May 3, 2025

Artikelbola

Berita Bola Paling Update di Indonesia Terpopuler

Tersisihkan? STY Berpotensi Coret Mereka dari Timnas Indonesia

4 min read

Tersisihkan? STY Berpotensi Coret Mereka dari Timnas Indonesia – Tidak cuma Timnas Indonesia yang bersaing buat memperebutkan slot mengarah Piala Dunia 2026, para pemain yang terdapat dalam rombongan regu nasional pula silih bersaing. Kedatangan mereka dalam skuad Shin Tae- yong bukan jatuh dari langit, melainkan suatu perjuangan tiada henti.

Masuknya Mees Hilgers serta Eliano Reijnders membuat peta persaingan di internal Regu Garuda kian menarik. Sebagian nama apalagi dikabarkan berpotensi tercoret dari skuad STY jelang laga tandang ke Bahrain serta Cina. Lalu, siapa saja pemain yang terancam tercoret dari Timnas Indonesia tersebut?

Hokky Caraka

Penyerang PSS Sleman, Hokky Caraka, jadi nama kokoh pemain yang berpotensi dicoret buat laga tandang ke Bahrain serta Cina di bulan Oktober mendatang. Sesungguhnya, masuknya nama pemain kelahiran Gunungkidul ke skuad Timnas bulan September kemudian pula mengejutkan banyak orang. Karena, performa Hokky dinilai masih belum layak buat duduk di jajaran pemain Timnas. Apakah asumsi ini kelewatan? Kayaknya sih tidak pula.

Hokky memanglah wajib bekerja lebih keras lagi buat meyakinkan kalau masuknya dia ke Timnas tidaklah suatu kebetulan belaka. dalam 5 laga terakhir bersama PSS Sleman, pemain ini belum juga mencetak berhasil.

Sebagian kali Hokky cuma bermain sepanjang separuh laga saja. Dapat jadi, Hokky cuma dipakai oleh juru taktik Luar biasa Elja sebab regulasi pemain muda belaka. Tidak cuma itu, Sofascore juga mencatat kalau penyerang yang lebih kerap melebar ke sisi kanan ini cuma mempunyai rataan satu tembakan per pertandingan di selama masa ini. Jika telah begini, berarti Hokky memanglah perlu usaha ekstra buat tingkatkan performa.

Wahyu Prasetyo

Masuknya nama Mees Hilgers jelas jadi alarm ciri bahaya buat pemain balik Timnas Indonesia, tidak terkecuali Wahyu Prasetyo. Mantan pemain PSIS Semarang ini terancam dicoret sebab ketatnya persaingan di lini balik regu. Sayangnya, catatan apik 84% operan suksesnya tidak dapat menutupi kenyataan kalau Wahyu telah kemalingan 2 berhasil dalam 4 laga.

Ini wajib jadi atensi spesial untuk Wahyu. Soalnya tugas utama bek merupakan menghalau bola, dapat passing serta dribling itu bonus. Jika beknya tidak dapat rebut bola, masa iya Maarten Paes lagi yang wajib kerja?

Muhammad Ferarri

Sama semacam Wahyu Prasetyo, Ferarri tidak boleh berpuas diri dengan performanya dikala ini. Amunisi anyar bernama Mees Hilgers tidaklah pemain sembarangan. Walaupun Ferarri pula tercantum pemain andalan, tetapi Hilgers bermain di kompetisi yang lebih jempolan.

Dalam 5 laga terakhir, cuma laga melawan PSBS Biak, Carlos Pena tidak merendahkan Ferarri secara penuh. Hasilnya, Persija yang telah terbobol satu berhasil di babak awal wajib mengakhiri laga dengan kekalahan 3- 1. Paling tidak sampai minggu kelima, Liga 1, Ferarri baru melihat pertahanannya terbobol 2 kali, itu juga yang satu melalui titik penalti.

Tetapi Ferarri jangan besar hati hati dahulu, karena catatan dirinya individu masih wajib terus dibenahi. Walaupun akurasi umpannya menggapai angka 91%, atribut bertahan Ferarri terkategori mengenaskan buat dimensi pemain bertahan. Sepanjang 5 laga terakhir, Sofascore mencatat persentase kemenangan dikala duel bolanya cuma 38% serta 55% saja buat kemenangan duel hawa. Maarten Paes beneran kerja keras dong kalo ini.

Pratama Arhan

Posisi Pratama Arhan di bek kiri sejatinya telah terancam semenjak kehadiran Calvin Verdonk. Arhan yang awal mulanya cuma bersaing dengan Shayne Pattynama wajib menelan realitas kalau Calvin Verdonk merupakan seseorang pemain jempolan. Melanda? Dapat. Bertahan? Ya pasti saja.

Ditambah, realitas kalau 2 saingannya tadi ialah andalan di timnya tiap- tiap, kian membuat Arhan gigit jari. Semenjak bergabung juga, Arhan cuma bermain sekali. Itu juga, Arhan cuma bermain dekat 3 menit saja saat sebelum diusir keluar sebab kartu merah.

Semenjak kartu merah itu, pemain yang fenomenal dengan lemparan panjangnya ini tidak sempat diberi peluang lagi. Sedangkan di Timnas, Shin Tae- yong memberinya peluang dari bangku cadangan pada laga melawan Australia. Tetapi sayang, penampilannya belum sanggup membagikan pengaruh berarti buat Indonesia.

Nadeo Argawinata

Mantan kiper andalan Shin Tae- yong, Nadeo Argawinata, nyatanya kian lama kian tersisihkan. Sehabis memperoleh saingan berat bernama Ernando Ari, kehadiran serta penampilan luar biasa Maarten Paes membuat namanya kian terlupakan.

Sementara itu performanya di klub terkategori cukup lho. Sampai laga ke- 5 Liga 1, Nadeo senantiasa tampak penuh di 3 laga dini. Pada laga ke- 4, Nadeo terserang kartu merah kala laga baru berjalan 12 menit sehingga dia tidak bermain di laga selanjutnya. Walaupun begitu, dia baru sekali merasakan jala gawangnya bergetar.

Performanya di kompetisi regional juga masih sempurna, pemain asal Kediri ini belum sempat memungut bola dari gawang Borneo FC. Kemudian gimana dengan tugasnya selaku kiper? Nyaman. Sofascore mencatat Nadeo memiliki 92% penyelamatan berhasil. Sayangnya, performa apik serta ketenangan Nadeo masih hendak susah buatnya merebut posisi kiper utama dari Maarten Paes.

Ricky Kambuaya

Terakhir, terdapat Ricky Kambuaya. Sama semacam Nadeo, Kambuaya yang pula ialah andalan STY di masa kemudian, lama- lama mulai tersisihkan. Performa apik pemain lain serta kehadiran Eliano Reijnders yang serba dapat, membuat Kambuaya rawan tercoret dari catatan pemain tengah Regu Garuda.

Performa pemain yang telah mempunyai 37 caps di tingkat klub juga terkategori mengecewakan. Cuma dalam 5 laga, Kambuaya telah mengoleksi 3 kartu kuning serta suatu kartu merah. Seluruh kartu kuning tadi didapatkannya pada 3 laga awal serta disempurnakan dengan kartu merah di akhir laga melawan PSM Makassar.

Walhasil, Kambuaya tidak dapat bermain di laga ke- 4 Dewa United melawan PSIS Semarang. Tetapi, skill pemain yang diketahui sangat teknikal ini senantiasa mempesona. Sofascore mencatat kalau Kambuaya mempunyai rataan drible berhasil sebesar 70% per pertandingan. Tidak cuma itu, rataan umpannya per pertandingan pula masih terkategori besar, ialah 84%.

Dengan statistik semacam itu, tidak mengherankan bila di masa kemudian Kambuaya senantiasa dijadikan andalan oleh Shin Tae- yong. Tetapi, era telah berganti. Saat ini, banyak pemain yang tidak kalah bermutu dari Kambuaya telah bergabung.

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.