Tuchel adalah penunjukan yang bagus untuk Inggris, Potter
3 min read
Tuchel adalah penunjukan yang bagus untuk Inggris, Potter – Graham Potter menyongsong pelatih kepala baru Inggris, Thomas Tuchel, selaku” penunjukan yang sangat bagus” tetapi berkata manajer asli Inggris” mutlak” lumayan bagus buat memenangkan trofi internasional utama.
Orang Inggris serta mantan bos Chelsea, Potter, 49 tahun, berhubungan dengan posisi Three Lions namun tidak mengkonfirmasi apakah dia sudah diwawancarai buat kedudukan tersebut.
Tuchel asal Jerman, yang digantikan oleh Potter selaku manajer Chelsea pada September 2022, dinamai selaku bos permanen non- British ketiga dari regu laki- laki Inggris bulan ini.
” Mereka sudah membuat penunjukan yang sangat bagus buat seseorang pelatih yang jelas sukses, serta sudah memenangkan banyak perihal,” kata Potter kepada podcast Planet Premier League BBC.
” Rasanya itu merupakan gerakan mengarah gimana kita memerlukan seseorang pelatih yang menang, seseorang pelatih papan atas yang bisa menolong para pemain papan atas ini.[Untuk itu] Thomas merupakan pelatih yang fantastis serta penunjukan yang bagus.”
CEO Asosiasi Sepak Bola Mark Bullingham berkata” dekat 10 orang” diwawancarai, tercantum” sebagian kandidat Inggris”, saat sebelum Tuchel menemukan pekerjaan tersebut.
Potter menolak buat melaporkan apakah ia salah satu kandidat itu, berkata ia sudah” berdialog dengan sebagian orang”.
Pelatih kepala Inggris U- 21 Lee Carsley mengambil alih kedudukan senior secara interi serta berhubungan dengan memperoleh pekerjaan secara permanen, sedangkan manajer Newcastle Eddie Howe berkata ia tidak menerima” kontak dari FA”.
Bos Wolves Gary ONeil, salah satu dari 3 manajer Inggris di Premier League, berkata kalau sepak bola Inggris cuma wajib menyalahkan dirinya sendiri atas keputusan FA buat memilah manajer dari luar negara, sembari meningkatkan kalau ia tidak mempunyai permasalahan dengan penunjukan Tuchel.
Potter bawa Brighton ke peringkat paling tinggi selama masa mereka di peringkat kesembilan Liga Premier sepanjang masa serta dinilai selaku salah satu pelatih Inggris paling atas saat sebelum bertahan kurang dari 7 bulan selaku kepala Chelsea.
Tidak terdapat pelatih Inggris dikala ini yang sempat memenangkan Liga Champions, namun Tuchel memenangkan kompetisi klub terbanyak Eropa dengan Chelsea.
Apa aku berpikir kalau seseorang pelatih Inggris dapat memenangkan Piala Dunia ataupun suatu trofi besar? Ya, pasti saja aku berpikir begitu, kata Potter, yang belum kembali ke manajemen sehabis kepergiannya dari Chelsea.
Kamu amati pemenang- pemenang Euro sebelumnya- pelatih Spanyol[Luis de la Fuente] aku rasa bukan pelatih yang sempat memenangkan Liga Champions?
Aku tidak pikir pelatih Argentina[Lionel Scaloni, yang memenangkan Piala Dunia 2022] sempat jadi pelatih pemenang Liga Champions?
Namun pada dikala yang sama, aku menguasai bila itu merupakan kriteria[menjadi seseorang pemenang di tingkat klub].
Suatu tantangan untuk pelatih EFL yang bercita- cita.
Inggris cuma mempunyai manajer penuh waktu berkebangsaan Inggris semenjak pelatih Italia serta pemenang Liga Champions Fabio Capello membimbing Three Lions, suatu periode yang berakhir tanpa trofi.
Gareth Southgate, yang tidak memenangkan trofi besar selaku pelatih klub, mengambil alih timnas Inggris serta menggapai 2 final Kejuaraan Eropa.
Potter mengetuai regu Swedia Ostersund dari divisi keempat ke divisi paling atas dengan 3 promosi dalam 5 masa serta memenangkan Piala Swedia 2017, saat sebelum menghabiskan waktu di divisi Championship dengan Swansea City.
Ia yakin kalau menghakimi manajer cuma bersumber pada kemenangan merupakan dimensi yang lumayan biner, membuat jalan jadi tantangan untuk pelatih yang naik ke piramida English Football League[EFL].
Sepakbola memandang apakah Kamu menang ataupun kalah serta bila Kamu menang, Kamu bagus serta bila Kamu kalah, Kamu tidak begitu bagus,” kata Potter.
Bila Kamu mengelola regu EFL, itu merupakan regu yang didominasi oleh pemain Inggris, serta setelah itu Kamu masuk ke Premier League, serta itu lebih multinasional, hingga hal- hal semacam style game jadi suatu tantangan.
Sehabis berhasil untuk pelatih di EFL, apakah regu di Premier League memandang itu serta mengatakan OK, ya, itu barometer yang baik untuk kami buat mempekerjakan?
Pada dikala ini, kayaknya tidak begitu.