Waktunya Connor Gallagher Berpisah dengan Chelsea
4 min read
Waktunya Connor Gallagher Berpisah dengan Chelsea – Conor Gallagher dikabarkan menolak tawaran perpanjangan kontrak dari Chelsea. Penolakan tersebut sangat normal terjalin karena Atletico Madrid tengah dalam misi buat membawanya ke Spanyol. Dilansir dari Talksport, penolakan tersebut dapat dimengerti karena dengan bergabung pasukan Diego Simeone, Gallagher memiliki peluang buat bertanding di Champions League.
Paling tidak, semenjak 31 Juli 2024, Atletico serta Chelsea telah setuju menimpa kepindahan pemain regu 3 Singa tersebut. Dilansir dari The Athletic, keduanya sudah setuju di kisaran angka 40 juta euro( Rp 704 miliyar). Lalu, apakah ini memanglah waktunya pemain yang digadang selaku penerus Frank Lampard tersebut buat berangkat dari Stamford Bridge?
Sesungguhnya, kepergian Gallagher dapat jadi win- win solution baik buat Chelsea serta Gallagher sendiri. Gallagher sendiri jelas tertarik buat dapat bermain di tingkat yang lebih besar. Dirinya tentu muak terus- terusan berkubang di papan tengah serta cuma berupaya merebutkan posisi Europa League serta Conference League, alih- alih Champions League.
Untuk pemain berlabel regu nasional, terlebih regu nasional Inggris, serta telah berumur 24 tahun, tidak dapat bermain di kompetisi paling tinggi di Eropa merupakan sesuatu kekurangan tertentu. Sepanjang ini, Gallagher cuma sekali bermain di Champions League. Gallagher sempat membersamai Chelsea sampai perempat final Champions League 2022/ 23, kala mereka dibabat Real Madrid dengan agregat 4 berhasil tanpa balas.
Bersama Chelsea juga, baru pada masa kemudian Gallagher dapat menemukan menit bermain di atas 2, 000 menit dalam semusim. Lebih dahulu, pada masa 2022/ 23 yang mana ialah masa awal sehabis periodenya selaku pemain pinjaman berakhir, Chelsea cuma menurunkannya sebanyak 1, 616 menit saja.
Angka tersebut jelas jauh di dasar kala dirinya masih berstatus selaku pemain pinjaman. Bersama West Bromwich Albion pada masa 2020/ 21, Gallagher bermain sepanjang 2, 532 menit sepanjang semusim. Sedangkan dikala bermain buat Crystal Palace, angka tersebut naik jadi 2, 851 menit. Performanya dikala berseragam merah- biru pula mengesankan, 8 berhasil serta 3 assist sukses dicetaknya di Premier League.
Sedangkan untuk The Blues sendiri, kepergian Gallagher pula mempunyai sebagian sisi positif yang dapat disyukuri. Kepergian Gallagher masa ini jelas hendak membuat The Blues lebih untung dibanding wajib menahannya serta Gallagher berangkat di dini masa depan.
Karena, masa ini merupakan tahun terakhir dalam masa kontrak Gallagher di Chelsea. Apabila Gallagher berangkat pada masa panas ini, regu yang hendak memboyongnya jelas wajib membayar beberapa duit tebusan. Sedangkan, apabila Chelsea keras kepala menahannya, kala Gallagher sendiri ogah memperpanjang kontrak, jangan salahkan Gallagher apabila kepergiannya nanti cuma berbuah hikmah alih- alih bisa dana.
Manajemen The Blues harusnya belajar dari permasalahan Antonio Rudiger serta Andreas Christensen. Keduanya berangkat dari Stamford Bridge dengan cuma- cuma. Sementara itu The Blues dapat saja menjual mereka semusim lebih dini, serta dananya dapat dibelikan pemain pengganti yang dengan harga yang sedikit lebih miring supaya senantiasa untung.
Tetapi, entah apa yang terdapat dipikiran manajemen The Blues tidak hanya membakar duit. Kayaknya mereka memanglah lebih hobi menghambur- hamburkan duit dibanding mencari duit. Ataupun bisa jadi mereka memanglah lebih suka mengambil hikmah dari kesalahan, walaupun tidak sempat dicoba di setelah itu hari.
Tidak hanya itu, kepergian Gallagher pula hendak meringankan beban pendapatan Chelsea.
Angka tersebut terbilang cukup. Bersumber pada informasi Capology, angka tersebut apalagi lebih besar dari penggabungan pendapatan Cole Palmer serta Mykhailo Mudryk yang jumlahnya dekat 208 ribu euro( Rp 3, 6 miliyar) saja per pekannya. Pastinya, kepergian Gallagher dapat mengirit pengeluaran mengingat mereka pula baru mendatangkan sebagian pemain baru.
Tetapi, dari seluruh itu, yang sangat berarti dari penjualan Gallagher merupakan Chelsea dapat memperoleh keuntungan bersih yang buatnya dapat sedikit bernapas dari ketentuan finansial yang berlaku. Premier League mempunyai ketentuan yang diucap dengan Profitability and Sustainability Rules( PSR) yang berikan batasan sebanyak apa suatu regu boleh merugi tiap musimnya.
Lebih dahulu, Chelsea telah menemukan untung bersih dari penjualan pemain lulusan akademinya, Ian Maatsen, ke Aston Villa. Keuntungan dari penjualan pemain lulusan perguruan hendak dikira selaku laba bersih, berbeda dengan penjualan pemain non perguruan asli yang masih wajib dihitung lagi. Keuntungan dari penjualan Gallagher hendak membuat Chelsea dapat sedikit menghindari batasan kerugian yang telah didetetapkan.
Dari penjelasan- penjelasan tadi, kepergian Gallagher memanglah pemecahan terbaik buat kedua pihak. Gallagher dapat bermain di kompetisi yang lebih besar serta Chelsea dapat sedikit lebih sehat secara keuangan.
Semacam yang dilansir dari The Athletic, tidak terdapat jaminan Conor Gallagher hendak senantiasa dimainkan masa ini. Enzo Maresca juga nampaknya tidak hendak memakai skema yang sama dengan apa yang masa kemudian dimainkan oleh Mauricio Pochettino. Terlebih, kehadiran anak opsi Enzo Maresca, Kiernan Dewsbury- Hall, membuat masa depan Gallagher terus menjadi buram.
Nyatanya, ini memanglah waktu yang cocok untuknya meninggalkan Chelsea, tempat yang telah dihuninya semenjak umur 6 tahun. Telah saatnya masyarakat lokal Cobham tersebut merantau. Terlebih, Enzo Maresca sendiri tidak menutup mungkin menimpa kepergiannya.
“ Dikala ini, Conor hendak bergabung lagi dikala kami kembali ke Cobham. Aku pikir dirinya siap bergabung ataupun bisa jadi sebagian hari lagi buat mulai berlatih bersama Cole Palmer serta Marc Cucurella. Nantinya, ia hendak berlatih bersama kami. Kala bursa transfer dibuka, seluruh perihal dapat terjalin. Tidak cuma buat Conor, tetapi pula buat seluruh pemain,” ucap Maresca via Football London.
Semacam yang telah dikenal, 3 pemain yang disebutkan Maresca tersebut merupakan pemain yang bermain sampai final Euro 2024. Oleh sebab itu, Maresca tidak membawanya buat touring pramusim ke Amerika Serikat.
Apabila bergabung ke Atletico Madrid, Conor Gallagher hendak lebih bermanfaat untuk Diego Simeone dibanding sepak bola possession Enzo Maresca. Semacam yang dilansir dari The Football Analyst, Simeone menitikberatkan taktiknya pada pertahanan yang disiplin serta serbuan balik yang mematikan.
Profil Gallagher mempunyai kecocokan dengan style bermain tersebut. Dilansir dari The Mastermind Site, keahlian Gallagher buat dapat menggapai sepertiga pertahanan lawan di waktu yang pas membuat pemain ini dikira selaku titisan Frank Lampard. Keahlian ini jelas diperlukan dalam serbuan balik.
Bagi The Coaches’ Voice, Gallagher sanggup jadi penyambung antara fase bertahan jadi melanda, apalagi dari posisi yang sangat dalam. Tidak hanya itu, determinasi serta keahlian bertahannya pula dapat sejalan dengan filosofi game Simeone yang terkesan gahar serta cenderung keras. The Mastermind Site menyebut keahlian pressing serta tackling- nya merupakan kunci kekuatan lini tengah Crystal Palace dikala Gallagher masih bermain di situ.