assist di kasta kedua Liga Belanda.

Atribut Kesukaan STY

Adik dari Tijjani Reinders ini tercantum salah satu pemain yang mobile serta dapat bermain di bermacam berbagai posisi dengan sama baiknya. Tidak hanya bek sayap kanan, ia sanggup berfungsi selaku bek kiri, gelandang serbu, winger kiri ataupun kanan, apalagi striker bila regu lagi memerlukan suntikan tenaga di lini depan.

Normal, kiper merupakan posisi yang memerlukan kemampuan spesial, sebaliknya bek tengah bukan posisi yang sempurna untuknya. Sebab Eliano ialah pemain berpostur pendek. Dirinya mempunyai besar 168 centimeter. Bisa jadi, apabila dibanding dengan pemain generasi yang lain, Eliano merupakan yang terpendek.

Tetapi, bentuk badan yang kecil sukses ditutupi oleh mobilitas serta fleksibilitas yang dipunyai Eliano. Tidak heran Shin Tae- yong tetep demen sama pemain yang satu ini. Sebab bentuk badan bukan kekuatan utama dari style bermain pelatih asal Korea Selatan itu. Malah suatu fleksibilitas lah yang jadi atribut kesukaan dari mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu.

Perihal itu dapat kita amati dari pemain- pemain opsi si pelatih di Timnas Indonesia. Nyaris seluruh pemain yang masuk skuad tentu dapat memainkan posisi lain di luar posisi aslinya. Contohnya saja Nathan Tjoe- A- On yang dapat bermain selaku bek kiri, bek tengah, serta gelandang bertahan. Ataupun Witan Sulaeman yang dapat bermain selaku gelandang serbu, sayap kanan ataupun kiri, serta penyerang bayangan.

Style Bermain Eliano

Lalu, kala Eliano mempunyai keahlian dapat bermain di bermacam posisi, gimana style bermainnya? Seperti suatu mesin, Eliano ini memiliki sebagian fashion. Awal, fashion bertahan, jika dirinya bermain di zona pertahanan. Kemudian, fashion melanda yang pasti saja hendak dipakai kala dimainkan selaku sayap. Serta fashion kreatif bila dimainkan selaku gelandang serbu.

Dikala bermain selaku bek, dirinya hendak memakai fashion bertahan. Kala bertahan, Eliano bukan tipikal pemain yang doyan tekel seperti Aaron Wan- Bissaka. Eliano lebih suka mengandalkan kecepatannya buat mengimbangi lari pemain lawan kemudian mencari momen buat merebut bola tanpa wajib menjatuhkan tubuh. Tata cara ini banyak digunakan oleh gelandang- gelandang modern berbagai Manuel Ugarte.

Bila bermain di posisi gelandang, dirinya hendak menggunakan mobilitas serta visi bermainnya buat mendistribusikan bola. Sesekali, dirinya pula memakai kontrol bola yang baik guna sedikit bermain- main serta melewati satu ataupun 2 pemain lawan. 11 12 lah sama abangnya.

Sebaliknya dikala dirinya bermain melanda, Eliano hendak mengandalkan kelincahan serta kecepatannya buat memecahkan pertahanan lawan. Kelebihan dalam distribusi bola pula dapat dimanfaatkan dikala dirinya mengemban posisi ini. Pemain yang serba dapat kayaknya pasti hendak senantiasa bermanfaat untuk Timnas Indonesia.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.