Timnas Indonesia Punya Kesempatan Bikin Graham Arnold Dipecat
4 min read
Timnas Indonesia Punya Kesempatan Bikin Graham Arnold Dipecat – Misi balas dendam Shin Tae- yong atas kekalahan telaknya dari Graham Arnold pada Piala Asia kemudian, dapat mempunyai akibat yang besar pada masa depan Graham Arnold. Karena, apabila STY dapat menaklukkan Australia, pemecatan Graham Arnold selaku nahkoda Socceroos besar mungkin hendak jadi realitas.
Kekalahan atas Bahrain pada laga pembuka Tim C kemudian membuat publik sepak bola Australia kembali geram. Karena, semenjak dulu, suara sumbang menimpa pemecatan laki- laki berumur 61 tahun ini telah terdapat, tetapi tidak kunjung terwujud. Lalu, apa sih yang sesungguhnya terjalin?
Sepak Terjang Graham Arnold Bersama Socceroos
Karir kepelatihan Graham Arnold sesungguhnya telah diawali apalagi saat sebelum dia memutuskan buat gantung sepatu dari sepak bola pada dini tahun 2002. Semenjak tahun 2000, mantan pemain Roda JC serta NAC Breda ini telah terletak di pinggir lapangan selaku asisten pelatih Socceroos.
Awal mulanya, dia ditarik oleh rekannya dikala bermain di Eropa, Frank Farina, buat menolong pekerjaannya selaku nahkoda utama. Arnold malah senantiasa bertahan dan otomatis jadi asisten pelatih, Guus Hiddink.
Oleh sebab itu, normal rasanya bila pengaruh Graham Arnold telah sangat mengakar di Timnas Australia. Sehabis Piala Dunia 2010 berakhir, Australia bersih- bersih. Gerbong Pim Verbeek berakhir, tercantum Graham Arnold yang telah 10 tahun berkarir. Sehabis kepergian Arnold ini, Australia kesimpulannya lepas dari pengaruhnya. Hasilnya cukup. Socceroos sukses menyabet gelar juara di Piala Asia 2015.
Periode Socceroos tanpa Graham Arnold ini berjalan dekat 8 tahun. Tetapi sebab ketidakstabilan dalam bentuk seringnya berubah pelatih serta kegagalan Socceroos di Piala Dunia 2018, Australia kesimpulannya memanggil kembali Graham Arnold ke pinggir lapangan serta saat ini tidak lagi berstatus asisten pelatih, melainkan selaku pelatih kepala. Kayaknya mereka merindukan kestabilan yang dibawa Graham Arnold dengan bermacam pengaruhnya di masa kemudian.
Pendek cerita, Graham Arnold kembali serta Australia selaku juara bertahan Piala Asia 2019 malah kandas menembus semifinal. Australia yang lebih diunggulkan serta tampak dominan malah kalah 1- 0 dari Uni Emirat Arab. Kecewa? Jelas. Tetapi publik Australia masih dapat sedikit menoleransi kegagalan ini walaupun keraguan mereka mulai berkembang.
Mereka nyaris tidak lolos ke Piala Dunia 2022 sebab mencapai 6 laga tanpa kemenangan sehingga mereka wajib menempuh jalan kualifikasi lanjutan sampai kesimpulannya lolos sehabis menaklukkan Peru. Tetapi, di Piala Dunia penuh anomali tersebut, performa Socceroos pula hadapi anomali. Mereka dengan ajaib dapat lolos ke babak 16 besar serta kalah dari juara kompetisi, Argentina.
Keberhasilan ini lumayan buat membuat Graham Arnold bertahan sampai Piala Asia 2023. Mereka kandas di perempat final dari Korea Selatan. Kegagalan ini membuat fans Australia kesimpulannya bersuara lagi kalau rezim Arnold wajib berangkat. Ditambah, hasil akhir lawan Bahrain pada 5 September kemudian terus menjadi membuat narasi ini kian jadi.
Mulai Tuai Banyak Kritik
Sejatinya, kritik tajam terhadap Graham Arnold telah mulai terasa semenjak 6 laga tanpa kemenangan Socceroos di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Tetapi dengan ajaib, federasi sepak bola Australia malah membela serta mempertahankan pegawainya tersebut. Sebabnya? Kestabilan. Ya, mereka menyangka bila langsung memecat Arnold dikala itu pula, kestabilan regu dapat goyang. Sebab tidak ingin mengambil efek, PSSI- nya Australia tersebut kesimpulannya memutuskan kalau Arnold dapat bertahan paling tidak sampai Piala Dunia 2022 berakhir.
Tetapi sialnya, semacam yang telah disebutkan lebih dahulu, Graham Arnold malah dapat bawa Socceroos lolos sampai babak 16 besar. Menyerupai prestasi Guus Hiddink di tahun 2006. Walaupun para fans senantiasa menyangka game regu nasionalnya mengecewakan, Australia yang memandang lolosnya Socceroos tersebut selaku prestasi, membuat Arnold dapat bertahan lebih lama lagi.
Tetapi senantiasa saja, kegagalannya bawa Australia ke laga puncak Piala Asia 2023 telah membuat publik sepak bola muak. Walaupun bersama bermain melanda semacam Ange Postecoglou, Graham Arnold dikira sangat dogmatik sehingga tidak mempunyai pemecahan apabila lini depan mereka buntu.
“ Kami unggul 1- 0, kami memiliki peluang buat 2- 0, 3- 0, serta bila kalian tidak mengambil peluang itu bersiaplah buat dihajar balik. Perihal yang seragam pula kembali terjalin kala Socceroos kalah dari Bahrain. Dia memanglah mengakui kalau para penyerangnya frustrasi sebab tidak dapat menjebol gawang lawan. Tetapi senantiasa saja, bukannya bermuhasabah, dia malah mencari alibi soal persiapan.
“ Kamu wajib membagikan kredit tertentu kepada Bahrain. Mereka tiba ke mari lebih dini. Mereka mempersiapkan diri sepanjang 10 hari. Mereka datang di mari 10 hari saat sebelum pertandingan, serta mempersiapkan diri dengan baik,” ucap Arnold dilansir dari Goal.
Walhasil, kemarahan yang telah lama dipendam pecinta sepak bola Australia menciptakan titik ledaknya. Para fans meluapkan emosinya di sosial media serta menyangka ini ialah waktu yang pas buat mendepak Arnold berangkat.
Keuntungan Indonesia serta Peluang STY
Realitas ini jelas ialah berita baik untuk Timnas Indonesia. Karena, tidak hanya bakal didukung oleh puluhan ribu suporter di GBK, keadaan ruang ubah Australia yang lagi goyang hendak jadi keuntungan untuk anak asuh Shin Tae- yong. Lebih- lebih keadaan moral Regu Garuda lagi tinggi- tingginya sehabis sukses mencuri poin dari Jeddah.
Tidak kondusifnya ruang ubah Australia dapat nampak dari gestur Graham Arnold kala dia bersama rombongan Timnas Australia mendarat di Indonesia pada Jumat, 6 September kemudian. Dikutip oleh Tribunnews, raut muka Graham Arnold nampak tegang serta jengkel. Dia juga menolak dikala hendak diwawancarai oleh awak media.
Serta yang terutama laga ini pula ialah peluang emas Shin Tae- yong buat membalaskan kekalahan 4- 0 di Piala Asia 2023 kemudian. Terlebih, STY pula sempat memiliki catatan apik membantai Graham Arnold 5- 0 dikala masih menukangi Seongnam Ilhwa. Siapa ketahui, dapat terulang lagi kan? Kalaupun tidak, hasil imbang juga telah lumayan buat membuat posisi Graham Arnold selaku pelatih kepala Australia di ujung tanduk.